543 - Sidang.

1.2K 117 10
                                    

31 Oktober 2022.

Vote, Comment Jangan Lupa!

Vote, Comment Jangan Lupa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

543 ; Sidang.

▪️
▪️
▪️

"Nadhira siapa Mas?" Icel tiba-tiba bertanya, ini sudah pukul tiga dini hari. Setelah melakukan proses perkembang biakan yang terus saja dilakukan secara beruturut-turut selama beberapa jam, sepasang suami istri itu memutuskan untuk mengisi perutnya. Mereka duduk berhadapan dengan sebuah mangkuk mie rebus dihadapannya.

Hansel menoleh, "Temen saya." jawab Hansel.

Icel mencibir, "Temen nya banyak cewek nya ya." katanya.

Hansel tertawa, "Coba tanya sama Hanum kalau gak percaya, dia temen Mas yang tiba-tiba belok ambil jurusan kedokteran di tahun ketiga. Abis itu ngilang, Mas gak pernah ada kontak sama dia lagi."

"Kenapa?" Icel penasaran, dilihat dari cara mereka berbicara di twitter itu sudah cukup jelas mereka dekat. Jika putus kontak di tahun ketiga perkuliahan rasanya mustahil bisa seakrab itu.

"Gak penting, mungkin." jawab Hansel santai, "Saya gak pernah mikirin hal lain sewaktu kuliah, saya cuma mikir gimana saya dapet nilai bagus biar Papi seneng."

"Termasuk cewek?" ucap Icel.

Hansel mengangguk, cowok itu mendorong mangkuk berisi mie rebus kehadapan Icel. "Makan nanti ngembang."

Icel menurut, ia mengaduk mie miliknya dan sedikit demi sedikit menyuapkan mie itu pada mulutnya. Hansel betulan sudah gila, jika ia mengingat apa yang sudah terjadi tadi itu membuatnya sedikit tak percaya bahwa cowok yang bersamanya adalah Hansel.

Bayangkan saja, setelah selesai ronde pertama Hansel kembali membuatnya bekerja. Terus seperti itu dan hanya diberikan jarak beberapa menit untuk beristirshat.

Segala penjuru kamar sudah mereka lewati, dan yang terakhir adalah balkon. Icel tak tau bagaimana awal mulanya ia sampai disana yang ia ingat hanyalah ketika ia membuka mata hawa dingin pun sudah menusuk kedalam kulitnya. Berdoa saja, semoga tak ada yang melihat.

"Sekarang giliran saya yang tanya." ucap Hansel.

Icel menaikan satu alisnya, "Apa?"

"Hubungan kamu sama Bagas gimana?" ceplos Hansel.

"Hah?"

Hansel tersenyum, "Gimana?" tanya nya lagi.

Icel menggeleng pelan, "Gak gimana-gimana, kita temenan biasa."

Hansel menyimpan sendok dan garpu nya, ia meneguk air putih miliknya lalu menyandarkan punggungnya pada kursi. "Kamu percaya hubungan pertemanan cewek cowok bisa langgeng tanpa ada pihak yang berkorban?"

"Maksud Mas?" Icel mengerjap, kenapa perkataan Hansel terdengar sangat serius terlebih senyuman miring cowok itu betulan membuat bulu kuduk Icel merinding.

"Saya tau kamu polos, tapi saya gak ngira kamu bisa sepolos ini." sindir Hansel.

"Apasih." kesal Icel, ia menendang kaki Hansel gemas seraya berucap, "Ngomong yang jelas, minta jatah aja jelas banget."

Hansel menggelengkan kepalanya, "Seharusnya bukan kamu yang cemburu, tapi saya."

Setelah mengatakan itu Hansel berdiri, ia membawa mangkuk dan gelas kotor lalu menyimpannya di wastafel. Sementara Icel hanya diam melongo, ia menyaring semua perkataan rancu Hansel namun tetap saja ia tak mengerti. Maka cewek itu bergerak cepat untul memgekori Hansel, ia menarik ujung kaus Hansel seraya berucap. "Jelasin dulu Mas."

Hansel membalikan badannya, ia tersenyum seraya menjentikan jarinya di hidung Icel. "Tidur, udah mau subuh."

Icel menggelengkan kepalanya, ia menghadang tubuh Hansel sebelum Hansel berbicara dengan jelas ia tak akan pergi dan akan terus meneror Hansel. Kenapa harus ada nama Bagas? Kenapa harus Hansel cemburu? Sebetulnya, apa yang Hansel ketahui tentang Bagas?

"Mas." cicit Icel.

Hansel tersenyum lagi, ia mengusap ujung dagu Icel yang terdapat percikan kuah Mie rebus tadi lalu berujar, "Intinya saya percaya sama kamu, mau sebanyak apa-pun cowok yang suka sama kamu itu gak akan ganggu saya sama sekali karena saya percaya sama istri saya sendiri."

Icel melongo, matanya mengerjap berkali-kali.

Hansel terkekeh pelan ia sedikit membenturkan dahi nya dengan milik Icel, "Jangan malah ngelamun." Cowok itu diam sebentar kemudian kembali berimbuh, "Kamu juga harus percaya sama saya, mau berapa banyak cewek yang muncul jangan sampek bikin kamu curigain saya yang berujung kita ribut. Itu gak bagus, kunci nya cuma satu kamu percaya sama saya segimana saya percaya sama kamu. As simple as that."

"Terus Bagas?"

Hansel menggeleng pelan sambil terkekeh, "Lupain." katanya.

Mereka pun berjalan untuk kembali ke kamar, Hansel menggandeng Icel karena sebelum turun tadi Icel mengeluh selangkangannya sedikit nyeri. Ya bayangkan saja, Hansel betul-betul menghabisinya.

Sedangkan Icel, pikiran cewek itu melayang pada perkataan Hansel. Apa mungkin maksudnya Mas Hansel mengira Bagas menyukainya? Tapi bagaimana bisa Hansel berpikiran seperti itu? Bukan kah ia sudah sangat tau bahwa ia dan Bagas sudah betulan seperti adik kaka, konyol saja jika Hansel berpikir hal aneh dan menyebut Bagas menyukainya.

Namun lagi-lagi Icel kembali berpikir, apa alasan Bagas tak pernah mau merespon Hela karena Bagas menyukainya?

Apa alasan kejombloan Bagas selama ini adalah dia?

Atau, apa alasan Bagas begitu baik terhadapnya juga karena Bagas menyukainya?

Icel menggelengkan kepalanya, ia melirik Hansel yang sudah terbaring di ranjang. Cewek itu menyusul, ia merebahkan tubuhnya disisi Hansel. Dengan ragu-ragu Icel bertanya, "Maksud Mas, Bagas suka sama aku?"

Hansel tertawa, ia menggelengkan kepalanya lalu memeluk Icel erat. "Tidur, besok saya harus kerja."

"Mas ih." ringik Icel.

"Tidur atau lanjutin lagi yang tadi?" ancam Hansel.

Icel meringis, dengan cubitan tangannya dipinggang Hansel cewek itu memekik,

"PUNYA SUAMI SEJAK KAPAN MESUM BEGINI?"


-TBC-

Married By Accident - HaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang