Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 546 - 550
▪️ ▪️ ▪️
"Semalem gue bahas masalah Bagas."
Satu kalimat rancu berhasil menarik atensi dari beberapa orang di sebuah ruangan yang tak begitu besar. Kelima orang itu menatap pada seseorang yang duduk santai menyandar pada sofa coklat sambil memainkan gawai nya, cowok itu seperti acuh namun ia sedang menunggu respon dari kelima temannya itu.
Hanum mengerjap, setelah beberapa detik cewek itu diam akhirnya Hanum membuka mulutnya dan dengan penuh emosi melemparkan gulungan tissue yang ia pegang sebelumnya pada Hansel.
"You udah gila? Kita udah sepakat untuk keep masalah ini, parah banget!"
Hansel tertawa, "Kelepasan." katanya pelan, ia bergerak pelan menyimpan ponselnya diatas meja. Kedua tangannya saling bertautan dengan kedua sikut yang bertopang pada pahanya. Cowok itu kembali berujar, "Gue juga kaget sama apa yang gue omongin, tapi ya udah lah Icel nya aja gak anggep serius."
"Gimana kalau Icel bilang ke Bagas?" Jeha berucap datar, rupanya cowok itu ikut menyimak ketika sikap nya terlihat acuh, "Dan Bagas ngerasa semuanya udah kebongkar terus jadinya bikin hubungan dia sama Icel gak baik."
Hansel menggelengkan kepala, ia betulan tak peduli dengan masalah Bagas yang ternyata menyukai istrinya. Sejujurnya, Hansel sudah tau perihal ini dari lama, namun cowok itu tak pernah merespon lebih toh tidak ada itikad jelek dari Bagas sendiri. Cowok itu betulan berteman dengan tulus dan tak berharap agar Icel membalas perasaanya sama sekali.
Lalu dimana Hansel tau fakta bahwa Bagas menyukai istrinya? Maka jawabannya adalah Ian.
Ian adalah salah satu dosen dimana Icel berkuliah. Cowok itu tanpa sengaja mendengar beberapa pembicaraan mengenai geng TKW yang memang cukup terkenal dikampus.
Diawali dengan gosip yang menyebutkan bahwa Bagas adalah seorang Gay, karena dari semua member TKW hanya Bagas yang terlihat tak tertarik pada lawan jenis. Hingga, ada segelintir orang yang mengira kebaikan dan kedekatan Bagas dengan Icel karena Bagas menyukai Icel, juga alasan Bagas betah menjomblo pun karena Icel. Ian awalnya tak peduli, toh itu hanya gosip pikirnya hingga tiba-tiba ia mendengarnya langsung.
Sebuah pembicaraan-ah tidak. Ini lebih seperti debat antara Darrend dan Bagas. Dimana ketika itu Darrend berkali-kali meneror Icel dengan coklat juga ucapan-ucapan dari surat yang ia kirimkan. Bagas tak terima dan dengan sedikit emosi cowok itu memperingatkan Darrend, perdebatan terus berlangsung hingga ada sebuah perkataan Darrend yang menyebutkan bahwa kepedulian Bagas itu tak masuk akal jika diantara Bagas dan Icel hanya sebatas teman.
Dan dengan lantang Bagas menjawab, "Iya gue suka, gue demen sama Icel udah dari lama. Tapi gue gak goblok kayak lo yang lakuin segala cara sampek bikin Icel ngerasa gak aman. Tapi udah lah Ren, urusan perasaan gue mau itu berbalas atau gak biar gue yang urus sendiri. Sekarang lo stop lakuin hal goblok, jangan bikin Icel ketakutan kayak gini lagi. Lo gak tau ada siapa di balik Icel, mending lo berenti sebelum lo nyesel."