"Jenni-ah. Apakah hari ini kau bahagia?"
"Tentu saja, eomma, appa!"
Mata gadis kecil itu berbinar-binar saat ibunya melontarkan pertanyaan itu. Jennie Kim, gadis kecil itu terlihat menikmati perjalan mereka menuju pulau Jeju untuk berlibur.
"Tidurlah, Jennie-ah... Eomma akan membangunkanmu nanti kalau kita sudah sampai di Jeju-do" Jennie menuruti perkataan Ibunya. Gadis itu memejamkan matanya. Ia memang mengantuk lantaran perjalan mereka sangat jauh. Namun apa yang di lihat Jennie saat ia membuka matanya bukanlah pulau Jeju yang indah...
Ia melihat ibu dan ayahnya terjebak di dalam mobil dengan berlumuran darah.
Hidungnya juga menghirup bau bensin bercampur dengan api yang terbakar serta bau amis darah. Dengan susah payah, ibunya mendorong Jennie keluar dari mobil yang terbalik di pinggir jurang. Ia meninggalkan Jennie di sisi aman sehingga gadis kecil itu hanya bisa menyaksikan ibu dan ayahnya terjebak di dalam mobil yang beberapa detik kemudian meledak karena terjatuh ke dalam jurang.
Gadis kecil itu hanya bisa menangis histeris tatkala tim medis datang mengevakuasi-nya. Jennie, gadis kecil yang malang itu harus berpisah dengan orang tuanya karena takdir yang menyedihkan. Kehilangan begitu berat memukulnya.
.
.
.
.Beberapa hari kemudian, Jennie kecil itu sedang duduk melamun di pelataran panti asuhan. Ia menatap teman-teman sebayanya yang sedang asik bermain. Mereka semua sama, hidup sebatang kara seperti Jennie.
Sepasang suami istri menatapnya dengan iba, di dampingi oleh pengurus panti asuhan yang bercerita tentang keseharian dan kondisi Jennie saat ini.
"Kasihan dia. Mungkin trauma-nya tidak akan hilang begitu saja. Gadis sekecil itu bahkan kehilangan orang tuanya dengan cara tragis" ucap sang pengurus panti asuhan.
Kim Heechul dan Ahn Hani bertekad akan mengurus Jennie seperti mereka mengurus Hayoung, putri bungsu mereka yang meninggal sebulan yang lalu akibat kanker darah.
Mereka menghampiri Jennie. Jennie mengenal mereka. Pasangan suami istri itu adalah kolega dari mendiang ayahnya. Heechul dulu sering bertamu di rumah Jennie bersama dengan Hani, itu dulu sebelum Hayoung di vonis kanker darah stadium 4. Hayoung adalah teman bermain Jennie, gadis itu hanya berbeda satu tahun umurnya dengan Jennie."Samchon, Imo..." Mulut kecilnya akhirnya mengucapkan dua patah kata. Sebelumnya gadis itu bungkam dan tidak bersuara sedikitpun.
"Iya, nak... Apakah Jennie mau ikut kami ke rumah?" Tanya Heechul dengan mata berkaca-kaca. Jennie mengiyakan dengan senang. Bahkan di perjalanan pulang ia selalu bertanya.
"Samchon, Imo... Kalau aku pulang ke rumah kalian, aku bisa bermain dengan Hayoung, kan?"
Heechul dan Hani hanya bisa bertatapan dengan sedih tanpa menjawabnya. Dan lagi, Jennie menangis karena tidak menemukan Hayoung melainkan hanya ada foto berpigura bunga milik Hayoung. Jennie kecil tentu saja tidak tahu kalau sahabatnya itu sudah meninggal.
"Samchon, Imo... Kenapa... Hiks... Kenapa appa, eomma dan Hayoung pergi bersama-sama? Hayoung kan anak kalian... Hiks... Kenapa aku- aku malah ditinggal, sementara Hayoung pergi bersama mereka... Hiksss.." celoteh Jennie di hadapan Heechul dan Hani yang berusaha tabah.
"Jennie-ah... Hayoung pergi supaya ia tidak kesakitan lagi. Apakah Jennie suka melihat Hayoung kesakitan?" Tanya Hani dengan lembut sambil memeluk Jennie. Gadis kecil itu menggeleng kuat.
"Hiksss... Tidak sukaa..." Jawab Jennie. Hani dengan sabar dan telaten mengusap air mata yang membasahi pipi kecil gadis itu.
"Jennie-ah... Mulai sekarang Samchon akan menjadi appa... Dan Imo akan menjadi eomma untukmu. Kami akan melindungimu, mendampingimu hingga dewasa nanti... Walaupun appa dan eomma Jennie yang asli tidak akan tergantikan sampai kapanpun"
Jennie masih menangis sesenggukan, sementara Heechul dan Hani masih berusaha memberikan pengertian dan kasih sayang kepada gadis kecil yang malang itu.
"Jennie mau kan?"
Gadis kecil itu menghapus air mata dengan jari jari gempalnya. Serta merta ia mengangguk, membuat Heechul dan Hani tersenyum senang dan penuh haru. Mereka bertiga berpelukan, namun...
"Tidak bisa! Hayoung tidak boleh digantikan oleh anak itu!"
Seorang bocah lelaki yang lebih tua dua tahun dari Jennie itu segera muncul bagai pemeran antagonis.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan menganggapmu sebagai adik ku!" Ucap bocah lelaki berusia enam tahun itu dengan lantang.
Oppa, Please Stay with Me! Start ©November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa, Please Stay with Me! (Jennie x Taehyung)
FanfictionKecelakaan mobil menimpa keluarga Jennie saat gadis itu masih berusia empat tahun. Ayah dan Ibunya meninggal, menyisakan dirinya sendiri di dunia ini. Beruntung seorang kolega dari Ayahnya mengangkat Jennie sebagai putrinya. Kini Jennie tinggal bers...