[✓] Transmigrasi: Menjadi ibu tiri Dan Seorang Janda

169

    Tie Dan memandangi bayi yang sedang tidur, hanya untuk menyukainya: "Kakak sangat lucu."

    Bai Lu: "..." Ini adalah orang lain yang memakai filter.

    Makan malam adalah sup ikan, dan ikan yang dibawa oleh telur besi tepat. Melihat sup ikan putih susu yang direbus, Bai Lu bahkan tidak ingin menurunkan berat badan, dan minum dua mangkuk penuh. Setelah meminumnya, melihat daging di perutnya, dia merasa menyesal lagi. Dia tidak tinggi pada 160, jadi dia mengontrol berat badannya menjadi sekitar 90 pon Bagaimana dia bisa tahu bahwa dia hamil dan berat badannya melonjak menjadi 120. Bahkan jika Anda ingin menurunkan berat badan, Anda masih memiliki kurungan.

    Tetapi setelah melahirkan, Bai Lu tidur dengan Fang Yafen dan meletakkan tempat tidur lain di kamarnya, sementara Gu Chenyang pindah ke ruang belajar.

    “Ibu baptis, apakah adik laki-laki itu punya nama?” Tie Dan bertanya.

    Bai Lu memikirkannya dan bertanya kepada Gu Chenyang: "Apakah Anda memberi nama putra Anda?"

    Gu Chenyang mengangguk: "Saya memikirkannya, sebut saja Gu Yi, bagaimana menurut Anda?"

    Bai Lu bertanya: "Mengapa? Apakah itu disengaja? "Apakah ada sumbernya?"

    Gu Chenyang berkata: "Saya mengambil nama Gu Gan dan Gu Kun di awal. Ketika saya menamainya, saya ingat sebuah buku "Book of Changes" yang saya lihat di tempat pembuangan sampah sebelumnya. Qiankun mendengarkan untuk itu. Itu saudara laki-laki, saya pikir nama ini bagus. Qiankun menamai putranya Gu Yi dari Kitab Perubahan, dan mereka bertiga adalah saudara. "

    Bai Lu tidak keberatan dengan ini, dia tidak bisa memikirkan nama baik pula.

    Fang Yafen: "Lulu bisa memberi nama panggilan pada anak itu."

    Bai Lu ingat nama panggilan zaman ini. Tidan, Simao, dan Wumao adalah nama yang bagus. Telur keledai, telur sapi, telur anjing... Meskipun harganya murah mudah untuk mendukung, tapi... dia benar-benar tidak ingin anak-anaknya disebut nama-nama ini. Mengingat kelahiran anak itu, Bai Lu punya ide: "Itu disebut Yuanyuan, kan? Yuanchuyuan, lingkaran reuni, saya harap keluarga kami akan bersatu kembali."

    Fang Yafen berkata: "Reuni itu baik, itu disebut Yuanyuan. Yuan."

    Gu Kun bertanya, "Bu, apa nama panggilanku? Nama saudara laki-lakiku Yuanyuan, dan namaku Tuantuan?"

    Bai Lu: "..." Dia benar-benar tidak tahu nama panggilan Gu Gan dan Gu Kun. Dia selalu memanggil mereka Qian Kun Kun, jadi ketika Gu Kun bertanya, dia menatap Gu Chen Yang.

    Gu Chenyang juga tidak tahu nama panggilan mereka. Setelah dia membawa anak-anak itu kembali ke kampung halamannya, dia menamai mereka, memasuki pendaftaran rumah tangga, dan memberikannya kepada ibunya, dan dia kembali menjadi tentara. Setelah itu, dia tidak pernah kembali ke kampung halamannya, dan hanya setiap dua bulan menulis surat kepada ibunya untuk melaporkan keselamatan. Tapi ibunya tidak bisa menulis.Setelah menerima surat itu, dia akan memanggil tentara dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia telah menerima surat itu dan bahwa anaknya baik-baik saja dan seterusnya. Gu Chenyang mencoba yang terbaik untuk mengingat, seolah-olah ibunya tidak pernah menyebut nama panggilan anak itu.     Bai Lu melihat ekspresi Gu Chenyang dan tahu bahwa dia tidak tahu apa-apa. Dia berkata kepada Gu Kun: "Kamu adalah kelompok kecil, saudara laki-lakimu adalah kelompok besar, kamu menambahkan mereka bersama dan kamu adalah sebuah kelompok, dan kemudian menambahkan adik laki-lakimu, dan kamu adalah kelompok yang lengkap."     Gu Gan berpikir dalam hati . hatinya, kelompok besar... kelompok besar ... Sebenarnya, dia tidak membutuhkan nama panggilan lagi, dan dia pikir itu bagus untuk ibunya memanggilnya Gan Gan. Namun, ini adalah julukan yang diberikan ibunya, jadi dia harus menerimanya di depannya.     Gu Kun terus terang: "Bagus bagiku, kakak, dan kakak untuk bersama."     Tie Dan memandang mereka dan tersenyum sedikit. Meskipun dia iri, dia sudah sangat puas. Sejak dia bertemu ibu baptisnya, titik balik besar telah terjadi dalam hidupnya, dia pergi ke sekolah, kesehatan neneknya lebih baik dari sebelumnya, dan dia memiliki beberapa tabungan di rumah. Setelah dia lulus sekolah, akan lebih baik lagi jika dia bisa menjadi pekerja, Tie Dan penuh harapan untuk masa depan.     Dua tahun kemudian, pada September 1974, keluarga militer pulang.     Cuaca di bulan September masih sedikit hangat, tetapi di malam hari sangat nyaman.     Seorang anak laki-laki kecil yang mengenakan terusan terbuka, dengan pantat di atas dan pinggulnya tergeletak di tanah, tidak tahu apa yang dia lakukan.