ENAM BELAS

366 91 75
                                    

Happy reading!!!

Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di garasi rumahnya. Syafa dan Hafiz segera turun dari dalam mobil. Mereka di buat terkejut bukan main saat melihat ada tulisan di kaca depan rumahnya. Tulisannya gini, 'orang kayak Lo nggak pantes buat bahagia'

Saat Hafiz hendak membuka pintu pandangannya teralihkan ke kotak yang ada di depan pintu. Ia lalu segera mengambilnya dan membukanya.

Syafa yang penasaran pun berdiri tepat di samping suaminya untuk melihat apa isi dari kotak itu.

"Aaaaaa" Teriak Syafa saat melihat isi dari kotak itu. Kotak itu berisikan bangkai tikus yang di penuhi dengan darah.

"Astaghfirullah" Hafiz segera menutup kotak itu kembali. Dan membuangnya ke tempat sampah.

Bi Inah yang mendengar teriakkan Syafa pun segera keluar rumah. "Ada apa Mas Hafiz, Mba Syafa?" Tanya Bi Inah.

"Bi, tadi ada orang yang dateng ke sini nggak" Tanya Hafiz.

"Nggak ada tuh, Mas. Dari tadi juga Bibi di rumah aja" Jawab Bi Inah.

"Yaudah deh, Bi. Tolong bersihin kacanya ya" Hafiz masuk sambil merangkul pundak Syafa. Ia tau jika istrinya sekarang pasti tengah ketakutan.

Bi inah pun berjalan masuk untuk mengambil handuk kecil dan air untuk membersihkan tulisan itu. Ia juga bingung siapa yang menuliskan itu, pasalnya sedari tadi tidak ada orang yang datang ke rumah.

****

"Kenapa?" Tanya Lion saat melihat raut wajah cemas Vino saat selesai telfon.

"Syafa di teror lagi."

Angga yang tengah asik memakan mie pun tersedak akibat perkataan Vino. Sharen yang berada di samping cowok itu justru tertawa, bukannya membantunya mengambilkan minum.

"Lo...serius?" Tanya Lion dengan raut wajah serius sekaligus penasaran.

Terdengar helaan napas berat dari mulut vino. Ia membuka ponselnya kembali lalu mengasihkannya ke lion. Wakil dari black moon itu segera melihat pesan dari Syafa.

10, merah 26

"Maksudnya?" Tanya Lion yang tidak mengerti dengan tulisan yang tertera di sana.

Vino mengedikkan bahunya. "Syafa nemuin kertas itu di dalam bingkisan yang di kirimin ke rumahnya."

Rafa yang merasa penasaran itu pun langsung merebut ponsel vino dari tangan lion. Cowok itu membaca tulisan yang tertera di sana dengan kedua alis yang saling menaut.

"Gua tau" Ujar Rafa membuat yang lainnya menoleh ke arah cowok itu.

"Jelasin" Titah Vino kepada Rafa.

"Sepuluh, tanggal kematian dia. Merah di artikan darah. Z adalah angka ke dua puluh enam di abjad" Rafa menyunggingkan senyum miring.

"Maksudnya tanggal sepuluh, darah, inisial Z?" Tanya Vino memastikan.

Rafa hanya membalasnya dengan anggukan.

Angga bertepuk tangan bangga. "Nggak sia-sia gua punya temen kayak lo."

"Rafanya yang sia-sia punya temen kayak lo" Jawab Sharen.

"Bangke lo" Balas Angga dengan tatapan sinis.

Lion berdehem pelan. "Dia.....udah mati, kan?"

Vino mengangguk setuju. "Gua yakin ada yang nggak beres di sini."

Sharen yang sedari tadi hanya cengengesan itu pun langsung berubah serius. "Mungkin cuman orang iseng, Vin."

Vino menggeleng cepat. "Nggak mungkin cuman iseng. Syafa sampai dikirimin bingkisan. Isinya bangkai tikus sama pisau."

HAFISYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang