Chapter 4 - Truce, again

337 22 0
                                    

A/N:

- Jack: Jack Daniel's (merk whiskey).

- COPD: Penyakit progresif yang membuat sulit bernapas (progresif yang berarti penyakit tersebut semakin lama semakin parah).

- Tonegawa Susumu: peraih penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1987.

- Peraturan permainan monopoli di sini sedikit diganti.

- Ga ada NaruHina dan SaiIno di sini.





Sasuke belum berada di rumah Naruto saat aku tiba di sana. Aku tidak mengatakan apa-apa, karena Naruto akan tahu aku sedang mencari-cari Sasuke dan dia mungkin akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan memalukan. Atau lebih buruk lagi, dia akan memberitahu Sasuke kalau aku mencarinya. Aku memilih untuk tetap diam.

Aku bertemu Kakashi sebelum kami keluar rumah sakit. Dia berperawakan tinggi dan ramping, dengan rambut abu-abu dan bermata gelap. Senyumnya menarik dan aksen Konoha-nya terdengar sangat kental; dia juga sangat ramah. Kami bertiga bersama-sama menuju rumah Naruto.

Rin sudah berada di dalam rumah Naruto saat kami sampai. Dia sepertinya punya kunci sendiri atau apapun itu. Dia sepertinya juga sudah mengotak-atik lemari minuman, ucapannya tidak lagi jelas dan dia tersandung saat membukakan pintu. Dia menatap nakal Kakashi dan langsung memeluknya erat-erat sebelum menyeretnya masuk. Kakashi tersenyum pasrah mengikutinya.

Aku kira ucapan Naruto tentang mereka berdua memang benar.

Kami pindah ke dapur. Musik terdengar keras dari ruang tengah. Lady Gaga. Naruto mengernyitkan wajahnya saat dia menarik es dari freezer.

"Kalau dia pikir musik sialan ini akan terus berputar, dia gila." Naruto menatapku. "Kau mau minum apa?"

"Um, apa pun yang kau minum."

"Aku mau minum Jack dan Cola. Cola-nya sedikit, tentu saja. Aku butuh banyak alkohol setelah semua omong kosong yang terjadi hari ini."

Menjijikan.

"Apa kau punya jus?" tanyaku langsung.

Dia membuka kulkas. "Jeruk dan cranberry. Tidak! Tunggu sebentar." Dia menarik keluar kotak jus jeruk, dan memeriksa tanggal kadaluarsanya. "Yep, jeruk dan cranberry," ucapnya lagi.

"Kau punya vodka?" tanyaku penuh harap, dia mengangguk dan mengeluarkan botol vodka dari freezer. Saat aku sudah selesai mencampur minumanku, aku membawanya ke ruang tengah sambil mengamat-amati rumah Naruto. Rumahnya kecil dan sederhana, tapi menarik. Rumahnya terlihat baru. Dindingnya putih polos, tidak ada satupun foto atau lukisan terpampang.

Naruto, Rin, dan Kakashi semuanya duduk di sofa. Aku bergabung dengan mereka dan merasa sedikit canggung, mereka sudah kenal sejak lama dan aku gadis baru. Tapi, Kakashi mencairkan suasana, dia bertanya banyak padaku.

"Sampai sejauh ini, apa kau menikmati pekerjaanmu di sini?" tanyanya.

Aku mengangguk, menjawab jujur, "Yep, tapi tidak termasuk hari ini."

"Tentu saja dia menikmatinya," timpal Naruto. "Dia punya mentor terbaik di seluruh rumah sakit."

"Belum lagi kencannya dengan Sasuke," Rin meracau sambil menggerak-gerakan alisnya. Aku ingin mati.

"Kau pergi berkencan dengan Sasuke?" tanya Kakashi penasaran.

"Mereka menjebakku untuk pergi berkencan dengan Sasuke," jelasku.

"Ya, tapi aku tidak pernah menerima pesan 911 darimu!" lanjut Rin. Oh, Tuhan, Rin sangat menjengkelkan saat mabuk.

Kakashi terkekeh, dan saat aku berpikir tidak akan ada hal buruk lain yang akan terjadi, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Semua orang serentak berhenti bicara. Empat kepala langsung melihat ke arah pintu, namun tidak seorang pun berdiri membukakannya.

DOCTOR'S ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang