Chapter 20 - Holy Shit, Indeed

351 11 0
                                    

Medical lingo:

Demerol, Vicodin, MS Contin: sejenis narkotika untuk penghilang rasa sakit.

V/Q scan: alat memindai perfusi paru-paru.

EKG: elektrokardiogram yang berfungsi untuk mengevaluasi aktivitas atau "ritme" jantung.

Pyxis: sebuah mesin yang digunakan untuk menyimpan dan menjaga obat-obatan, terutama narkotika. Untuk dapat mengaksesnya diperlukan sidik jari dan input kode.




Nyonya Matsuri tidak kehilangan lengannya, tapi itu hampir saja terjadi. Mereka harus memotong lebih dari separuh jaringan ototnya dan Nyonya Matsuri diharuskan untuk rehabilitasi selama beberapa bulan. Namun, sekalipun dengan melakukan rehabilitasi, lengannya juga tidak dapat dipastikan dapat berfungsi seperti semula.

Sebuah kateter diletakan di dadanya untuk melakukan dialisis dan dia dikirim ke UGD setelah operasinya selesai, di sana dia akan diawasinya seminggu penuh. Aku melihat suaminya di kantin dan dia memberitahuku tentang kemajuan istrinya, serta niatnya untuk menuntut dr. Onoki. Dia tidak menyertakan Fugaku-san dalam tuntutannya, karena Fugaku-san sedang libur dan pada akhirnya datang untuk memeriksa istrinya.

Aku memberitahu kabar ini pada Rin sambil minum kopi.

"Tapi, sekalipun mereka ingin menuntut dr. Uchiha, apa menurutmu mereka bisa melakukannya?" tanyanya dengan mulut penuh kue. "Dia sedang libur, jadi secara teknis itu bukan tanggung jawabnya, kan?"

Aku menggeleng. "Entahlah. Terkadang hukum bisa bertindak miring dengan tugas-tugas kita. Tapi setidaknya, aku layak mendapatkan ucapan terima kasih darinya," ucapku marah.

"Jangan tahan napasmu sampai dia mengucapkan terima kasih padamu," ucap Rin. "Tidak, setelah makan malam yang kalian lalui. Bersyukurlah dia sudah membelamu di hadapan dr. Onoki."

"Dia tidak benar-benar membelaku. Dia hanya menempatkan dr. Onoki di tempat yang seharusnya. Aku seperti... pion. Hanya kebetulan berada di sana."

Dia mendesah sedih. "Astaga, kenapa aku harus libur hari itu? Aku selalu melewatkan hal-hal yang seru."

"Entahlah, tapi aku mulai berpikir aku tidak dibayar cukup untuk menghadapi omong kosong semacam itu," ucapku sengit.

"Kau baru berpikir seperti itu?" tanyanya tidak percaya.

"Tidak juga. Aku seharusnya membuka toko bunga saja."

Dia terlihat kaget. "Toko bunga? Benarkah?"

"Tentu saja. Lagi pula, itu hanya bunga. Tidak ada orang yang benar-benar peduli kalau bunga mati. Kita sudah mempersiapkan diri bunga akan mati suatu hari nanti. Dan bunga tidak akan membuatmu sakit hati atau merendahkanmu. Kalau kau tertusuk duri mawar, kau tidak perlu obat-obatan profilaksis untuk HIV. Oh, dan wanginya benar-benar menakjubkan! Tidak menjijikan seperti bau luka busuk. Bisakah kau membayangkan bagaimana santainya pekerjaan itu?"

"Poin yang bagus. Belum terlambat untuk beralih profesi sekarang," ujarnya sok tahu.

Aku menatapnya serius. "Jangan menggodaku."

Kami terdiam sesaat, seraya menyeruput kopi. Rin menatap keluar jendela dan memutar sisi cangkir dengan jarinya.

Dia kemudian bicara, "Apa kau mendengar kabar kalau dr. Uchiha meminta dr. Hanako untuk menjadi asisten operasinya?"

"Tidak," jawabku kaget. "Aku kira dr. Ibiki akan menjadi asistennya, karena dia sudah berada di sana."

"Tidak, dr. Hanako setuju untuk melakukannya dan dr. Uchiha percaya padanya."

DOCTOR'S ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang