☁️11☁️

44 8 20
                                    

⚠️suicide attempt, pregnant before married

Woori meringis melihat Younghoon yang meringis. Younghoon sedang diobati oleh perawat di IGD. Setelah mengantar pacarnya ke ruang perawatan intensif dan Younghoon tidak diperbolehkan masuk, barulah pria itu mau diobati. Itu juga setelah dibujuk susah payah oleh Woori.

"Ini semua gara-gara kau," gerutu Woori.

"Gimana?" Younghoon memelotot ke arah Woori. "Aku loh yang babak belur, gimana ceritanya itu salah aku!?"

"Gak sadar-sadar sih? Padahal tadi kayanya dokter Sangyeon gebuk kepala lo lumayan kenceng juga. Apa kekencengan terus malah makin konslet?"

"Kok malah belain dokter gila itu sih?" kata Younghoon nyolot.

Woori yang tidak terima langsung memukuli Younghoon bertubi-tubi. Membuat perawat ikutan panik menghentikan Woori.

"Suster liat, aku malah digebukin," rengek manja Younghoon. Susternya malah tersenyum awkward melihat Younghoon begitu.

"Gak usah manja sama suster. Cemen banget jadi cowok!" gerutu Woori sambil melotot. Woori berbalik menghadap suster dengan raut wajah yang seratus persen berbeda suasananya. Senyum mengembang dan dengan nada yang manis ia berkata, "Suster, makasih yaa udah bantu obatin. Dia gak apa-apa kok."

Suster itu kembali tersenyum lalu pamit setelah membereskan peralatan medisnya.

"Enak aja bilang dokter Sangyeon gila!" omel Woori yang sudah kembali ke mode galaknya. "Lo tuh sadar ga sih? Dia kaya gitu tuh pasti karena salah paham. Dia sibuk nanganin pacar lo yang keadaannya lagi gawat, tapi lo nya malah peluk-peluk gue."

"Emang apa salahnya peluk adik sendiri!"

"Gue lahir duluan yaa. Jadi gue kakak lo! Dan orang lain mana tau hubungan kita kaya gini!? Mereka bakal lebih percaya gue pacar lo ketimbang mikirin silsilah keluarga kita yang gak biasa."

"Ya suruh siapa gak nanya," gerutu Younghoon.

"Gak semua orang nyaman bertanya soal sesuatu yang menyangkut urusan privasi, Hoon." Woori menghela napas.

Sebenarnya dan seharusnya Woori menyempatkan diri menjelaskan soal ini pada Sangyeon. Ada banyak kesempatan untuk sekedar out of topic dan membahas soal hubungannya dengan Younghoon. Tapi rasanya aneh juga jika ia tiba-tiba mengatakan hubungan rumit itu pada Sangyeon yang jelas-jelas orang baru di kehidupan Woori. Bagaimana jika Sangyeon tidak ingin tahu? Bagaimana jika ternyata selama ini Woori salah menginterpretasikan sikap Sangyeon? Bagaimana jika memang Woori hanya dianggap pasiennya?

Woori menggeleng. Berharap dengan begitu hilang semua pikiran-pikiran tak jelas itu. Dia tidak bisa ikut-ikutan salah paham. Ada hal yang harus diluruskan.

"Hoon...," yang dipanggil malas-malasan melirik. Woori mengamit tangan pria itu dan menggenggamnya. "Kita dulu memang saling sayang karena kita pacaran. Gue juga tau secinta apa lo ke gue."

Younghoon sama sekali tidak mengelak. Padahal Woori berharap pria itu akan mengatakan kalau Woori kepedean. Woori lebih lega jika Younghoon mengelak dan mengolok-oloknya. Tapi... Pria itu malah balik menyelipkan jemarinya di jari Woori. Membuat Woori yakin masih ada cinta terlarang yang tersisa di hati Younghoon untuknya.

"Hoon, lo gak boleh gini. Kita gak boleh gini. Status kita udah jelas sekarang. Kita udah ga sepantasnya manja-manjaan atau peluk-pelukan kaya dulu lagi. Gue yakin, meski ga pernah bilang langsung ke lo, tapi pasti ada sedikit cemburu di hati pacar lo. Apalagi kondisi dia sekarang, mengandung anak kalian tapi harus milih antara bayi atau treatment tumor rahimnya. Pasti ada sedikit pikiran membanding-bandingkan dirinya dengan wanita lain. Pasti ada pikiran lebih baik lo sama wanita lain yang lebih sehat. Lo pernah kepikiran sampe ke situ gak sih?"

Hello, Sleeping Beauty!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang