Hari sudah mulai senja dan Syeira masih duduk di tempat Elegi memutuskannya.
Keadaan hati Syeira sama seperti sama seperti kota Bandung yang sedang dirundung mendung.
Syeira benar-benar terluka, tatapan matanya juga tidak jelas kemana.
Sekitar 15 menit kemudian Syeira bangun dari tempat duduknya, dan dengan bodohnya Syeira berlari berniat untuk mengejar Elegi ditemani tangis yang tak kunjung berhenti.
Syeira berlari dengan tangan yang mengangkat sedikit dress-nya.
Terlalu fokus berlari hingga syeira tidak menyadari jalan di depannya ada genangan air yang membuat jalannya menjadi licin, akhirnya Syeira tergelincir dengan posisi duduk, tulang ekornya nyeri namun belum bisa mengalahkan nyeri di hati yang sekarang ia rasakan.Tanpa Syeira sadari, sedari tadi ada pria yang memperhatikan Syeira dari kejauhan, itu Bumantara Raheswara, pria berperawakan gagah dan berparas manis.
Saat melihat ada wanita yang terjatuh dengan keadaan yang cukup menyedihkan, tanpa berpikir dua kali Bumantara langsung menghampirinya dihiasi raut muka khawatir luar biasa.
Sesampainya di samping Syeira, Bumantara mengulurkan tangannya untuk membantu Syeira berdiri.
Syeira yang melihat ada tangan yang terulur di depannya otomatis mendongakan kepalanya untuk melihat itu tangan siapa. Setelah Syeira mendongakan kepalanya, yang Syeira lihat yaitu wajah milik Bumantara yang asing baginya.
Bumantara hanya tersenyum lalu berkata "mari saya bantu"
Syeira menerima uluran tangan Bumantara lalu mencoba berdiri dengan bibir yang mengeluarkan sedikit suara ringisan kesakitan.
Bumantara yang mendengar itu ekspresinya kembali panik lalu matanya melihat dari atas sampai bawah tubuh syeira, takut takut ada darah atau lain sebagainya, tetapi tidak ada, jadi Bumantara memutuskan bertanya pada Syeira "bagian mana yang sakit?"
"Bagian tulang ekor aku" jawab Syeira dengan bibir yang tanpa sadar sedikit mengerucut ditambah matanya yang masih sembab yang entah kenapa jadi kesan lucu di wajah cantik Syeira.
Saat Bumantara melihat ekspresi Syeira, yang tadinya Bumantara diliputi rasa khawatir tanpa sadar rasa khawatir itu berubah menjadi rasa takjub akan keindahan yang Tuhan ciptakan, atau mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama?
"Tapi kamu gapapa?"
"Mau saya antar ke rumah sakit?"
tanya Bumantara berturut-turut setelah mendengar jawaban Syeira."Engga perlu, aku mau pulang aja" jawab Syeira.
"Mau saya antar?" tawar Bumantara.
"Sebelumnya terimakasih tapi tidak perlu, aku bisa pulang sendiri kok" jawab Syeira dengan senyum tipisnya.
"Biar saya antarkan saja, sudah mau gelap takut ada apa-apa di jalan" tawar Bumantara sekali lagi.
"Haha, tenang aja aku udah terbiasa" jawab Syeira.
"Yasudah kalo begitu hati-hati" pesan Bumantara.
Syeira tersenyum manis sembari mengucapkan terimakasih lalu pamit pergi meninggalkan pria yang belum ia ketahui namanya.
Sedangkan Bumantara masih diam di tempatnya sembari memandangi punggung Syeira yang mulai menghilang dari pandangannya.
Entah mengapa setelah Bumantara beradu tatap dengan wanita yang ia juga tidak mengetahui namanya, jantung Bumantara berdetak tidak beraturan dengan senyum yang sedari tadi menghiasi wajahnya.
Bumantara mendongakan kepalanya lalu menatap nabastala dan meminta pada semesta untuk dipertemukan kembali dengan wanita yang berhasil membuatnya merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Cinta itu terkadang gabisa disandingkan dengan logika,
buktinya dipandangan pertama Bumantara udah dibuat jatuh cinta.•
•
•
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabastala dan Bentala
RomanceIni tentang Syeira Nayanika yang terluka oleh masa lalunya, lalu bertemu dengan Bumantara Raheswara yang menjadi pelipur lara Syeira. namun apa jadinya jika Bumantara adalah seorang pria yang kepercayaannya berbeda dengan Syeira. Akankah berakhir...