Chapter 11

1K 143 88
                                    

Ini panjang, nyaris 3k word 🙊.
aku tidak menuliskan warning atau apapun karena— ini ya sejak prolog aja udah dewasa sekali.







"Bisakah kita berhenti membicarakan Shienna? —ini membuatku menjadi muak!"

Dalam balutan kemeja satin dan celana panjang menutupi kaki jenjang, Eunbi bernapas menggebu meskipun ditatap tajam dan dingin secara bersamaan oleh Donghwa. Titahannya jelas, bahwa Eunbi diminta duduk kembali dikursi nya menghormati orangtua. Meremas tangan dan mata memerah kesal, Eunbi menggertak. "Apa aku salah, ayah? kau selalu memperhatikannya sejak orangtuanya meninggal dan itu sudah sangat berlebihan! anak itu membuka masalahnya sendiri disaat mertua ku sudah berbaik hati tidak menggantungnya!"

"Eunbi! jaga ucapanmu!"  kedua mata berkilat emosi, rahang mengetat, Donghwa nyaris melempar anaknya itu menggunakan asbak rokok jika tidak lekas menghela napasnya dalam-dalam. Alena tertegun menahan tangan Donghwa sudah memegangi asbak besar. Semakin hari sang suami nekat melambungkan amarah. Tidak lagi perduli jika yang menuntutnya adalah putri sendiri.

"Apa yang Shienna lakukan padamu sampai kau berulah seperti ini, Eunbi? bisakah kau menahan segalanya dan menemukan Shienna lalu meminta untuk masuk kembali ke kantor?— tidakkah kau sadar pembelaanku untuknya karena memiliki seorang anak inkompeten?" menarik dasi kian mencekik, sorotan Donghwa tak terbilang bagaimana luapan amarah itu tengah melingkupi, seperti selang besar tersumbat sudah membesar menunggu ledakan besar.

Eunbi bungkam— lebih tepatnya memiliki keributan dalam kepala dan perasaan jengkel jika babak perbandingan itu kembali terulang. "Apa kau pernah melakukan pekerjaanmu dan membuatku bangga? berapa kali aku membawa mu ketika bekerja bahkan membuang uangku untuk pendidikanmu, Eunbi? apa kau mengembalikkannya sesuai kemauanku?"

"A—ayah."

"Belajarlah dari Shienna! tumbuhkan nilai anak itu didalam dirimu setelah itu kau berhak membungkamku tidak lagi membicarakannya!" Donghwa berteriak membuat kedua bahu Eunbi terjingkat kaget. Jantungnya berdegup mengamati wajah memerah nyaris gelap milik Donghwa. "Shienna memiliki kecerdasan dan strategi bagus membantu Taehyung mengemban perusahaan keluarga kita kedepannya. Jadi Song Eunbi— bujuk Shienna mengakhiri masa murungnya sebelum kau menjadi pengemis jalanan kehilangan segala nya."

Suara deritan kursi mengakhiri ketegangan. Tapak kaki Donghwa meninggalkan rumah. Rasa sesak datang bersama cucuran air mengaliri pipi Eunbi, ia membenci situasi seperti ini. Perasaan tertekan menjeratnya semakin dalam. Memiliki banyak permasalahan hidup datang menghantam dalam waktu berdekatan. Shienna meliburkan diri sudah seminggu dan kabar kantor tentu tidak nyaman ditelinga Donghwa. Taehyung bukan apa-apa tanpa campur tangan Shienna. Keputusannya kacau. Pekerjaannya menumpuk. Relasi protes dan langsung ke meja Donghwa datangnya.

"Brengsek!" gumam Eunbi tidak tau diperuntukkan kemana. Pada pria yang dibenci nya karena terus mendesak melenyapkan kesalahannya memiliki selingkuhan dan membuat sang ibu bungkam disebabkan berbagai faktor: salah satunya adalah keberlangsungan hidup Eunbi jika berani dekati kantor pengadilan. Apalagi mereka harus bersikap baik dalam masa-masa genting pemilu. Pada Shienna memiliki banyak pihak atau pada takdir kehidupannya menggelikan.

Semuanya berubah terhitung ketika kecelakaan orangtua Shienna dan jejak kaki wanita itu memasuki rumah mereka. Kekalutan seperti ini pun Eunbi masih tidak bisa menyangkal bahwa dulu sekali— ketika ia memiliki banyak permasalahan, Shienna adalah tempat terbaik mengadu.

"Shienna tidak mengangkat telepon ibu?"

Alena menggeleng, "Dia mengirimkan pesan untuk tidak perlu mencemaskannya, Shienna hanya butuh waktu sebentar."

Eunbi tertawa dalam isakan. "Apa dia sengaja melakukan ini pada Eunbi, ibu? Shienna membalaskan dendamnya pada kita, begitu?" ujung bibir tersungging miring, Eunbi mengambil tas kecil dibawa nya pergi beberapa menit kemudian tanpa berpamitan pada Alena diam ditempat. Mengamati bekas langkah kaki Donghwa dan Eunbi. Rumah apa yang sedang mereka tinggali sekarang, Alena mulai berpikir terlalu banyak peperangan terjadi. Kesulitan menyelesaikannya disaat tidak mendapatkan sumber daya bagus sesuai keinginan Donghwa.

YOU ARE: SIN! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang