Waktu menunjukan pukul 6 pagi. Aku bergegas mandi untuk memulai aktifitas hari ini. Ya, aku akan kembali ke sekolah, menimbah ilmu dan mengulang masa masa remaja ku di sana bukan sebagai diriku lagi, melainkan menjadi pribadi baru, seorang gadis cantik bernama Mira.
Selesai mandi, aku segera berganti baju, memakai seragam yang biasa Mira pakai saat sekolah.
"Buset, pendek banget nih roknya, kagak salah ya?"
ucapku sembari mengernyitkan kening, heran dengan rok yang biasa dipakai Mira terlihat sangat pendek.Dengan keadaan masih telanjang, aku pun mulai memakai dalaman yang sengaja aku pilih berwarna merah muda, entah kenapa, terasa sangat cocok dan menambah kesan imut pada tubuh Mira yang memang sudah sangat sempurna.
"Gila sih ini, gue bisa sih mantengin badan ini bahkan berjam jam"
kataku sesekali meliuk liukan badan Mira yang terlihat sangat menggoda dengan dalaman berwarna merah muda."Waduh, sesek amat nih seragam"
Seragam yang ketat, membuatku sangat sulit bernafas, ditambah lagi ukuran payudara tubuh Mira terbilang lebih besar dari remaja pada umumnya, yang semakin membuat tubuh Mira semakin terlihat menggoda dalam balutan busana sekolah.
Disini lah aku mulai kebingungan, saat akan memutuskan apakah aku akan memakai riasan atau memang tetap mempertahankan "Bare Face"-nya Mira. Aku sangatlah paham, bahwa remaja masa kini sangatlah suka dandan, tak hanya remaja perempuan, bahkan remaja pria pun kulihat sekarang sering menambahkan riasan tipis pada wajah mereka untuk menunjang penampilan mereka, benar benar sangat berbeda dengan jaman ku dulu.
Di meja rias aku melihat banyak sekali peralatan make up dan sebagainya, tentu saja kebanyakan merek mahal, bahkan aku tahu salah satunya adalah bedak yang lagi hype saat ini, yang bintang iklanya aktris cantik korea.
Setelah berpikir agak lama, aku memutuskan untuk tetap mempertahankan wajah natural Mira, mungkin saat sepulang sekolah nanti, aku bisa browsing di youtube tutorial make up remaja masa kini, bukan karena apa, sekarang aku adalah Mira, aku punya segalanya, sangat sayang sekali bisa tak dimanfaatkan dengan baik.
Aku pun sesekali mengambil selfi didepan cermin, ingin mengabadikan wujud indahku saat ini.
Dan memutuskan untuk segera turun kebawah untuk segera sarapan dan berangkat ke sekolah.
====================================
"P-pagi mahh.."
"Eii.. Pagi anakku gadisku yang cantikk, ayo sarapan dulu"
"Iya mah"
ucapku sembari menarik tempat duduk di meja makan untuk memulai sarapan."Kok rambutnya masih basah gini? Kamu ga sisiran? Ya ampun Mir.. Sini mamah bantuin"
Wanita itu pun mengambil handuk, kaca kecil, dan sebuah sisir. Dia mulai menata dan merapikan rambutku, dengan perlahan ia sisir satu persatu bagian, dari atas kepala hingga ujung rambut, ia nampak telaten, setiap gerakan tanganya terlihat sangat lihai dalam menata rambut.
"Dah selese.. cantik!"
Celetuknya diiringi tanganya yang mengarahkan sebuah kaca tepat di hadapanku.Aku terdiam, entah perasaan apa yang aku rasakan ini, aku merasa, aku sangat senang.
Bukan, bukan karena tampilan tubuhku yang makin jadi cantik tak karuan, namun aku merasa terharu dengan sikap dan perlakuan ibu Mira terhadapku.Memang saat ini, akulah Mira. Namun aku benar benar merasa, wanita itu memperlakukan ku dengan sedikit berbeda, nampak sangat caring dan menyayangiku lebih dari biasanya. Kenapa demikian? Karena saat aku mengakses sisa memori ingatan Mira, aku merasa Mira adalah gadis yang sangat butuh perhatian dari orang tuanya, melihat gambaran gambaran kehidupanya secara samar, begitu haus akan kasih sayang, sehingga sering kali bertindak "nakal" agar ibunya memperhatikanya.
Tanpa disadari, Air mataku mengalir, dan entah kenapa, mulutku seolah ingin berkata;
"Terima Kasih, Mamah"
====================================
Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Seorang pria muda telah menunggu didepan rumah sembari menunggangi motor matic dengan memakai setelan jaket khas ojek online.
"Dia siapa mah?"
"Itu kang Ujang, ojek online yang sering nganter kamu ke sekolah"
"Oh iya kang Ujang, ya ampun, Mira harus inget banyak hal lagi nih"
"Udahh, jangan memaksakan diri, gak baik. Yang penting saat ini kamu lakuin saja apa yang kamu mau, mamah gak mau kamu kenapa kenapa lagi. Yaudah gih cepet berangkat, keburu telat, udah siang ini. Oh ya jangan lupa juga diminum obatnya"
ucapnya halus dengan kedua tanganya saling menempel di kedua sisi mukaku.Aku pun memulai perjalanan menuju sekolah. Di perjalanan itu pun aku mulai mengobrol dengan Ujang, seorang ojek online yanh biasa jadi langgana Mira saat berangkat sekolah.
"Kang, udah lama ojek online?"
"Udah neng, kan eneng sendiri yang jadi pelanggan pertama saya"
Aku pun memejamkan mata kembali, untuk sekedar mengakses kembali sisa sisa memori ingatan di tubuh Mira. Aku melihat, orang ini sangatlah perhatian pada Mira, dia bahkan rela menunggu 2 jam lebih saat Mira ada kegiatan ekstrakulikuler saat sepulang sekolah.
Timbulah rasa iseng, aku pun mulai merangkulnya erat dari belakang, menempelkan dadaku ke punggungnya.
"Eh eh eh, neng, neng Miraa" ucapnya kaget dengan perlakuanku kepadanya.
"Kenapa kang?"
"Anu, t-terlalu nempel"
"Gapapa kok kang, anggep aja ini ucapan terima kasih karena sering nganterin aku tiap hari"
Aku pun semakin menempelkan dadaku ke punggungnya, dengan sesekali menggesek gesekan-kanya. Membuatnya makin terhenyak.
"Haduuuhhh" gumamya sembari menarik tuas gas semakin kencang.
Aku hanya ketawa kecil, menikmati momen lucu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life, Mira
FantasíaSeorang Pria berumur 30 tahun, yang gagal dalam kehidupanya. nasib dan takdirnya seketika berubah, ketika jatuh saat akan menyelamatkan seorang Gadis SMA bernama Mira yang tiba tiba terpeleset dari atas sebuah jembatan penyebrangan. Disaat terbangun...