Sudah hampir seminggu aku menjalani aktifitas kehidupanku yang baru. Aku sedikit demi sedikit mulai terbiasa dengan hal hal berbau feminim dan "perempuan banget". Kehidupan ku disekolah juga berjalan lancar, semua juga berkat sisa sisa ingatan memori Mira ditubuhnya ini.
Aku dengan luwes dan akrabnya mulai berbaur dengan teman teman Mira, maupun guru dan orang orang dilingkungan sekolah. Aku tahu, Mira memang sedikit bandel, namun dia pribadi yang sangat supel dan mudah berbaur dengan siapapun.
Hari ini pelajaran Biologi dimulai, semua siswa siswi membentuk beberapa grup untuk memulai pembelajaran. Aku, Stefi dan dua siswi tergabung di Kelompok C.
Kami pun segera memulai pembelajaran bab alat reproduksi. Seperti yang dikira dan mungkin sudah menjadi rahasia umum, jika di bab pelajaran reproduksi, siswa laki laki selalu punya rasa antusiasme yang berlebih. Bahkan, diantara mereka tampak semangat dan sedikit " ngerusuh" dengan gelagat dan tindakan menjurus ke arah yang senonoh.
Grup kami, Kelompok C, di tugaskan menjadi yang pertama untuk maju kedepan, menjelaskan beberapa jurnal ilmiah tentang bab reproduksi.
Satu persatu dari kami menjelaskan secara detail beberapa artikel maupun jurnal ilmiah yang telah kami riset sebelumya dengan baik. Aku yang terbiasa presentasi di depan orang banyak waktu dulu, merasa sangat diuntungkan sekali. Aku bisa menyampaikan segala sesuatunya dengan lancar tanpa kendala sama sekali.
Hingga waktunya, kelompok kami mempersilahkan siswa siswi lain untuk maju bertanya.
Namun, tampak semua dari mereka memilih diam, mereka terlihat masih tampak malu malu namun mau untuk sekedar bertanya perihal sesuatu yang masih dipandang tabu oleh orang indonesia.
Aku secara refleks menunjuk Andi, siswa yang duduk berada di pojokan tepat disamping bangku ku.
Bukan tanpa alasan, sudah beberapa hari ini aku merasa, aku seolah diperhatikan secara diam diam olehnya.
Dia pun menggelengkan kepala dengan kaget, saat kutunjuk untuk bertanya perihal bab pelajaran yang telah kelompok kami jelaskan tadi sembari disambut teriakan riuh rendah siswa siswi sekelas.
Andi sendiri menurut tipe siswa "cupu" dikelasku. Ia terlihat selalu sendiri, seolah tidak punya teman. Adapun teman yang ia miliki sedari saat Sekolah Dasar hingga SMA, berada di kelas yang berbeda denganya sehingga jarang sekali melihat mereka berinteraksi, bahkan secara penampilan, ia jauh dibilang dari kata kekinian. Rambut lepeknya yang tersisir rapi, bajunya yang terlihat sangat berpegang teguh dengan standar baku ketertiban seragam sekolah pun nampak terlihat sangat culun, walau bisa dibilang, wajahnya sangat lumayan dibanding beberapa siswa di kelasku.
Sebetulnya aku curiga, jangan jangan, sebenarnya Andi suka kepada Mira, wujudku baruku saat ini. Apalagi saat mengakses sisa sisa ingatan memori Mira, aku juga bisa melihat secara jelas, bahwa Mira yang dulu (asli) juga merasa, bahwa dirinya selalu diperhatikan diam diam oleh andi.
Aku rasa, dia adalah pengagum rahasia Mira.
Namun, Ia tetap kekeuh untuk tak berbicara sepatah kata pun, bahkan cemooh-an siswa siswi sekelas yang semakin menyudutkan, tak membuat gentar pendirianya untuk tetap tutup mulut dalam sesi tanya jawab pelajaran.
Sampai pada akhirnya jam belajar pun usai dengan berbunyi-nya bel istirahat.
====================================
Disaat semua siswa dan siswi beranjak keluar dari kelas untuk memulai beberapa aktifitas di jam istirahat, Andi terlihat hanya tertunduk diam dibangkunya sembari memainkan smartphone-nya.
Aku yang masih penasaran dengan "ketertarikan" Andi pun diam diam kembali ke kelas yang sekarang sudah terlihat sangat sepi, hanya menyisakan Andi sendiri.
Terlihat dari jauh ia tampak fokus memandangi layar smartphone-nya, hingga tak sadar akan kedatanganku yang tiba tiba.
Aku menengok diam diam layar smartphone-nya dari belakang, kulihat benar potret kumpulan foto foto di instagram Mira terpampang jelas di layarnya, sehingga semakin membuatku yakin, bahwa Andi punya perasaan khusus kepada Mira.
"Ohhh jadi kamu suka sama aku yaaa?" Godaku.
"Aa-aa kagak, suer!" jawabnya spontan.
"Boong, buktinya daritadi kamu mantengin terus IG aku"
"Sumpah Mir, ini tadi kepencet!"
"Oh ya udah klo begitu, aku diem aja deh pura pura ga tau" candaku sambil berpaling, berjalam balik keluar dari kelas.
"Tunggu!" sautnya dengan tiba tiba.
"K-kamu sebenarnya siapa??!!"
Sejenak, pertanyaanya benar benar membuatku sangat kaget, aku pun terdiam, terhenti seketika dari setiap langkahku.
"Maaf, maksudmu apa ya?" tanya ku, berpura pura tak terjadi apa apa.
"A-anu, aku selalu merhatiin kamu, d-dan.. Kamu kayak bukan d-dirimu.."
"Maksudku, k-kamu beda banget sama Mira yang kuk-kenal"
"Seperti saat kemaren, w-waktu makan di kantin, Mira g-gak suka sayur, tapi kenapa jadi suka?"
"Hei, aku dihimbau sama dokter, harus sering makan sayur biar jadi sehat" kilahku mencoba tenang dalam menjawab.
"Ah, pas tadi di gerbang sekolah, saat kucing jalanan yang biasa kamu elus saat ketemu, k-kenapa tiba tiba kamu cuekin?!"
"Yaaa.. Gimana ya, aku lagi males aja"
Aku pun mulai panik, namun berusaha tetap tenang menjawab pertanyaanya.
"Tu-tulisanmu, terlihat sangat berbeda!, kebiasaanmu yang sangat suka memainkan r-rambut saat bingung dengan suatu mata pelajaran juga, ti-tidak pernah terlihat kau melakukanya!" imbuhnya dengan nada gagap seolah takut akan suatu hal.
Sepertinya aku terlalu merehmekan level stalkingnya Andi, hingga tak sadar, bahwa dia sangat paham betul kebiasaan Mira. Sungguh menjijikan.
Aku yang terdesak, mencoba untuk membalikan keadaan.
"Bagaimana kalau aku memang bukan Mira?"
Ekspresinya langsung berubah, ketakutan jelas tersirat dari wajahnya.
Sembari berjalan mendekatinya, aku dekatkan muka ku ke samping mukanya, seraya mengambil tanganya dan menariknya ke arah dadaku."Tetaplah diam, nanti kau akan dapat hadiah spesial dariku" bisikku halus ke arah kupingnya, bersamaan dengan tanganya yang kutempelkan paksa ke dadaku.
Dia terpana, diam membatu seolah tak berdaya.
Sedangkan aku kembali berjalan menjauh, dengan senyuman kemenangan, dengan sedikit rasa was was, namun aku berhasil memanipulasi Andi untuk sementara waktu.Dengan wujudku saat ini, sepertinya aku sangat mudah sekali untuk memanfaatkan Andi dan menjadikanya "alat/budak" yang penurut bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life, Mira
FantasíaSeorang Pria berumur 30 tahun, yang gagal dalam kehidupanya. nasib dan takdirnya seketika berubah, ketika jatuh saat akan menyelamatkan seorang Gadis SMA bernama Mira yang tiba tiba terpeleset dari atas sebuah jembatan penyebrangan. Disaat terbangun...