Jam pertama di masuki oleh guru PKN yang membahas tentang masa Orde baru. Di penuhi dengan berbagai cerita dan materi yang sangat membosankan, setelah PKN maka masuk lah jam berikutnya hingga bel istirahat berbunyi.
"Akhirnya, waktu yang ditunggu tiba." Andika bersorak bahagia setelah guru matematika pergi meninggalkan kelas.
"Iya, woi Yat ikut ke kantin ngga?," tanya Rafi pada Hidayat yang fokus membaca.
"Ngga deh, aku disini aja." Hidayat menengadah melihat Rafi lalu melanjutkan membaca buku yang sedang ia pegang.
"Woi, dua orang yang duduk di belakang! Kalian ikut ke kantin ngga?." Kini Rafi bertanya pada Sheby dan Farhan yang sedang bercanda tawa di kursi mereka, mendengar canda tawa di antara mereka dengan sekilas Hidayat melepaskan pandangannya dari buku menuju sumber suara tawa yang manis dari Sheby.
"Tawanya, manis. Andai aja aku yang bercanda sama dia," batin Hidayat
Hidayat pun mengembalikan pandangan mata nya fokus ke buku yang ia baca.
"Aku ikut Fi!," ucap Farhan. "Kamu mau ikut aku atau tinggal disini aja makan bekal kamu?," tanya nya.
"Aku disini aja Han, mau makan bekal buatan bunda. Lagipula kalau aku jajan juga aku bingung makanan apa yang cocok dengan kondisi tubuh aku," jawab Sheby dengan tampilan senyum manis nya yang memukau.
"Oke, nanti aku makan di kelas sambil nemanin kamu. Biasa nya kan Gilang yang nemanin kamu, sekarang gantian biar aku yang nemanin kamu kemana-mana selama Gilang belum pulang," ujar Farhan yang tak kalah romantis membuat jantung Sheby berdebar tak karuan.
"Iya, yaudah sana kasian Rafi sama Andika nungguin." Sheby menunjuk Rafi dan Andikan yang sedang berdiri di pintu dengan wajah kesal mengarah ke Farhan.
"Haha, iya aku pergi dulu ya," pamit Farhan.
"Ih, ngga perlu pakai pamit juga kali Han kayak mau kemana aja," ucap Sheby.
Farhan dan teman-teman nya meninggalkan Sheby dan Hidayat yang sedang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Di saat Sheby membuka kotak bekal yang sudah disiapkan oleh bundanya, Hidayat datang menghampiri dan duduk di kursi depan meja Sheby.
"Aku temanin ya By, sebelum mereka kembali. Takut nanti kamu kenapa-napa," tutur Hidayat.
"Aku baik-baik aja kok, tapi kalau kamu memang mau nemanin aku gapapa silahkan hehe. Oiya kamu mau? Ini bunda bikinnya banyak banget aku jadi sulit untuk habisin." Sheby menyodorkan satu di antara kotak bekalnya yang lain kepada Hidayat. Isinya berupa nugget, sosis dan bakso goreng sebagai cemilan.
"Ini serius? Makasih ya By," ucap Hidayat yang menerima kotak bekal tersebut dengan senang hati.
Beberapa menit kemudian Farhan beserta teman-temannya pun kembali ke kelas membawa sebungkus makanan yang baru saja mereka beli dalam antrian panjang dan berjalan menuju meja Sheby dan Hidayat sedang tempati.
"Huh, panas banget, gerah! kenapa bisa seramai itu si kantin Han? Apa ini gara-gara pesona mu Han?," tuduh Andika sambil mengipasi dirinya dengan buku tipis yang sudah habis di ambil kertas tengah nya untuk ulangan ataupun membuat bola voli versi kertasnya ketika gabut melanda.
"Enak aja, pesona Rafi noh yang kuat banget sampai-sampai banyak mata langsung mengarah ke dia waktu kita lewat tadi." Farhan kini memutarbalikkan fakta, sebenarnya ketika mereka sedang berada di kantin, yang paling menjadi pusat perhatian ialah dirinya sendiri. Karena begitu terkenal di kalangan adik-adik kelas karena kharisma dan ketampanan yang dimiliki dirinya.
"Alah, ngelas aja padahal dia swendiry yaung jwady puwsat pwerhatyan," ungkap Rafi yang begitu tidak terdengar jelas di akibatkan ia bicara sambil memakan siomay. Meski tidak jelas perdebatan dengan tema keramaian di kantin akibat Farhan pun terus berlanjut.
Disisi lain, Sheby dan Hidayat tetap fokus dengan makan mereka meski di penuhi oleh suara-suara ocehan dan sanggahan antara mereka bertiga. Seketika meja tempat mereka berkumpul kini yang menjadi pusat perhatian satu kelas, ya selain bergosip ada juga yang hanya menggelengkan kepala. Ini sudah biasa terjadi ya teman-teman!.
"Udahin debatnya! Fokus makan dong, nanti siomay nya dingin jadi ngga kurang enak kalau dimakan," tegur Sheby yang sudah mulai bosan mendengarkan perdebatan mereka yang sangat tidak jelas.
"Iya ni, mending makan daripada ribut," imbuh Hidayat.
"Lah, kok disini Yat? Bukan nya kamu tadi di depan ya? Tiba-tiba ada disini." Farhan heran sejak kapan Hidayat ada di depan Sheby sambil memakan makanan dengan kotak bekal yang persis sama dengan ke punyaan Sheby.
"Aku daritadi disini kok, cuma kalian aja yang ngga sadar. Balik dari kantin langsung debat," tukas Hidayat yang terus menyuapi dirinya dengan makanan yang di beli oleh Sheby.
"Itu dari siapa?," tanya Farhan sambil mengacungkan jari telunjuk nya mengarah pada kotak bekal yang Hidayat tengah pegang.
"Dari aku, kamu mau Han?," tawar Sheby dengan menyodorkan kotak bekal yang terakhir. Kotaknya masih tertutup ya teman-teman!
"Dari kamu? Aku mau dong." Andika menjawab pertanyaan yang di tujukan kepada Sheby dengan wajah berharap.
"Yang di kasih tawaran itu aku Dik, gimana si." Farhan langsung mengambil kotak dengan cepat, namun terjadi kembali keributan kecil di antara mereka berdua karena berebutan kotak bekal yang di beri oleh Sheby. Disini Rafinya udah kenyang dengan makanan yang udah ia beli tadi, sedangkan Hidayat sudah menghabiskan makanan yang diberikan Sheby padanya.
---------
Haii... jangan lupa di vote,,,tunggu kelanjutannya yaa.
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Terakhirku
Fiksi Remaja[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE dan COMENT!!] • • • Sheby adalah gadis manis yang memiliki penyakit langka. Ingin hidup bahagia bersama teman-teman dan keluarganya. Ia sangat dekat dengan seorang laki-laki bernama Farhan, kedekatan mereka sering disalah p...