Tengah malam remaja lima belas tahun itu berdiri di depan pintu sebuah kamar yang selalu ia rawat sedari sang pemilik kamar meninggalkan nya. Remaja itu memasuki kamar tersebut. Pintu terbuka, aroma yang menenangkan dari sang pemilik kamar menyeruak di dalam indra penciuman nya. Ia menghampiri sebuah lukisan yang mana membuatnya tersenyum pedih.
"Bunda.. Aku kembali, anakmu kembali hidup bunda. Maaf aku tak bisa menyusulmu sekarang. Bahagialah di surga bunda, aku menyayangimu." Ucap Rei sembari memandang lukisan sang bunda yang ia buat sehari sebelum sang bunda pergi meninggalkannya di dunia yang kejam ini sendirian.
Tak ada kesedihan atau air mata yang menetes di kedua kelopak matanya. Rei memandang lukisan itu di kamar sang bunda dengan raut tak terbaca. Ia memajangnya dengan tangis pilu kala itu. Lukisan yang hampir nyata dengan senyuman sang bunda yang menghiasinya membuat Rei merasa sang bunda masih berada disisinya.
Rei menyelam kembali ingatannya yang ia dapat dari catatan kecil milik sang bunda.
Flashback ON
Belinda Christina Frans atau kerap kali dipanggil Belinda. Ia adalah seorang wanita lembut, penyayang dan pekerja keras. Sebelum bermarga Frans Belinda memiliki marga William di belakangnya. Di umurnya yang ke-25 tahun ia menikah dengan seorang pria bernama Ethan Barra Frans saat musim gugur di London. Wanita keturunan British itu menikah dengan pria mapan berwajah asia setelah sebulan mereka dijodohkan. Cinta? Setelah melahirkan anak pertama mereka cinta itu mulai tumbuh. Hati dingin sang pria mulai mencair setelah buah hatinya lahir. Sang pria mulai memperhatikan keluarganya terutama anak dan istrinya.
Lambat laun cinta yang mulai tumbuh diantara keduanya membuat suasana keluarga kecilnya harmonis. Tahun ketiga pernikahan mereka di isi kembali oleh tangisan bayi. Membuat suasana di keluarga kecil itu semakin ditumbuhi keharmonisan dan kebahagiaan di dalamnya. Namun, semua itu tak berlangsung lama. Tahun kelima pernikahan mereka Belinda tengah mengandung anak bungsu mereka tiba-tiba saja mendapat kabar tak terduga. Kabar buruk itu hadir di tengah keharmonisan keluarga kecilnya. Sang suami membawa seorang wanita beserta anak kecil berumur dua tahun masuk ke dalam keharmonisan mereka. Sang istri sakit hati tentu saja. Ia menangis dan stress di saat bersamaan. Namun itu tak berlangsung lama karena setelah bertengkar hebat dengan sang suami ia kabur dengan kandungannya yang saat itu berusia lima bulan.
Kampung halamannya tempat Belinda akan tinggal bersama dengan buah hatinya. Rumah minimalis peninggalan orang tuanya akhirnya berguna juga di saat seperti ini. Setelah melahirkan ia benar-benar menutup akses nya agar sang suami atau orang orang suruhan pria itu tidak menemukannya.
Tahun demi tahun terlewati. Belinda hidup dengan bahagia bersama sang anak. Anaknya yang manis dan penurut itu selalu mendengarkan kata-katanya. Rei, ia adalah anak yang tak banyak menuntut membuat Belinda selalu bangga kepada sang anak yang mengerti akan dirinya. Kecerdasan sang anak di usia yang masih belia membuat dirinya selalu berucap syukur. Sayangnya ia tak bisa hidup lama bersama sang anak karena penyakitnya membuat cahaya kehidupannya mulai menipis.
Belinda menangis setiap malam memikirkan nasib putranya yang akan hidup sendirian tanpa adanya orang yang akan menyayanginya. Ia tak lagi memikirkan sang suami yang sudah hidup bersama wanita lain. Ia benci dengan hidupnya. Mengapa bahagianya hanya sebentar? Ia ingin melihat bagaimana tumbuh kembang putranya. Melihat bagaimana sang putra sukses dan menikah dengan orang yang ia cintai. Tapi sepertinya Tuhan tak berkenan dengan semua itu.
Setelah menangis Belinda selalu menyelinap masuk ke dalam kamar sang anak. Ia akan duduk di ranjang samping sang anak. Ia memandangi sang anak yang begitu tenang di dalam tidurnya. Setelah puas mengamati wajah anaknya yang manis ia mengecup dengan sayang kening sang anak. Membisikkan kata-kata sayang sebelum dirinya pergi dari kamar anaknya.
Tepat sehari sebelum dirinya meninggalkan anak nya Rei nya dunia nya kebahagiaan nya, Rei meminta untuk melukisnya. Dengan senang hati Belinda memenuhi permintaan sang anak. Ia akan dilukiskan oleh Rei yang memang sudah berbakat menjadi seorang pelukis. Belinda berdandan dengan sangat cantik dan memakai pakaian yang terbaik menurut nya. Rei sampai terbengong kala itu melihat penampilan dirinya.
Berjam-jam menahan pegal akhirnya lukisan dirinya selesai. Lukisan itu sangat cantik dan indah Belinda sampai menangis dibuatnya. Lukisan dirinya dari sang anak membuat dirinya emosional terutama ini adalah hari terakhirnya. Rei nya pun menangis di pelukannya. Mereka menangis dan tertidur sembari berpelukan hingga tak terasa esok adalah hari terakhir Belinda.
Flashback OFF
Catatan itu berakhir dengan tulisan 'berpelukan' karena setelah itu sang bunda dilarikan ke rumah sakit dan tepat jam 12 malam sang bunda berpulang ke pangkuan Tuhan.
Rei menatap buku catatan sang bunda yang ada di genggamannya. Kepalan tangan Rei tak berkurang sedikitpun setelah mengingat bunda nya yang juga telah disakiti hatinya. Dua parasit itu akan segera ia lenyapkan karena telah membuat sang bunda merasakan sakit hati dan juga mereka adalah sekian dari para anjing biadab nya.
"Maafkan bunda mu ini yang tak bisa menemanimu lebih lama. Bunda sangat bangga memiliki anak manis seperti dirimu. Terimakasih telah mengerti bunda dan menerima segala keadaan yang ada. Kau putra manis bunda yang cerdas, Rei nya bunda pasti akan selalu mengingat pesan-pesan bunda nya ini. Walaupun bunda meninggalkan mu bunda selalu berada di sisimu sayang. Makanlah yang teratur bunda akan mengawasimu dari atas. Jika Daddy mu mendatangimu dan memintamu tinggal bersamanya ikutlah. Carilah kebahagiaanmu disana. Karena keluarga mu yang sebenarnya ada disana. Kau memiliki saudara yang akan selalu menasehatimu, menjagamu, melindungimu, dan membelamu. Ingatlah itu sayang. Baik-baik ya putra bunda. Bunda sayang Rei."
Itu kata-kata terakhir dari sang bunda yang selalu ia ingat. Saat dirinya yang masih polos itu dengan mudahnya percaya bahwa akan ada yang menyayangi nya. Namun tamparan kenyataan membuatnya menggali lebih jauh apa yang terjadi dengan orang-orang yang di sebut keluarga itu. Faktor utama disebabkan oleh dua parasit itu, dua anjing biadab yang lolos dari kurungannya.
"Bersenang-senang lah dulu para mangsaku sebelum kedatangan iblis yang akan mengikat dan menghancurkan hidup kalian." Ucap Rei dengan seringaian kejamnya. Hatinya yang sudah mati digantikan dengan amarah serta dendam yang tak berujung membuat kepribadian seorang Rei berubah dalam sekejap. Remaja yang dikenal manis itu berubah menjadi remaja berjiwa penuh akan dendam dan amarah di dalamnya. (Jangan ditiru ya)
...
Chapter 2 end.
TBC
VOTE & KOMEN!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rei's Second Life [ON GOING]
Подростковая литератураLelah, Rei lelah dengan hidupnya. Segala siksaan yang sudah melukai hati, fisik, dan mentalnya membuat dirinya memilih memutuskan takdirnya sendiri. Bunuh diri. Itu cara yang Rei lakukan. Namun, bukannya memasuki neraka karena memilih jalan yang s...