Bagian 3

392 38 3
                                        

Selesai kuliah Nirmala langsung menuju ruang himpunan untuk mendiskusikan masalah sponsor ulang tahun prodi mereka. Gadis itu berjalan dengan santai sambil memainkan ponselnya tanpa menghiraukan orang-orang. Bukanya tidak peka, ia tau banyak gosip yang menyebar mengenai hubungannya dengan Abhipraya yang tentu saja tidak benar.

Jika ia menjelaskannya pun mereka sudah tidak percaya lagi, dan Nirmala juga malah meladeninya. Lebih baik ia fokus dengan proker yang sebentar lagi akan terlaksana.

"Nir aku udah buat proposal buat sponsor" kata Desi yang merupakan koor sie sponsor.

"Sponsornya gimana? Pada respon apa nggak?" Tanya Nirmala sambil membuka beberapa halaman proposal.

"Sudah, terus ini aku juga udah coba buat proposal buat di ajuin ke perusahaannya Bian. Nanti kamu yang bilang ke dia ya, siapa tau kita bisa dapet dana lebih"

"Hah? Eh kok aku?"

"Kan kamu pacarnya, udah pasti di kasihlah"

"Aku nggak pacaran sama dia" bantah Nirmala.

"Serah deh hubungan kalian, kan kalian Deket jadi pasti dikasih sama Bian. Aku duluan ya mau belanja keperluan kos" pamit Desi yang langsung pergi meninggalkannya.

"Ya Rabb kenapa jadi gini" Nirmala mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Gimana ngomongnya ke Abhipraya?" Gumamnya heran.

Karena pusing sendiri akhirnya Nirmala memilih berjalan keluar kampus mencari teman-temannya yang sudah janjian akan mengerjakan tugas bersama.

"Ngerjain dimana?" Tanya Nirmala.

"Tempat biasanya aja" jawab Caca.

"Yaudah yuk"

Hanya butuh waktu enam menit untuk sampai di tempat mereka mengerjakan tugas, cafe dengan suasana yang membuat orang-orang betah berlama-lama.

"Mau lesehan apa yang meja?" Tanya Nirmala.

"Lesehan." Jawab Caca dan Desia bebarengan.

Mereka langsung fokus mengerjakan tugas kuliah selama satu jam lebih tanpa ada pembicaraan, karena memang tugas kali ini membutuhkan konsentrasi tinggi.

Selesai mengerjakan tugas Nirmala langsung pulang ke rumahnya, hari ini benar-benar melelahkan baginya. Perpuan berparas ayu itu memejamkan matanya di sofa ruang tamu karena rasa pusing yang tiba-tiba menerjang kepalanya.

"Kepalaku kenapa pusing tiba-tiba." Gumamnya.

"Mala udah pulang gak bilang salam."

"Mala kira gak ada orang Bu."

"Kenapa kayak orang lemes gitu?"

"Kepalaku pusing tiba-tiba Bu."

Ibunya yang tidak tega melihat anak perempuannya kesakitan langsung memijat kepala anaknya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Mbak Mala kenapa Buk?" Tanya Arsa yang baru saja datang.

"Kepalanya sakit, kecapean mungkin."

"Kamu baru pulang dek?"

"Tadi main futsal dulu."

"Biar Arsa aja yang mijetin kakak buk."

"Gak usah, udah enakan." Nirmala langsung mendudukkan dirinya dengan benar.

"Yasudah kalian bersih-bersih badan dulu habis itu sholat Maghrib terus makan malam."

"Siap bos." Jawab Nirmala.

Nirmala AbhiprayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang