Suatu hari di rooftop rumah Dean....
"Bro lu lagi mikir apaan", tanya Dean sambil membawa kopi di tangannya, lamunan Alean tersingkir karena ucapan dari Dean, Dean kembali duduk di bangkunya sembari menaruh kopi itu.
Alean menatapnya tersenyum seolah yang dia pikirkan tadi bukanlah hal penting, Dean yang melihatnya pun merasa ada sesuatu yang dipikirkan oleh sohibnya ini.
"Oh nggak, cuman hal biasa. Ini Sigit sama Sugut lama amat dah, dikira kita di sini kaga bosen apa", keluh Alean sambil membuka hpnya mencari kedua anak yang membuat dia kesal.
"Chill bro palingan tu anak dua, lagi sibuk ngurusin onta bapaknya"
"Onta? Bukannya om Sugut melihara kambing" Alean bingung, "Ya emang, maksud gua nama kambing bapak'e onta. Lu kalo ke rumah tu anak dua, panggil aja onta ntar nyaut trus datengin lu" diimbangi ketawa gelak mereka berdua.
"YOO, WASSUP BRO", teriak si Sugut sambil "nenteng" tas hitam di tangannya diikuti Sigit yang geleng-geleng sama tingkah kembarannya ini.
"Maap yak, gua ngasi makan si onta dulu tadi" kekeh si Sugut. "Nih... buat lo pada. Ini barang premium berkualitas tinggi"...
Isi tas tersebut mencurigakan, berbentuk kotak padat dan hitam yang menimbulkan rasa penasaran keduanya.
"Itu dodol dari mamak, katanya suruh bagiin ke teman-teman." Dean dan Alean menatap Sigit sumringah lalu menyerbu dodol khas Aceh dari ibunya kembaran itu.
"WESSS, MANTAP NIHHH ADA DODOL ADA KOPI" sahut Sugut sambil nyeruput kopi si Alean. "WOE, KOPI GUA ONTA" marah si Alean sambil memukul Sugut pake dodol buatan ibu Sugut. "SAKIT WOY!" teriaknya sambil ngelus kepalanya yang abis jadi sasaran dodol buatan maknya sendiri.
"Slurrrppp, Ahhhh..... mantapp CUYH! emang kopi buatan lo gapernah gagal An" Sugut memberi 4 jempol ke Dean. "Halah biasa itu. Oh iya Git, lu jadi buka warung kopi?"
Sigit menimbang-nimbang pertanyaan Dean sambil memakan dodolnya "Kalo gua udah ada dana jadi sih An, masalahnya gua juga belum serius sama hal ini masih gua pertimbangkan. Walaupun kata bapak, dia yang nanggung modal tapi kan gua ga enakan sama bapak, mana bentar lagi bapak pensiun, bingung banget sih gua".
Lalu Dean menatap lama sohibnya ini sambil menepuk pundaknya perlahan.
"Oh oke, sorry ya gua nanya gini. Malah bikin lo sedih" sesalnya. "Aman bro, lagian gua juga ke sini sekalian mau cerita sama lo pada" ucapnya sambil senyum kecut.
"PRANKK"... (Bunyi gelas jatuh).
Dean dan Sigit dibuat terkejut dengan gelas pecah akibat perkelahian Sugut dan Alean memperebutkan kopi buatan si Dean ini.
Seketika saja suasana yang tampak ramai tadi berubah menjadi hening...
"GUT!" seru Sigit yang mampu membuat Sugut kicep dikarenakan jika kembarannya ini ngamuk, dia bahkan terlihat lebih seram daripada jam pelajaran pak Abadi, guru matematika mereka.
"So-sorry banget An, ini karena gua yang ga mau ngalah sama si Sugut" ucap Alean sambil bawa sapu dan serokan buat bersihin bekas pecahan itu. Dean hanya mampu menghela nafas, karena dia sadar bahwa dia dan Sugut adalah orang yang lebih dewasa dan bijak di antara teman lainnya.
Mereka sudah terbiasa dengan sikap keduanya yang enggan mengalah. "Kalo lo pada masih gini trus, bagusan gausah main ke tempat gua lagi" serunya.
Alean dan Sigit kaget bukan main. Dean marah. "Kami berdua janji ga bakal ngeributin hal beginian lagi." Ucap Alean dipanggil Sugut.
Dean tersenyum, "Ya kalo lu bedua ga berubah juga, awas aja" Alean dan Sugut menggangguk paham.
"Oke, jadi lo udah pada tau kan kenapa kita ngumpul di sini?" Tanya Sigit.
"Jadi..."
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Coffee
HumorIni adalah novelet yang menceritakan aktifitas para pemuda yang bernama Manto dengan teman-temannya Dean, Sigit, Sugut, Alean, Lili, Lulu dengan kopi yang selalu menemani mereka. Enjoy it