02. MASALAH

7 2 0
                                    

"Jadi..."

"Udah part 2 nih, buruan bilang kek" kata Alean sembari membereskan bekas kekacauan tadi.

"Oke, jadi gua butuh bantuan lo pada gimana caranya mengikat tali sepatu" suasana hening mereka tak habis pikir, Dean ngumpulin mereka buat nanya itu doang betapa gobl- makhluk Mahakuasa satu ini.

"Gut, yok pulang" seru si Sigit sembari turun dari rooftop diikuti Sugut.

Setelah sampai di lantai bawah, lalu Sigit menghidupkan kereta vespa kesayangan milik bapaknya mereka berdua tersebut.

"Okeee bang" bales si Sugut.

Sugut dan Sigit pulang tanpa berpamitan dan kini tinggal Alean dan Dean yang saling bertatapan serius di rooftop. Alean tidak sanggup lagi dengan tingkah Dean sehingga rasanya ingin pergi dari temannya yang "prik" itu.

"An selain kopi buatan lu enak, gada lagi yang spesial dari lu" seru si Alean serius sembari bangkit mengambil jaketnya itu lalu menepuk pundak sohibnya itu dan berpamitan.

"Emang cuman gua yang ga ngerti?" Dean kebingungan.

Hari berlalu,... keesokan harinya, Alean berangkat lebih awal ke sekolah dikarenakan jika dia telat hari ini, dia bisa disuruh berdiri di luar kelas karena saat itu juga berlangsungnya jam pelajaran bu Susi. Guru yang berparas cantik dan anggun namun tidak dengan sifatnya yang tegas itu.

"Woohh, gua ga telat!" Seru si Alean bahagia. Di kelas hanya ada dirinya dan Lulu.

"Pagi beibi" goda Alean. "Apaan sih lo curut, ganggu pagi gue yang indah ini aja. Pergi sana lo" usirnya namun membuat Alean makin ingin menjahili temannya itu.

"Eh eh, si cantik marah. Bukannya nyeremin tapi makin cantik tau, jiakkhhhh" serunya sambil nepok tangan membuat si Lulu memasang ekspresi jengkel ke lelaki ini.

"Bro masih pagi udah ngapel aja ya" Sigit datang dengan Sugut.

"Biasalah bro, hidup itu jangan kaku amat kek kanebo, harus berwarna dong. Contohnya yang kayak gini ya ga, gut?" seru si Alean.

"Yoiiiiii" dibalas sugut.

"Oh iya mana tu anak(Dean) prik satu?" tanya si Sigit.

"Yo mamen, gua di sini" Sigit kaget dengan kemunculan Dean yang urak-urakan.

"Lo abis ngapain? Jangan bilang lo masih berusaha ngikat tali sepatu lo sendiri". Lalu Dean membalasnya dengan mengangguk.

"Pfffftttttttt... Di luar planet cuyyyyy,.. ternyata kita berdua kaga bloon-bloon amat yak An" kata Sugut kepada Alean sambil cekikikan.

"Gemesin banget sih, mau aku bantuin ngikat tali sepatunya ga?" Sahut si Lulu.

"Eits,... berhenti di situ beibi. Padahal kamu sama aku jutek, kok sama Dean bisa lemah lembut gini?! ai ken tek dis enimorh(bahasa Inggris)". Mendengar hal itu, Lulu seakan ingin muntah karena perkataan dan tingkah Alean.

Pada saat itu juga, Lulu mendatangi Dean lalu membantu membetulkan tali sepatu milik Dean.

Dean tersenyum hangat. Dan di satu sisi, Dean gatau aja kalo hati Lulu sebenarnya udah konser.

"PWAHAHAHAHAHAHAHAHAHA(Tawa kencang dalam hati Lulu). "Senyumanmu itu loh mas..." batin si lulu.

Alean menatap kemesraan Dean dan Lulu, lalu bergumam kesal pada Dean seakan sedang membacakan mantra.
"ASWSWSWSWSWSWSWSW"(Guman Alean).

Kemudian Lulu berkata, "Aku bisa kok ngajarin kamu setiap hari buat ngikat tali sepatu antibadai, tsunami, topan dan banyak lagilah pokoknya". Setelah Dean mendengar perkataan Lulu, Dean tersentak dan memandang takjub ke arah Lulu.

"Beneran nih? Ga ngerepotin lu?" Lulu bergeleng sambil tersenyum.

Kelas makin rame, Dean dan kawan-kawan kembali ke tempat duduk masing-masing. Bu Susi memasuki kelas sambil membawa beberapa kertas selembar di tangannya. Mereka yang melihat hal itu, sudah bisa membayangkan hal apa yang sudah menanti mereka. Sudah dapat dipastikan, bahwa hari ini adalah ULANGAN HARIAN.

"Mampus guaaaaaaa" gumam si Alean. Karena dia paling anti dengan pelajaran bahasa Inggris. Bu Susi adalah guru bahasa di sekolah mereka.

"Bro, bantuin gua" bisik Alean ke Dean dan kawan-kawan.

Percuma saja, padahal mereka berempat juga paling bodoh dalam pelajaran bahasa Inggris. Hal yang sia-sia Alean bertanya pada mereka.

Kemudian Dean, Sigit, Sugut sontak menggelengkan kepala bersamaan. Kode keras yang berarti akhir dari semua ini.

"Ulangan dapat dimulai, sekarang." seru bu Susi setelah membagikan semua kertas yang tadi dia bawakan.

"Bapakkkkkk... Tolongg pakkkkkkkkkkkkkk" batin si Alean.


BERSAMBUNG...

Kopi CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang