" Pembuktian tanpa ada kepercayaan hanyalah sia-sia. "
~ Agam Hafizul Rizki
***
Baca bismillah dulu yuk sebelum membaca ☺***
Seorang laki-laki berparas blasteran tengah berdiri didepan kelas dengan tampang resah, sambil berkacak pinggang sesekali terdengar decakkan kesal dari mulutnya. Matanya menatap tajam ke arah gerbang sekolah yang terlihat jelas dari lantai 2.
" Ck! Mana sih tuh orang? " Gumahnya pelan.
1 detik, 5 menit, 15 menit berlalu yang ditunggu tak kunjung muncul.
Teettt... Teett...
" Woy Za, ngapain malah bengong disitu hah? Noh miss killer udah muncul batang hidungnya tuh. " Panggil Candra dari jendela kelas sambil menunjuk seorang guru bertampang garang sedang berjalan dari ujung koridor.
" Hm! " Jawab Erza, dengan langkah berat Erza masuk ke kelas. Sekilas melirik ke arah pintu gerbang yang sudah tertutup.
" Dia nggak masuk lagi? " Batin Erza.
***
" Lesu banget Za? " Bisik Candra ditelinga Erza tiba-tiba membuat empunya geli sekaligus kaget.
" Anj*r lo Ndra, jantung gue kejedot rasanya. " Pekik Erza pelan karena takut terdengar miss kiler yang masih dikelas.
" Hehehe, ya abisnya lo udah kaya raga tanpa rasa. Azril juga makin turun aja suhunya, udah kaya kutup utara. Cuma Haikal aja yang udah kembali ke habitat aslinya. " Celetuk Candra panjang lebar, walau tak selebar balasan cinta mas crush.
" Habitat palamu pe'a! " Maki Haikal setengah berbisik. Berbarengan dengn Erza dan Azril yang mengacungkan jari tengah ke arah Candra.
" Beh, kasar! " Balas Candra sambil mengelus dada.
" Halah sok alim padahal kelakuan bang*at! " Timpal Erza skakmat.
" Du-dudu.. " Siul Haikal sampil cengengesan penuh kemenangan.
" Temen Anj*ng! " Maki Candra dalam hati.
***
4 inti AODRA memasuki kantin langsung membuat keributan. Para ciwi-ciwi langsung berhamburan mengerubungi sambil membawa kotak bekal dengan isi bermacam-macam. Mulai dari makanan mahal hingga makanan ekonomis tapi dibuat dengan cinta.
" Minggir Anj*ng! Gerah. " Ujar Erza kasar sambil mendorong bahu siswi-siswi yang berebutan didepannya.
" Aaa kak Erza terima dulu. " Pinta salah satu siswi.
" Minggir atau gue patahin leher lo semua satu-satu! " Ancam Erza langsung membuat mereka menurut dan mundur perlahan memberi jalan.
" Mantap betul ancaman lo Za, hehehe. " Ujar Candra sambil terkekeh.
" Situ aja guys, kosong. " Celetuk Haikal sambil menunjuk bangku kosong di pojok kantin.
Baru saja hendak menyetujui ajakan Haikal, mata Erza tak sengaja menangkap mangsa empuk.
" Jangan! Kita disana. " Tolak Erza lalu menunjuk ke arah salah satu bangku yang sedang diduduki seorang siswa dengan paras yang menonjol dari yang lain.
" Hmm, bolehlah-bolehlah. " Jawab Candra. Sedangkan Haikal dan Azril hanya diam enggan menanggapi.
" Let's play! " Ujar Erza sambil menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERZAKA (On Going)
Teen FictionGue Erzaka Nazriel Arham, anak pemilik SMA Wijayakusuma. Paling benci 2 orang, Agam Hafizul Rizki sahabat kecil gue karena suatu tragedi dimasa lalu dan Arumi Calista Atharrazka, cewek yang nggak tau malu selalu ngejar-ngejarnya. Sampai suatu hari...