Ada Yang Menggantinya

14 2 0
                                    

Naya berlari sekuat tenaga untuk menggapai pintu pagar yang hampir tertutup itu. Rambutnya yang ia kuncir rapi kembali berantakan setelah berlari dari halte yang biasanya ia menunggu angkot, tetapi sialnya angkot itu tidak kunjung datang. Seragam yang sudah rapi kini berantakan, tapi tak melunturkan kecantikan gadis itu.

Dengan nafas yang tak beraturan, ia menahan gerbang yang tinggal sejengkal lagi tertutup.

"Pak Satpam! Pak, anda kok hari ini ganteng banget sih. Jangan ditutup dulu dong pak, Naya mau sekolah lohh" ucapnya mencoba membujuk Pak Bejo, satpam sekolah SMK ERLANGGA 05 itu.

"Haduh neng Naya, kok bisa telat gimana to? Biasanya kamu selalu dateng paling cepet. Tapi maaf neng, bapak gak bisa bantu. Minggirin itu tangannya, nanti tak jepit kamu teriak terus nangis gimana?" ucap Pak Bejo dengan nada tidak enak.

"Pak, bapak tau gak sih. Kalau saya gak belajar, lalu gimana saya mau jadi penerus bangsa yang pandai, kreatif, inofatif, dan mandiri pak? Saya janji bakal jalanin hukuman apapun yang dikasih pak! Gak bohong. Suwer demi Mpok Siti laris manis hari ini"

setelah mendengar nama Mpok Siti, dengan semangat Pak Bejo membuka sedikit gerbang agas Naya bisa masuk. Naya yang melihat itu tersenyum senang, ia berjalan masuk kearea depan sekolah. Lalu berbalik dan mengacungkan jempolnya ke Pak Bejo.

"Makasih ya pak udah dibukain, semoga hari ini berkah buat bapak!!" ucapnya sambil sedikit berteriak.

"Makasih juga neng Naya, udah doain neng Siti yang baik-baik. Semoga hukumannya ringan ya neng!!!" ujar pak Bejo sambil ikutan berteriak.

Naya kembali berlari kearah kamar mandi untuk merapikan penampilannya. Ia menghadap kaca lalu menyisir rambutnya menggunakan tangan lalu menguncirnya menjadi kuncir kuda. Tak lupa ia membenahi seragamnya yang sedikit berantakan dan mencuci wajahnya. Senyum nya mengembang karena tidak bertemu guru dikoridor tadi.

Tapi tak bertahan lama karena tiga orang masuk kedalam kamar mandi. Dandanan mereka sangat tidak mencerminkan pelajar, dengan angkuh mereka berjalan kearah Naya yang membeku ditempatnya.

"Enak ya, sekolah telat masih bisa senyum lo. Lihat! Jawaban ujian gua salah satu anjing!" bentak orang yang berdiri ditengah sambil melempar sebuah kertas berisi nilai.

Naya yang melihat itu sudah berkaca-kaca, dengan tangan bergetar ia mengambil kertas tersebut lalu mengernyitkan dahi.

"I-ini ada yang ganti jawabannya Ca" ucapnya lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Maksud lo gue yang ganti jawabannya gitu?!" bentaknya sambil menjambak rambut Naya.

Naya meringis pelan saat merasakan perih dikulit kepalanya. Air matanya menetes perlahan sambil meremas kertas yang ia pegang.

"Bukannya emang yang gant-uummmhhh" sebelum selesai berbicara, seorang tengah menyumpal mulut gadis berambut coklat dengan tisu toilet.

"Bangsat, diem lo anjing" bisik orang yang tadi menyumpal mulutnya.

"Sona, Reva. Lo berdua bisa diem gk?" desis Caca dengan tatapan tajam seperti ular yang melihat mangsanya.

Sontak, dua perempuan yang dipanggil Sona dan Reva itu terdiam dengan menutup mulut.

Caca kembali menatap Naya yang sudah menangis deras karena jambakannya lebih kencang dari yang tadi.

"Gue gk mau tau, lo harus beresin semua tugas gue dan harus betul semua. Paham gak lo anjing-?!"

"I-iya Ca, gue paham"

Setelah itu, Caca melepaskan jambakannya dan meninggalkan Naya diikuti oleh Sona dan Reva. Naya terduduk sambil menutupi wajahnya. Menahan sekuat tenaga agar suara tangisannya tidak terdengar.

"Hiks hiks Tuhan kenapa selalu seperti ini. Kenapa gua selalu diberi cobaan seperti ini hiks . . ." lirihnya.

"Ya lo dikasih cobaan buat dicobain Nay, bukan diliatin doang" ujar seorang yang masuk kedalam dan menunduk sambil menatap wajah Naya yang tertutup kedua tangan.

Naya mendongak menatap laki-laki itu dengan tatapan sedihnya. "Gavin"

Lelaki bernama Gavin itu tersenyum tenang sambil merengkuh tubuh kecil Naya kedalam pelukannya. Setelah itu, suara tangisan Naya terdengar lebih kencang.

Gavin dengan penuh perhatian mengusap kepala Naya sampai gadis itu tenang.

"Udah mendingan?" Tanya nya dibalas anggukan oleh Naya.

"Yaudah kalau gitu gue mau nganterin Sarah ke perpus dulu ya?"

"Kamu bisa gak nemenin aku dulu? Aku butuh sandaran, biar Sarah dianter yang lain aja" ucap Naya berusaha menahan Gavin agar tidak pergi.

Gavin menggeleng, "Gak bisa Nay. Lo tau sendiri Sarah itu temen gue dari kecil, orang tua nya udah meninggal. Lo paham sedikit dong"

Mata Naya meredup, "Y-Yaudah kalau gitu. Gak papa, aku bisa sendiri"

Gavin menganggukkan kepalanya sambil mengusap kembali rambut panjang Naya, "Makasih udah ngerti ya Nay, benerin dulu penampilan lo. Abis itu ke kelas jangan lupa kerjain tugasnya Caca, nanti dia marah lo lagi yang kena. Udah tau kan kalau Caca marah kayak banteng ngamuk. Gua gak bisa selalu ada buat lo, karena gua juga dibutuhin sama Sarah" senyum Gavin mengembang, lalu beranjak meninggalkan Naya yang sudah meneteskan kembali air matanya.

Dada nya sangat sakit, bayangkan saja. Naya harus bagaimana ketika seorang yang sangat berarti dalam hidupnya malah memilih menemani orang lain daripada dirinya? Apa yang harus Naya mengerti? Apa tidak cukup dirinya bersabar selama satu tahun ini demi hubungan mereka? Naya merasa tidak kuat dengan semua ini.

"Gak, gue bisa sendiri. Emang dari awal gue udah sendiri, gue gak perlu orang lain. Gue bisa lakuin semuanya sendiri, semangat Nay! Lo bisa" ujarnya menyemangati diri sendiri.

Lalu dengan cekatan ia merapikan penampilannya, lalu beranjak dari sana.

•••

Seseorang mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar dan melihat semua yang terjadi di toilet itu. Matanya menyorot tajam, bahkan bolpoin yang ia pegang patah menjadi dua sangking berusaha menahan amarahnya yang sudah ingin meledak.

"Zake, urus surat pindahan anak saya" ujarnya dengan nada rendah pada sekertarisnya yang audah berkeringat dingin.

"Baik tuan, besok tuan muda bisa bersekolah disana" ujarnya dengan nada gemetar.

Tatapan orang itu kian meredup, "Aku kangen sama kamu Vanya"

•••

Naya And Seven DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang