"Alhamdulillah putus"

11 2 1
                                    

GavinGanteng

Nay

Iya Gav? Kamu jadi kan?

Sorry Nay, aku
gk bisa. Sarah minta
ditemenin, gua gk
bisa nolak

Jadi kamu milih nemenin
Sarah daripada nganterin
aku pulang?

Nay, ngertiin aku
dikit dong. Sarah butuh
aku Nay.

Yaudah gapapa, cepet pulang
ya. Jangan lupa mandi dan makan.

Iya sayang. Makasih
ya udah ngertiin aku.

read.


Naya berjalan dengan santai menuju taman belakang yang jarang ditempati orang-orang. Suasana disana sangat sejuk karena berada di dekat sawah, ada sebuah gubuk tempat favorit nya ketika mengobati luka karena ulah Caca dan antek-anteknya. Serta untuk menenangkan hatinya yang sedang galau karena Gavin.

Pohon beringin yang rindang berdiri indah disana, dan satu ayunan yang memiliki kenangan terindah nya. Saat Gavin menyatakan cintanya pada Naya, dan menuntun Naya untuk duduk diayunan itu lalu Gavin mendorongnya dengan tawa. Suasana itu tidak akan dilupakan oleh Naya.

Kakinya tiba-tiba berhenti melangkah, tangannya mengeratkan pegangan pada ransel yang dibawanya. Matanya berkaca-kaca, tanpa bekedip air matanya lolos. Sulit untuk menganggap hal yang terjadi didepannya adalah halusinasi semata.

Disana, dibawah pohon beringin seorang perempuan duduk diatas ayunan dan didorong oleh seorang laki-laki. Tawa mereka bahkan terdengar sampai ditelinga Naya membuatnya muak.

Perlahan dua orang itu berdiri dan saling berpelukan, sang lelaki mengusap kepala gadis itu dengan sayang. Bahkan ia mengecup ubun-ubun nya. Naya teringat ketika ia dipeluk pertama kali oleh pacarnya, dan sekarang hal itu terjadi kembali tetapi Gavin dengan perempuan lain.

Sarah, perempuan itu yang dipeluk oleh Gavin. Gadis yang diakui oleh Gavin sebagai sahabatnya sendari kecil yang ditinggal mati oleh orang tuanya dan dirawat oleh keluarga Gavin, gadis yang selalu menjadi pertama dimata Gavin, gadis yang sangat dipedulikan Gavin bahkan ketika Naya membutuhkan sosok Gavin.

Hati Naya seperti ditusuk ribuan jarum, ditimpa gunung, bahkan seperti ditumpuk dengan batu yang besar. Sangat sakit, hatinya berdenyut nyeri, air matanya semakin deras ketika kaki nya melangkah lebih dekat kearah Gavin dan Sarah.

"Gavin" panggil Naya lirih sambil menatap laki-laki itu.

Sontak Gavin kaget dan segera melepaskan pelukannya, lalu menatap Naya dengan tatapan seperti kucing yang sedang terciduk mencuri ikan.

Matanya meneduh, mencoba meraih tangan Naya tetapi Naya lebih dulu mundur selangkah. Sarah mengernyitkan dahi nya bingung, "Gavin, kamu bilang Naya udah pulang"

Gavin menoleh menatap Sarah, "Ya tadi aku kira Naya udah pulang. Soalnya chat aku dilihat doang sama dia"

Sarah mengangguk, lalu menatap Naya dengan senyum mengembang. "Hai Naya, mau main bareng aku sama Gavin gak?"

Naya menggeleng pelan, air matanya mengering dan membekas. "Gav" panggilnya sambil menatap Gavin dalam.

Gavin merasa bersalah, mencoba sekali lagi memegang tangan Naya tetapi kembali Naya mundur selangkah. Dada nya terasa sesak, ia sulit bernafas.

Naya And Seven DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang