CHAPTER 4

160 7 6
                                    

Kata bapak, walau kita saudaraan dan lahir di rahim yang sama bukan berarti kita gak beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata bapak, walau kita saudaraan dan lahir di rahim yang sama bukan berarti kita gak beda. Justru karna perbedaan itu kita harus saling memahami sikap satu sama lainnya dan bapak juga bilang kehebatan Bunda itu juga di ukur dari kesabaraannya, karna dia mampu menangani 7 otak yang isinya beda







" Besok, Bunda mau pergi kerumah uwa di jakarta selama 1 minggu, jadi bunda mau kamu jaga adek-adek kamu, ya? " terang Bunda kepada anak keduanya, Radhja.

" Tenang bun. Radja jagain mereka dengan baik. Sekarang kan Jendral juga sering pulang jadi bisa saling jagain, " ucap Radja.

Bunda besok mau pergi ke Jakarta karna dia akan membantu Uwa, kakaknya, untuk acara takhlilan suami uwa disana. Bunda disuruh kesana untuk sedikit membantu soal masakan, mereka semua suka masakan Bunda karna masakannya sangat enak bahkan, sekarang anak-anak Bunda sedang membantu Bunda bikin kue untuk dibawa kesana.

" Bunda dianterin mang Udin, ya? " tanya Jelo, si bungsu yang awalnya gak mau pisah sama Bunda tapi, dia berhasil dibujuk Jendral dengan cara akan dibelikan sebuah komputer untuk dirinya bermain game asal Jelo mampu membagi waktunya antara sekolah dan bermain kalo tidak otomatis komputernya diambil lagi sama Jendral.

" Iyalah. Siapa lagi, " jawab Bunda.

" Udah jangan sedih. Bunda cuman seminggu disana, " ucap Bunda lagi yang berusaha menghibur Jelo yang memsang wajah sedih dan memelas.

" Nih bocah, cengeng amat, " ledek Aksara kakak yang paling seneng ngeledekkn adik bungsunya.

" Aksa, jangan mulai deh, " peringatan Bunda yang paham betul kalo anak satunya itu akan memulai sebuah kegaduhaan dengan menggoda adik bungsunya.

" Aksa mah cuman jujur, Bun, " ucap Aksara yang malah lanjut. Sebuah tepukkan dipaha membuat Aksara terperanjat, Radja memberi isyarat itu agar Aksara diam dan benar saja anak itu langsung diam tak berkutik. Bang Radja abang Aksara yang paling nyeremin namun, terkadang Aksara gak akan kapok dengan amarahnya Radja.

Malam ini dirumah bapak Junaidi ramai sekali karna semua sibuk membuat kue untuk kepergian Bunda ke jakarta. Apalagi ada Aksara si biang recok dan si biang dari segala kegaduhaan rumah. Malam ini juga rasanya hangat karna semua berkumpul kecuali Mahen tapi, mereka sempat melakukan pamggilan video dan bercanda dengan Bang Mahen lewat video call. Mereka banyak cerita apalagi dirumah sekarang rame banget karna lagi pada kumpul dengan paket komplit soalnya biasanya pasti diantara nya pasti ada yang gak hadir tapi, sekarang lengkap walau Bang Mahennya cuman lewat video call doang.

" Bang, Besok jagain Bunda, ya? " pesan Chandra kepada abang pertamanya.

" Iya. Tenang ajah. Bunda bakal abang kawal kemanapun langkah bunda pergi, " ucap Bang Mahen menyakinkan adek-adeknya.

MAHEN DAN 6 SAUDARANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang