CHAPTER 3

99 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




" Aku hanya adalah bagian yang tidak penting dihidupmu namun, tanpa harus aku jelasin ke kamu kayanya kamu sudah tahu seberapa pentingnya kamu dihidupku. "

Lentera Ayunindya

Siang ini dikediaman keluarga bapak Junaidi  sedikit ramai pasalnya seluruh keluarga dari bapak dan Bunda datang karna mereka semua berkumpul untuk acara lamaraan Bang Jendral dan Mbak Clara. Rumah nampak ramai dengan berbagai suara gelak tawa para ibu-ibu yang heboh memberikan banyolannya dan juga cerita dengan banyak gosip yang sedang ramai. Cerita emak-emak memang gak ada obat selalu saja bikin tertawa puas apalagi kalo udah dengar suara khas dari mereka, bikin sakit perut.

" Selamat siang emak-emak! " teriak Aksara, sang pelopor kericuhaan. Aksara adalah anak bapak yang gampang akrab karna sifatnya yang percaya diri dan suka ngebanyol apalagi kalo ada emak-emak kaya gini makin menjadi-jadi.

"  Aduh bujang bapak Junaidi, Jang Aksa! " teriak uwa Anum, kakak bapak yang sudah tua namun, bersyukurnya beliau masih diberi umur panjang dan ditinggal adik kesayangannya.

" Uwa, kumaha sehat? " tanya Aksa sambil salim kepersatu keluarga bapak dan juga ibunya. Walau terlihat liar namun, sopan santun Aksara wajib diancungi jempol.

" Alhamdulillah sehat. Ya beginilah, ksa. Sering juga sakit-sakita namanya juga dah tua..." jawab Uwa dibarengi kekehan, " ya, semoga sehat selalu, wa, " timpal Aksa.

" Kapan atuh kerumah uwa lagi? "Tanya Uwa Anum lagi.

" Nanti tunggu Aksa bawa cewe-lah. Sekalian ngenalin, " jawab Aksa yang membuat Uwa Anum terkekeh.

" Okelah. Uwa tunggu dirumah. Jangan kelamaan keburu Uwa gak ada, uwa udah tua, Ksa, " tutur Uwa Anum.

" Aksa doain semoga Uwa panjang umur biar bisa lihat Aksa nikah, ya wa? "

" Aamiin!!! " jawab semua keluarga yang ada disana.

" Assalamualaikum, "

Sebuah suara yang Aksara kenal. Suara Nadien dan benar saja dugaannya. Nadien muncul dari balik pintu yang sejak tadi dibiarkan terbuka. Senyum mengembang ketika melihat Nadien yang akhirnya datang juga.

" Assalamualaikum, " sebuah suara yang juga tidak asing karna Aksara sering mendengarnya jadi dia hapal betul siapa pemilik suara tersebu.

" Lentera? "

Aksara terkejut ketika melihat Lentera juga datang bersama Nadien. Senyum yang awalnya mengembang mendadak luntur. Tak ada lagi senyum manis dari Aksara ketika melihat Lentera sehingga Lentera yang semangat melihat wajah Aksara membuatnya jadi terluka. ternyata datang kesini bersama Nadien adalah cara yang salah. hatinya kembali merasakan sakit namun, dia berusaha untuk tetap berusaha tersenyum.

MAHEN DAN 6 SAUDARANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang