4. Lambe Turah

5.6K 565 142
                                    

Seminggu berlalu sejak berita tentang Hanin yang melakukan aksi bunuh diri diketahui oleh Jamal dan Aminah. Dengan koneksi yang Jamal punya, pria itu mencoba menghubungi teman-temannya yang berada di Jakarta, mencari tahu tentang keberadaan Hanin dan kabar dari wanita tersebut.

Selagi menunggu informasi dari teman-temannya, sementara ini, mau gak mau Davin terpaksa dirawat oleh Jamal dengan dibantu oleh keluarganya.

Terpaksa? Tentu saja. Jika kalian pikir Jamal akan luluh, maka kalian salah telah menaruh ekspektasi pada lelaki berparas tampan ini.

Jamal memang bilang ia jatuh dalam pesona Davin yang menggemaskan. Tapi perlu di
ingat, itu berlaku jika Davin menjadi anak yang anteng, yang mudah ketawa jika diajak bercanda, apalagi kalau Davin sudah tidur, sudah dipastikan itu saat-saat merdeka bagi seorang Jamal Bagaskara. Karena Jamal bisa bekerja dengan tenang tanpa gangguan sebagai seorang freelancer.

Coba kalau Davin sedang dalam fase-fase rese, rewel,  dan cengengnya.  rasa-rasanya Jamal ingin  menggiling Davin terus dijadikan adonan pentol saja.

Seminggu sudah berlalu namun Jamal masih belum terbiasa dengan sosok  bayi gendut yang selalu tidur bersamanya di kamar yang seluas empat kali empat meter persegi miliknya. Jika biasanya setiap terbangun Jamal merasakan kepalanya ditimpa oleh paha berlemak milik Davin, karena gaya tidur bocah itu yang tidak beraturan. Maka kali ini ceritanya beda lagi.

"Maal~" tangan gempal Davin menyentuh wajah Jamal yang terlelap. Berharap lelaki yang selalu menemaninya tidur setiap malam itu membuka matanya dan memberinya susu kesukaannya.

"Aiiiiiii mimi maaal~" celoteh Davin masih berusaha membuat jamal terbangun.

"Hmm apa ini anget-anget?" Gumam Jamal setengah sadar saat merasakan area kasur bagian leher dan kepalanya terasa basah dan hangat.  Namun lelaki itu tak peduli dan semakin mengusakkan wajahnya ke bantal untuk melanjutkan tidurnya.

Sepertinya usaha Davin untuk membangunkan Jamal sia-sia. Davin pun menyerah dan merebahkan tubuhnya kembali, menatap langit-langit kamar Jamal dan bermain dengan dunianya sendiri. "Apwaa mumumumu igiiii.. uuuuu~" tangannya yang gempal ia masukkan ke dalam mulut  sehingga menimbulkan suara-suara yang lucu.

Semakin lama, keanehan semakin Jamal rasakan saat mencium aroma yang tak sedap bersumber dari bantal yang ia pakai.

"Loh kok pesing?" Lelaki itu semakin mengerutkan hidungnya merasakan sensasi aneh yang ia rasakan.  5 detik berikutnya nyawanya langsung terkumpul saat menyadari sesuatu.

"COK, WAJAHKU KENA OMPOL !" Jamal memekik keras karena Davin yang mengompol tepat mengenai sisi kepalanya.

Pekikan Jamal membuat Davin berjingkat terkejut, namun setelahnya bayi itu malah tertawa seraya menggerakkan tangannya keatas dengan girang "Hehehe.. maal amuuung~" kekehan tak berdosa itu membuat Jamal semakin ingin menjadikan Davin sayur sop ibunya saja.

"IBUUUUUUUK ! ASETKU BUAT MIKAT CEWE DIOMPOLI SAMA DAVIIIIIN~" Raung Jamal menjerit  yang hanya ditanggapi kerjapan polos oleh Davin.

"Apa lihat-lihat, hah ?! tak colok matamu, hiiih!" Sungut  Jamal emosi  yang hanya disuguhi wajah lugu tanpa bersalah oleh Davin. Membuat Jamal jadi semakin gondok saja.

"Apapawaaa amaaang hehehe~" Davin bertepuk tangan ria. Menurut Davin Jamal sangat lucu sekali dengan ekspresinya yang bersungut-sungut kesal.

👶👶👶👶


"Makanya, kalau dibangunin sholat subuh itu ndang langsung bangun, bilangnya iya..iya.. tapi lanjut tidur," cibir Aminah yang tengah menggendong Davin sambil menyaksikan Jamal yang tengah berusaha menggotong kasurnya untuk dijemur di luar rumah.

Anak TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang