16. Tarawih

3K 422 107
                                    

Ada perubahan Bu Aminah nanti panggilannya 'Uti' dan Pak Agung jadi 'Akung'

👶👶👶👶

Semenjak bisa berjalan dengan lancar, Davin jadi suka berjalan kesana-kemari, mengelilingi rumah, mengikuti Aminah saat beraktivitas dan sering tiba-tiba melipir ke segala arah hingga membuat aksi kejar-kejaran dengan orang-orang yang sedang menjaganya.

Meski langkah kakinya pendek-pendek, namun bayi itu begitu gesit dan lincah jika bergerak. Karena kemampuannya itu, Jamal merasa kewalahan jika hendak memandikan Davin, karena si bayi hiperaktif itu sekarang bisa kabur jika dimasukkan ke kamar mandi. Perjuangan Jamal masih belum selesai, masih ada proses penuh drama ketika Davin tidak ingin dipakaikan baju, si bayi lincah itu akan keluar kamar dengan hanya memakai diapers yang sudah susah payah Jamal pasang kemudian berlarian mintal-mintul di dalam rumah untuk menghindari Jamal yang ingin memakaikan baju untuk Davin.

Davin juga tumbuh menjadi anak yang pemberani dan selalu penasaran dengan hal-hal yang dilihatnya. Ia akan berjalan sendiri untuk bisa meraih sesuatu, kemudian jika sudah tidak tertarik, benda itu akan berakhir ditelantarkan begitu saja dan mencari keseruan yang lain.

Kadang kalau mendapati pintu luar terbuka, si kecil hiperaktif itu dengan cepat sudah mencapai tepi jalan dan ingin menyeberanginya. Untungnya jalan di depan rumah tidak terlalu ramai dan masih banyak tetangga yang berkumpul untuk ngerumpi. Sontak tingkah Davin tersebut selalu membuat orang-orang disekitarnya jadi was-was.

Untuk mencegah Davin yang suka tiba-tiba ngeluyur ke jalan, hari ini Agung berinisiatif memanggil dua orang tukang untuk membangun pagar agar tidak membahayakan cucu pungutannya jika sewaktu-waktu tidak ada orang yang mengawasinya. Toh juga sebentar lagi mau memasuki bulan ramadhan. Biar menambah kesan indah dan aman juga untuk rumahnya.

Dari balik jendela, Davin yang saat ini lagi makan di ruang tamu menatap lekat pak tukang yang sedang bekerja memotong aluminium dengan gerindra. suara alat itu terdengar berisik. Manik kecilnya sampai tidak berkedip di tambah mulutnya yang sedikit melongo karena begitu tertarik melihat percikan api yang muncul akibat proses pemotongan besi tersebut.

"Davin. Aaaaa... " Davin menerima suapan terakhir yang diberikan Aminah tanpa rewel.

"Cah pinter, " puji Aminah bangga karena Davin mampu menghabiskan makanannya. Tangan lembutnya bergerak membersihkan sisa makanan yang menempel di sekitar mulut dan pipi Davin dengan sapu tangan.

"Uti ke dapur ya? Davin di sini aja, jangan pergi kemana-mana."

Dirasa Davin lagi anteng memperhatikan kegiatan pak tukang yang ada di luar, Aminah beranjak menuju ke dapur untuk meletakkan mangkuk kotor bekas makanan Davin.

Beberapa detik kemudian, ucapan aminah adalah angin lalu. Kini bayi hiperaktif itu sudah berjalan cepat menuju Pak Agung yang ada di luar.

"Kung!" Panggil Davin riang dengan menerjang kaki panjangnya. bayi gendut itu berhasil lolos keluar saat menyadari tak ada seorangpun yang mengawasinya.

"Loh, kok kesini? Main di dalem aja!" Tangan tua yang masih kokoh itu menggendong tubuh Davin dengan ringan.

Davin yang di gendong Agung meronta-ronta ingin turun karena ia tertarik dengan cahaya yang muncul dari proses pembuatan pagar oleh tukang las.

"Ai tana~"
[Davin mau ke sana]

"Jangan Le, bahaya. Nanti kamu kena las. "

Davin tambah merengek dan Agung tidak luluh dengan rengekan anak temuan Jamal ini.

"Nih, kamu mau gorengan gak? Pisang goreng? Atau es teh. Hayo mau yang mana?" Tawar Agung agar Davin mau diam. Bayi di gendongannya itu hanya melihat dengan malas makanan yang kakek tua ini coba tawarkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang