11. kolam 🌊

3.7K 486 104
                                    

Apa kabar?
Ada yang kangen?
.
.
.

Sekali lagi mau ingetin, ini bukan lapak BxB!




"Davin.. Aaaa" tangan macho nan berotot itu dengan hati-hati menyodorkan sendok imut berisi nasi yang halus ke depan mulut si kecil.

"Huuee~" sedikit tangisan, namun beberapa detik kemudian-

"Hiks! Yuuumm.." anak itu mulai mengunyah makanannya.

Jamal menghela napas sabar yang kesekian kali. Acara makan saat ini harus di hadapi dengan penuh drama. Bibir Davin yang terluka membuat bayi itu jadi susah makan.

Sebenarnya sih nafsu makan Davin tetap lahap, namun jika bibirnya tersentuh benda asing akan terasa perih. Akibatnya bayi itu akan menangis dulu, kemudian jika sudah beradaptasi dengan rasa perihnya, anak itu akan menelan makannya.

"Udah nih, tinggal suapan terakhir " kata Jamal sambil menyiapkan suapan terakhir untuk Davin.

Jamal yang melihat mata bening Davin yang siap menumpahkan air matanya, menyeletuk "eeeeiit! Jangan nangis dulu. Ini makanannya aja belum masuk mulut kok udah mau nanges," Jamal udah khatam sama tabiat Davin yang emang suka lebay.

"Ayo terakhir.. Aaa" suapan terakhir pun diterima oleh Davin.

"Om, aku udah selesai," kata Aska sambil menunjukkan piringnya yang sudah bersih.

Tadi Jamal masakin Aska telur ceplok karena Aska sendiri yang minta. Jamal emang pinter masak kok, efek hidup mandiri selama di ibukota. Buktinya makanannya Aska habis bersih tak tersisa. Ya meskipun pinternya si Jamal cuma masak telur, mi, mi dicampur telur, atau dadar yang di mix pake mi aka Darmi, alias dadar mi. Walaupun cuma muter-muter mi dan telur aja, yang penting kan ada protein dan karbohidrat. Makanannya Jamal masih bisa hidup sampai sekarang.

"Pinter. Piringnya taruh di dapur ya kak"

Aska pun langsung bergegas ke dapur. Mumpung tontonan pororonya sedang iklan. Kemudian tak lama anak itu balik lagi.

Jamal memperhatikan bibir Davin yang bergerak gerak karena mengunyah makanan.

"Bibirmu kok jadi memble Vin. Uuuh, masih sakit ta?" Jamal meringis ngilu melihat ada luka sobekan kecil di bibir bawah Davin. Pasti rasanya perih banget.

Jamal pun beranjak untuk meletakkan peralatan makan milik Davin ke dapur. Urusan bersih-bersih, bisa diurus nanti. Kalau Aminah tidak terima, biar dibersihkan wanita itu sendiri. Emang gitu si Jamal. Agak kurang ajar untung Aminah masih sayang.

"Udah yuk main di kamar aja" Jamal menggendong tubuh berisi itu untuk masuk ke kamar. bilangnya ngajak main, Padahal mau nidurin Davin.

Eh, yang bener maksud Jamal itu mau menidurkan Davin. Lagian sudah waktunya jam tidur siang. Kan pas tuh. Perut kenyang, diajak rebahan, pasti abis itu rasa kantuknya datang, maka tidur pun akan jadi tenang.

"Kak Aska. Nanti kalau pororonya udah selesai masuk ke kamarnya om ya. Bobok siang!"

"Iya om" jawab anak itu tanpa menoleh ke arah Jamal karena matanya udah fokus ke Pororo.

Jamal meletakkan Davin di kasur, membiarkan bayi kelebihan lemak itu sibuk dengan mainannya.

Waktu terus berlalu, lama kelamaan malah Jamal yang jadi jadi ngantuk sendiri. Sedang Davin malah em sibuk dengan imajinasinya dan tidak ada sama sekali tanda-tanda anak itu ingin tidur.

Jamal menarik paksa tubuh Davin agar ia dekap. "Ayo tidur. main terus kamu gak tudur tidur" ucap Jamal geregetan, tangannya menepuk-nepuk bokong Davin dengan gemas . sedang Davin meronta-ronta ingin melepaskan diri dari dekapan Jamal.

Anak TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang