Bab XIV.

135 5 0
                                    

[ 14 - Pengalih Fokus ]

Sudah dua minggu berlalu sejak Harzhel pindah keluar negeri.

"Ja, sarapan dulu."

Javrian menggelengkan kepalanya dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.

"Javrian!" panggil Juarta yang baru masuk kedalam kelas.

"Berisik, Ju!" tegur Mada.

"Emang tuh anak, berisik banget." sahut Vanya.

Juarta menatap Vanya tajam. "Diam lo monyet!" ujar Juarta.

"Lo babi!" balas Vanya.

"Kok-"

"Berisik bangsat!" bentak Javrian.

Anak satu kelas langsung pada diam dan mereka langsung pada duduk dikursinya masing masing.

Vanya dan Mada menatap Javrian heran.

"Lo kenapa sensi banget sih hari ini?" tanya Mada.

Javrian mengangkat kepalanya dan menatap tajam kearah Vanya.

"Mending lo pergi." suruh Javrian pada Vanya.

"Si bego ga tau terima kasih!" marah Vanya.

Mada menghela napas lelah. "Van, mending lo pergi. Biar gua yang urus nih anak. Lo pergi dulu aja sana." suruh Mada pada Vanya.

Vanya mengangguk dan langsung pergi dari sana. Mada menatap Juarta tajam.

"Lo juga pergi sana!"

"Tap-"

"Keluar Juarta." suruh Mada.

Juarta dengan perasaan marah, tetap pergi keluar kelas dan menyusul Vanya dibawah.

Sekarang Mada lagi nyuruh anak sekelas buat keluar dulu dan nutup pintu kelas.

Keadaan kelas menjadi sangat gelap sekarang.

"Ja, lo jangan gini-"

"Javrin brengsek! Dia pergi ninggalin gua sendirian disini, ditambah dia juga bawa orang yang gua suka pergi bersamanya." ujar Javrian.

Mada mengangguk mengerti. Menghampiri Javrian dan berdiri dihadapan pemuda yang duduk dikursinya itu.

"Lo boleh marah sama om Javrin, tapi ingat dia juga orang yang besarin lo. Yang dulu selalu kasih lo uang jajan."

Mada mengusap rambut Javrian pelan.

"Lo boleh kecewa sama keadaan, lo boleh marah sama mereka, tapi jangan melibatkan orang lain yang tidak tau masalah lo. Mereka ga tau apa apa tapi ikut lo marahin."

Javrian tersenyum tipis. Menarik pinggang Mada dihadapannya dan dipeluknya.

"Maafin gua. Gua lagi kecewa dan marah banget sama keadaan."

Mada masih setia mengusap rambut Javrian.

"Tante Jane bakal nikahkan minggu depan? Lo datang ya, tunjukin ke mereka kalo lo bisa bangkit tanpa adanya peran orang tua."

"Gua malas-"

"Ja." panggil Mada.

Ia tersenyum tipis dan mengangguk.

"Oke, tapi sama lo."



- J A V Z H E L O -




kaget bgt pas dapat berita soal mashidam sampai lupa upload nih cerita.

KARENAMU AKU BERTAHAN [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang