End

3.9K 350 18
                                    

●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalice memiringkan kepalanya perlahan dan menempelkan bibirnya ke bibir Jennie. Tidak butuh waktu bagi Jennie untuk membalas ciuman Lalice. Bibir mereka bergerak secara bersamaan, Jennie menekan tengkuk Lalice untuk memperdalam ciuman mereka.

"Aku sangat bahagia memilikimu."Ujar Lalice menarik ciuman mereka.

Jennie tidak menanggapinya dan kembali menarik tengkuk Lalice, Lidah mereka beradu untuk saling mendominasi tapi tetap saja Lalice lebih mendominasinya.

Mereka melepaskan ciumannya karena kurangnya udara. Lalice menatap mata Jennie dengan nafas yang terengah-engah, mata mereka telah dipenuhi oleh nafsu.

Jennie menarik tengkuk Lalice meminta Ciuman Yang lebih lagi. Dan dengan senang Hati Lalice melakukannya. Dinginnya suhu ruangan itu tidak berarti bagi mereka karena tubuh panas yang mereka rasakan.

"Mmpphhh"

Erangan itu berhasil keluar dari mulut Jennie ketika Lalice menciumnya penuh gairah. Ciuman lembut yang penuh dengan kasih sayang. Bibir Lalice begitu lembut bagi Jennie begitu pula halnya dengan Laice bibir Jennie telah menjadi candu untuknya.

Lidah Lalice terus bergerak menikmati mulut Jennie didalam sana. Sensasi luar biasa kembali menjalar di tubuh Jennie.

Lalice melepaskan ciumannya membuat Jennie bingun.

"K-kenapa.?"

Lalice tersenyum. "Aku lupa mengunci pintunya."

Jennie memutar matanya karena Lalice turun dari tubuhnya untuk mengunci pintu.

Setelah mengunci pintu Lalice kembali naik ke ranjang dengan cara merangkak membuat Jennie menggigit bibirnya untuk menggoda Lalice. Karena merasa tertantang Lalice langsung ambruk ke tubuh Istrinya mencium leher Jennie bahkan Menghisap lembut tulang selangka istrinya.

"A-aahhh.. Ho-ney Aahh.."

Lalice kembali naik mencium bibir Jennie memberikan ciuman panas sebelum turun ke intinya.

"AARRHHHHH LALICEEE.."

Lalice memasukkan dua jarinya tanpa aba-aba ke vagina istrinya, membuat Jennie mengerang keras.

"S-sayang.!"

Jennie memeluk leher Lalice begitu erat karena serangan tiba-tiba itu.

"Masih sakit..?"

Jennie mengangguk menanggapi sehingga akhirnya Lalice menarik jarinya dari vagina Jennie secara perlahan.

"A-aahhh..."

Jennie mencengkram kuat bahu Lalice merasakan pergerakan tangan istrinya.

Lalice mencium rahang Jennie, agar gadis di bawahnya tidak terlalu merasakan pergerakan tangannya.

But, She's Not You. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang