10

2.4K 307 4
                                    

●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plakk

Tamparan kembali mendarat di wajahnya membuat yang lain terbelalak melihat kehadiran Jennie disana.

"Apa kau gila.?" Tanya Jennie marah.

"J-Jennie."

"Apa.? Kau sudah merasa hebat sekarang.? Kau merasa jika kau sudah membuktikan apa yang kau katakan tempo hari.? Apa kau tidak memikirkan keselamatanmu.?" Tanya Jennie beruntung.

"Jennie aku tidak bermaksud–"

"Tidak bermaksud apa.? Kau sudah terlalu jauh untuk mencari tahu kepergian Lisa, jika semua yang kau ucapkan itu benar adanya harusnya kau pergi dan pulang ke paris. Tempatmu bukan disini Lalice."

Lalice turun dari motornya menatap lekat mata yang kini menatapnya tajam. "Jika kau ingin tahu, Ini bukan hanya tentang Lisa, Jennie. Aku tidak pernah merasa terganggu kehadiran seseorang dalam hidupku sebelum kau hadir dan muncul dihadapanku, setelah itu semuanya berubah. Kau mengambil alih semuanya, Jennie. Kau yang membawaku sampai ketitik ini. Kau tahu itu apa.? Aku menyadari jika aku menyukaimu, aku menyadari jika yang aku rasakan berbeda, aku menyadari sesuatu yang mendorongku untuk menjagamu." Ujar Lalice tanpa memutuskan tatapan mereka berdua.

"Tapi aku tidak menyukaimu."

"Yah, aku juga menyadari itu. Kau tidak akan pernah menyukaiku terlepas wajahku yang mirip dengan Lisa. Tapi sebelum itu, kau harus mengenal siapa pria yang kau anggap Oppa, yang kau anggap pria baik dan lembut." Kata Lalice berlalu meninggalkan mereka begitu saja.

Rosé menatap tidak suka pada Jennie. "Kau sudah menamparnya 2x dan itu yang terakhir Jennie Kim." Ujar Rosé lalu pergi menyusul Lalice.

"Kita harus bicara Jennie." Kini Jisoo menarik tangan Jennie pergi dari sana.

Setelah sampai ditempat yang Jisoo tuju, Jennie menghempaskan tangan Jisoo secara kasar.

"Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan Jennie Kim.?" Tanya Jisoo marah.

Jennie mengusap wajahnya kasar memejamkan matanya sejenak lalu kembali menoleh ke arah Jisoo. "Aku sadar Unnie, aku bukan orang gila yang menamparnya begitu saja. Aku hanya tidak ingin Lalice terlibat kepergian Lisa. Sejak awal aku sudah tahu dan curiga dengan Kai Oppa. Selama Lisa masih ada, dia tidak pernah memberitahuku bagaimana Kai memperlakukannya, Lisa tidak pernah mengeluh dengan apa yang terjadi padanya. Aku tahu unnie, aku tahu semuanya." Jelas Jennie. Kini gadis itu kembali terisak.

"Kenapa kau tidak pernah mengatakan pada yang lain.?"

"Aku diam, karena Aku tidak mau para sahabat Lisa menjadi sasaran Kai. Aku yakin mereka akan marah dan ingin membalaskan semuanya tapi aku takut apa yang dialami Lisa terjadi juga pada mereka. Aku tidak bodoh Unnie, selama ini Kai mengejarku aku tahu maksud pria itu. Dan sekarang, kehadiran Lalice dimana Kai mengira itu Lisa. Apa hidupnya tidak terancam.? Kai bisa saja melakukan hal yang sama Unnie." Kata Jennie Terisak. "Aku mohon padamu Unnie, bawa Lalice pergi, bawa dia pulang. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya. Aku mohon Unnie, Aku mohon." Jennie luruh dihadapan Jisoo, memohon kepada gadis pemilik bibir hati itu.

But, She's Not You. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang