[07/?]

223 46 17
                                    

Ondine keluar dari ruang kerjanya dan Hawks, dan langsung bertemu pandang dengan Yoru yang mengangguk sopan sebagai sapaan terhadapnya.

Dengan perasaan ragu Ondine mendatangi Yoru yang segera berdiri.

"Apakah Anda butuh sesuatu, Ondine-san?"

Ondine mengangguk, lalu sedikit menunduk karena lelaki itu lebih pendek dari Hawks.

"Tentang ini—" Ondine menyerahkan brosur audisi permodelan beberapa tahun yang lalu ke muka Yoru. "Apa kau pernah melihatnya?"

Yoru mengerutkan kening, terlihat tak begitu peduli hingga berakhir menggeleng. Tetapi detik berikutnya Yoru malah mengangguk semangat, "Tidak—AH! BENAR JUGA! ITU SAYA!" ungkapnya, mencurigakan.

Ondine termangu. Tiba-tiba saja 'itu saya', padahal ia belum bertanya lebih rinci. Jadi ia melanjurkan, "Kenapa?" ujarnya.

"Eh? Apanya yang kenapa?"

"Kenapa ditaruh di mejaku?"

"Karena Anda cocok jadi model?"

"Kenapa tidak diserahkan secara langsung?"

"Karena waktu itu kita masih belum kenal dekat ...?"

Ondine mengerjapkan mata, menatap senyuman aneh Yoru. Gelagat lelaki itu tidak seperti biasanya. Tetapi karena Ondine tak bisa berlama-lama menahan aktivitas orang lain, maka ia lekas berterimakasih dan mengundurkan diri. Namun baru sempat mengambil tiga langkah, Yoru menghentikan Ondine dengan pertanyaan mengejutkan.

"Apakah Anda menyesal?—menjadi model?"

Ondine menoleh, mengerutkan hidung dan kening dengan bibir mengerucut.

Kalau boleh jujur, semua yang Ondine atau Mayumi jalani sampai sekarang ini dipenuhi penyesalan. Tetapi Ondine memilih tersenyum, melambaikan tangan tanpa memberikan jawaban pada Yoru yang tercengang.

"Hampir saja ...," desah Yoru, lega. Namun kala mengingat senyuman Ondine yang lelah, entah mengapa Yoru merasa bersalah.

"Haaah ... harusnya dari awal tidak aku iyakan suruhan Hawks-san."

"Apanya?"

Yoru terperanjat, mendongak, dan menemukan Hawks yang baru saja tiba.

"Ondine mendatangimu?" tanya sang atasan dengan mengecilkan suara seraya berjalan mendekatinya.

Yoru mengangguk, melirik ruangan di mana Hawks dan Ondine bersama.

"Menanyakan apa?"

"Brosur audisi model bertahun-tahun yang lalu."

Hawks meminum kopinya, ikut menatap pintu ruang kerjanya. "Kau hampir membocorkannya?"

"Iya ... maaf. Soalnya dia tiba-tiba saja bertanya, padahal itu sudah sangat lama, jadi saya lupa."

Hawks tertawa kecil. "Kerja bagus. Pasti lucu melihatnya sepenasaran itu."

Setelah itu Hawks berjalan ke depan akses ruang kerjanya, lalu tersentak mendapati pintu yang tak ditutup rapat. Sontak dadanya berdebar kencang. Senyumnya tanpa sadar mengembang, tapi ia bersikeras mengembalikan ekspresi datar.

Hawks membuka pintu, menatap Ondine yang termenung. Sudah pasti gadis bertelinga sensitif itu mendengar percakapan Hawks bersama Yoru. Namun Ondine masih kebingungan, dan berusaha menyusun puzzle-nya sendirian.

Hawks menutup mulutnya dengan tangan, mengambil berkas yang dibutuhkan sebelum keluar ruangan.

Ekspresi penasaran Ondine benar-benar menghibur Hawks yang asik mengintip dari jendela kecil pada pintu.

Sidekick Criminal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang