[04/?]

226 51 0
                                    

Tepat dua tahun Ondine berhasil menjadi model dan bintang iklan, dua tahun pula ia menghabiskan waktu dengan mendengar cemoohan di agensi maupun internet. Ondine bahkan sudah tidak membuka sosial media demi kenyamanan hatinya. Namun selama itu pula tidak ada tindakan berarti dari Hawks. Padahal selalu bersama, tetapi tak melakukan apa-apa demi kawan masa kecilnya.

Ondine itu tidak pernah mengabaikan pandangan orang-orang terhadap dirinya, oleh sebab itulah tidak pula mampu melepas tanggung jawabnya. Di usia dua puluh dua ini, Ondine bekerja sebagai seorang pahlawan sekaligus model terkenal. Akhirnya ia bisa berdiri berdampingan dengan Hawks, tetapi untuk apa? Ia tidak pernah menginginkan itu semua.

Ondine memasang topi baret di kepala, menatap pantulan diri di cerminnya. Ia rapikan dasi di antara kerah blazer kulit potongan pendek, dan rok sepan sebetis. Semuanya serba hitam, termasuk sarung tangan, ikat pinggang, dan wedgesnya. Terkecuali kemeja dan kaos kaki putih. Rambutnya dikepang rendah, sebelum diikat oleh pita hitam.

Itu adalah kostum pahlawan yang sudah Ondine tetapkan sejak masuk sepuluh besar, posisi terpopuler nomor empat, tepat dua peringkat di bawah Hawks sejak All Might pensiun. Dan masuknya ia ke dalam peringkat atas tersebut menciptakan kehebohan karena—Ondine cuma seorang sidekick. Namun, yah, meskipun banyak yang menganggapnya curang, tidak ada yang berubah dengan hasilnya.

Setelan hitam dan putih, sangat formal dan sederhana. Tetapi Ondine suka, mengingat rambut dan sayapnya sudah terlalu mencolok oleh warna pelanginya.

Dan hari ini adalah jadwal patroli Ondine bersama Hawks.

"Sudah kubilang kalau hari ini bakal ada Hawks-san, bukan?!"

"Hawks! Foto bareng, yuk!"

"Kyaaa! Itu Hawks!"

Ondine tak bisa tersenyum setiap kali mendengar nama Hawks saja yang disanjung. Seakan-akan asisten dari pahlawan nomor dua itu tak ada. Ia yang membawa bekal dalam tas kulit hitamnya cuma bisa meremas tali dari tas kulit selempangnya.

Sejujurnya prestasi keduanya tidak beda jauh, hanya saja karena Ondine bertugas sebagai penyokong Hawks, tentu apa yang sudah dikerjakannya tak begitu terlihat di mata publik. Dan meskipun masyarakat menganggap mereka berdua sebagai partner serasi, Hawks seolah berada di level yang berbeda karena quirknya dikenal sebagai penyelamat tercepat, bukan Ondine si pelumpuh lambat.

Sudah beberapa kali Ondine meminta tukar jadwal, sayangnya selalu ditolak oleh Hawks. Padahal ia merasa sangat tertekan, tetapi karena Hawks menolak maka Ondine tidak bisa berbuat apa-apa selain diam.

"Ondine-san! Ondine-san!"

Seseorang memanggil namanya, gadis kecil yang melompat-lompat. Ondine mengerjapkan mata, lalu mendekatinya selagi diikuti Hawks di belakang.

"Izinkan aku menyentuh telingamu!"

Ondine yang baru tiba di hadapan gadis kecil itu berakhir tersentak, tidak menyangka kalau telinga runcingnya lebih menarik ketimbang sayap pelanginya.

Mau tak mau Ondine mengabulkan. Ia merunduk dengan menopang tangan pada lutut, kemudian mengaitkan anak rambut ke belakang telinga.

"Silakan."

Hawks yang menunggu di belakangnya pun meneguk ludah, memperhatikan telinga Ondine yang memerah selagi diraba si gadis kecil kurang ajar. Apalagi Ondine di depannya pakai menungging segala.

Lekas Hawks mengusap mulutnya dengan tangan, mengalihkan pandangan.

"Ayo, Ondine."

Pemuda itu menarik pinggang Ondine, dengan tersenyum paksa melambaikan tangan pada gadis kecil yang terlihat kecewa karena dua pahlawan Kyushu tersebut sudah harus pergi. Namun langkah Hawks mendadak berhenti, sementara Ondine mendengar laporan dari Yoru melalui panggilan.

Sidekick Criminal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang