[12/?]

189 48 0
                                    

“Ditolak. Kembalilah, Ondine.”

Mayumi tercengang, menatap atasan yang bahkan tidak meliriknya walau sebentar ketika dirinya menghadap. Biasanya para petinggi akan memandangnya, memberikan pujian bahwa Ondine semakin cantik tiap waktunya. Tetapi sekarang Mayumi diabaikan, seperti sudah tersadar bahwa Ondine tidak sebagus yang mereka kira.

Ondine baru saja meminta izin cuti di hari natal dan akhir tahun, sendirian. Yang tentu saja bakal ditolak. Kalau bukan permintaan Hawks, maka tidak sah orang bawah meminta hak liburan.

“Kecuali kau mau melakukan perintah kami.”

“Ya?”

Ondine mengerjapkan mata, menatap wanita tua yang melihat kondisi kota di luar jendela sebelum balas memandangnya.

“Sejujurnya sudah lama kami ingin kau keluar dari agensi Hawks dan menjadi Underground Hero, tapi Hawks terus menghalangi kami dengan memberikan ancaman tak masuk akal agar kami tidak memisahkan kalian.”

“Saya ... baru tahu.”

“Aku ingin kau menangkap pahlawan yang bergabung dengan Pasukan Pembebasan.”

“Pasukan Pembebasan? Mereka masih ada?”

“Carilah mereka. Kami beri waktu sampai akhir tahun.”

Begitu mendengar perintah tersebut, Ondine termenung di jalan pulang.

Entah mengapa, Ondine sulit sekali mempercayai semua perkataan yang dikeluarkan para petinggi. Bukan mencurigakan, ia hanya tidak ingin mengikuti suruhan.

Akhir tahun, katanya. Seminggu lagi tahun baru. Padahal mereka yang paling tahu betapa tidak bergunanya Ondine jika tak bersama Hawks. Lalu mengapa memberi batasan waktu sesingkat itu? Belum lagi natal sudah lewat, apa yang mau diberikan sebagai hadiah kerja kerasnya?

Ondine mendesah, mengeluarkan asap dari mulutnya. Ia perhatikan langit yang kelabu, sementara angin musim dingin terus menerpa tubuh.

Sejak Ondine tahu bahwa Hawks dan Yoru (dan mungkin yang lain juga) mempermainkannya, perempuan itu jadi sulit mempercayai manusia.

Gunakanlah otakmu itu, Mayumi!

Di halte bus, Ondine mengerutkan kening. Ia harus banyak berpikir agar tidak ketinggalan dan dimanfaatkan.

Tapi—kenapa aku tidak izin berhenti saja, ya? Daripada cuti.

Ondine menggoyangkan kakinya, menatap sepatu pantofel hitam hadiah dari penggemarnya. Sangat pas dan sesuai seleranya. Jadi ia tersenyum tipis, senang karena merasa diperhatikan.

Dan pekerjaannya sebagai model masih berjalan. Minggu lalu Ondine baru selesai melakukan pemotretan pakaian musim dingin. Sebentar lagi majalahnya keluar dan tersebar.

“Di sini kau rupanya.”

Tiga hari lagi natal. Sudah susah payah Mayumi menghindari Keigo demi ketenangan hari raya, tetapi makhluk bersayap elang itu tidak pernah lelah mengganggunya.

“Bisa 'kah kau menyisihkan waktu untukku?” Hawks duduk di sebelah Ondine yang selalu terlihat lucu ketika mengenakan jaket kebesaran. “Aku lelah dan membutuhkanmu.”

“Lalu?”

“Ayolah, Ondine. Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu.”

Sebelum mengucapkan maaf pada Mayumi yang sudah tersakiti olehnya, tanpa tahu malu Keigo malah mengutarakan keinginannya.

Sidekick Criminal [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang