Hari yang menyebalkan

637 28 19
                                    

"Loh, kan bener den."

Ujar mama yang membuat alden semakin kesal.

"Ih, udah ah. Ayo pah pergi aja, ga suka sama mama!"

Victor melihat istrinya itu sedang kesal, langsung membawa nya ke dalam pelukannya untuk menenangkan hati nya.

"Pah, lihat mama!"

Adunya pada Victor yang sedang memeluk nya.

"Gapapa. Udah, mama itu gemes sama kamu, sayang. Nah, makanya dia jahilin kamu."

"Tapi, mama hiks mama ga suka sama aku lagi"

Victor sudah berusaha merayu sang istri, tetapi usahanya sia-sia. Ia pun membujuk sang mama mertua untuk berbaikan dengan anaknya.

"Mah.."

Ujar papa Alden yang menyenggol lengan mama nya. Mama menghembuskan nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya. Ia pun akhirnya mau, dan berdiri menghampiri sang anak.

"Aden.. maafin mama den. Mama cuma gemes aja sama kamu. Ih kaya ga tau dulu kita deh. Kita kan biasanya gini. Lihat tubuh kamu, ada isinya, tambah gemes den"

Bujuk sang mama, yang menggoyangkan lengan anaknya yang masih didekapan sang suami.

Alden masih menangis. Ia memang semenjak hamil selalu sensitif. Bawaan bayinya memang susah. Ia sendiri juga kadang sangat kewalahan, dan di tambah perutnya setiap hari sering sakit akibat tendangan dari sang anak.

"Sayang. Mama kamu minta maaf, loh. Maafin, ya?"

Alden pun hanya takluk pada ucapan suaminya. Ia berdiri dengan pelan di bantu suami, dan langsung menyalim tangan sang mama. Mama pun memeluk nya, dan terus berucap

"Beneran maafin mama kan?"

"I-iya mah. Aden maafin, huaa tapi jangan di ulangi lagi, baby tidak suka."

"Iya-iya. Sudah, tidak usah menangis lagi. Kasihan baby nya, ga malu hm?"

Belum juga satu jam, sudah di ulangi jahilnya. Dan itu membuat sang anak menangis lagi.

"Huaaaa papa!"

"Haish! Mah!"

Tegur suami nya mama, tak lain ialah papanya alden.

"Eh, iya, astaga lupa den. Maaf, maaf ya"

"Tidak! Aden tidak mau dengan mama hiks"

Ia pun menangis kembali, sesekali mengelus perut nya sendiri agar hangat.

Victor khawatir, ia pun langsung meminta izin untuk menemani istri nya ke kamar untuk tidur.

"Mah, Victor izin bawa Alden ke kamar ya. Kasihan dia kalo nangis terus, perut nya sering sakit soalnya"

"Iya, iya, bawa aja. Maaf loh, tolong bilangin ke dia, mama tau kalo itu hanya bawaan."

"Iya, mah. Nanti Victor bujuk ya"

"Ya, tor."

Victor pun memapah tubuh besar milik alden. Semenjak hamil, tubuhnya menjadi semakin besar. Tapi, karena itulah ia semakin imut di mata semua keluarga dan teman-teman nya.

"Yok, sayang. Kita tidur aja ya? Udah ga usah nangis, mama itu beneran main-main aja"

"Tapi, tapi, tadi mama nakalin aku terus. Aku engga suka pah"

"Iya, aku tau. Tapi, ini karena baby aja sayang, dulu kan kamu sama mama kamu dekat. Kamu ga kasihan sama mama kamu?"

"Huaaaa mamaaa.. aku mau sama mama aja! Mau peluk mama pah, ayo, ayo ke sana"

"Iya, iya, tapi kata mama tidur dulu. "

"Benarkah?"

"Iya, benar. Ayo, aku puk puk kamu ya?"

"Iya, puk puk sama elus-elus ya?"

"Iya, sayang."

Victor tersenyum, mengulurkan tangannya ke tubuh alden yang terbaring membelakangi nya, menyatukan perut dan tangannya. Bergerak, geli rasanya. Seperti ingin cepat-cepat menemui sang anak.

"Sehat-sehat ya, nak. Papa dan mama menunggu kehadiran mu, selalu." batinnya.

Setelah dirasa sudah tertidur, Victor pun mulai tertidur juga, dengan tangan yang masih berada di perut buncit itu.

~~~~~

Hi, maaf. Aku selalu sibuk rl, sibuk mikir dan juga sibuk nulis cerita baru. Aku menulis nya untuk di baca banyak orang dan si pembaca juga suka.
Always pake hati nulisnya. Jadi, setelah selesai nulis, kemungkinan akan aku buat book nya.

Jangan lupa vote, dan komen di cerita ini. Makasih semuanya.

∆ Dimohon untuk sabar menunggu chap selanjutnya ∆

Berawal dari musuhan, berujung jadi suami istri [VIDEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang