Chapter 8: Miracle Seed

5 0 0
                                    


Setelah kejadian kemarin, Arlo semakin yakin kalau semua ini terjadi bukan cuman ulah seseorang tapi melibatkan pasukan yang amat kuat dan memiliki koneksi dengan orang gedung dewan. Tetapi walaupun begitu, ia masih ragu apakah Max terlibat atau tidak karena hubungannya yang begitu dekat dengan Dr. Rivaldo yaitu ayah Arlo. Tak mungkin seorang sahabat mampu melakukan pengkhianatan sebegitu besar, sangat mustahil dan tidak pernah sesekali Arlo memikirkan tentang hal itu. 

Namun Alan berpikiran sebaliknya, ia menduga Max menjadi dalang dari semua keributan dan kekacauan ini. Ia tahu Max bekerja sama dengan sekelompok pasukan jahat namun tidak tahu untuk apa mereka bekerja sama dan melakukan penindasan terhadap bangsa X-Human, apa alasan mereka melakukannya.

Alan yakin kejadian ini akan semakin memburuk waktu demi waktu sampai kedamaian benar-benar tidak dapat dihidupkan kembali seperti masa kepemimpinan Dr. Rivaldo. 

Prioritas Alan ialah membebaskan para tahanan X-Human dari kamp penahanan hingga dapat dikumpulkan pada tempat yang aman. Alan khawatir rencananya itu akan ditolak oleh Prof. Stein karena akan membahayakan lokasi labolatorium satu-satunya yang menjadi tempat perlindungan mereka. Alan mencoba berdiskusi berdua dengan Prof. Stein mengenai ini.

Prof. Stein terlihat sedang mengerjakan alat untuk mengontrol kekuatan Arlo dengan lebih efisien bersama ilmuwan lainnya, kemudian Alan menghampirinya.

Alan : "Paman! Maksudku bro! hehehe"

Stein : "Yoo Alan! ada apa? sudah selesai membuat strateginya?"

Alan : "Ada yang ingin aku bicarakan, tapi hanya kita berdua saja"

Stein : "Okee? Ikut paman, aku tahu dimana kita bisa membicarakan ini hanya berdua saja"

Arissa yang melihat dari kejauhan merasa curiga karena Stein hanya mengajak Alan saja, tapi ia merasa mungkin ada sesuatu yang harus mereka bicarakan dari hati ke hati. Melihat Arissa, Stein langsung menyapa dan memberitahu untuk menggantikan tanggung jawab Stein di labolatorium.

Stein : "Arissa, kamu gantikan aku sebentar, kalau ada apa-apa kabari aku!"

Arissa : "Siapp profesor"

Stein dan Alan berjalan menuju ruangan khususnya tersebut. Lalu Stein mengatakan 'Alan, aku tahu maksudmu tapi aku tidak bisa membiarkan Arlo sampai jatuh ke tangan mereka, dia itu memiliki separuh energi Miracle Seed. Itu sangat berharga sekali'. Walau demikian Alan mencoba meyakinkan Stein untuk menyelamatkan X-Human dari kamp penahanan dan menempatkan mereka semua dibawah perlindungan di labolatorium ini.

Alan : "Kita punya tempat yang cukup dan persediaan yang memadai untuk menjaga mereka sementara waktu, aku tidak bisa membiarkan mereka mati satu per satu"

Stein : "Kalau ada kesempatan itu pasti akan aku ambil, Alan. Aku  selama ini menanggung penderitaan itu semua tapi aku berusaha menjaga Arlo tetap aman sampai kita tahu siapa dalang semua ini. Kamu mau Arlo sampai tertangkap dan terbunuh? Kalau Arlo jatuh ke tangan mereka, pasti energi Arlo akan dikuras habis hingga ia mati."

Alan : "Aku tidak bisa merasakan penderitaan lagi, sudah cukup ayah jadi korban semua ini." sambil meneteskan air mata dan mengusapnya.

Stein : "Aku tahu Alan, aku tahu. Ini pilihan yang benar-benar berat yang harus kita ambil."

Tanpa disadari, Arlo sudah lama mendengar obrolan mereka dari balik pintu. Lalu ia masuk ke ruangan itu membuat Alan dan Stein kaget,

Stein : "Arlo! Ada apa?"

Alan : "Hah!"

Arlo : "Kita harus selamatkan para X-Human itu! Aku tidak ingin ada nyawa yang dikorbankan lagi!"

VOLTER STEIN "The Peace Enforcement" (DIFFERENT UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang