11

2 0 0
                                    

"Denger-denger yang kemaren kena masalah itu, 12 Mipa 2 pengen di DO sama kepsek."

"Bukannya masalahnya udah selesai? Waktu gue masih kelas 10 dia kan pernah jadi juara umum, pinter anaknya padahal ya."

Dua orang penggosip kakak kelas berjalan melewati Elfina, begitu serius sampai lupa mempedulikan sekitar, perempuan berambut pendek dengan kelopak mata besar terhiasi lingkaran hitam-memang sudah sejak lahir ada, mendengar sekilas tanpa terlihat mempedulikan. Beruntung sekolah sudah tidak begitu ramai, mengingat waktu pulang sekolah empat puluh lima menit yang lalu.

Ah, karena harus remedial ulangan harian matematika di ruang guru, Elfina menjadi terlambat pulang sekolah. Elfina menghela napas, pandangannya menurun melihat tali sepatunya terlepas dan harus diikat, padahal tadi pagi Elfina sudah 'mengikat mati' tali sepatunya. Daripada sepatunya mengendur tiap kali ia melangkah, Elfina memilih mengikat tali sepatunya terlebih dahulu.

Dengan masih menggendong tas, Elfina berjongkok di dekat dinding, tak jauh dari jarak dua perempuan yang masih menggosip di depannya.

"Oh gue inget juga, juara umum yang pernah ngalahin Mutiara ya kan? Emang kayaknya pinter banget orangnya. Nah kalo ini yang gue denger, dia mau di DO, tapi nggak tahu jadi apa nggak atau kayak gimana."

Pupil Elfina melebar, ia sedikit mengangkat wajah, menyorot lurus, ketika sadar gosipan kakak kelas tersebut menyangkut kakak perempuannya, Mutiara.

Balasan terdengar dari perempuan berambut bergelombang ikat satu, ia mengerutkan kening. "Masalah apa deh bisa sampe pengen di DO?"

"Yah, sebenernya masalah dia banyak, gue cuma tahu beberapa aja, pernah ketahuan ngerokok, ikut tawuran, mukul satu-dua anak sampe masuk rumah sakit, kalo nggak salah dia juga pernah ketahuan pake ganja!"

Elfina tidak bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan ekspresi terkejutnya, yang benar saja, ganja? Bagaimana mungkin ada siswa yang menggunakan benda terlarang tersebut, namun, masih bisa berkeliaran bebas di lingkungan sekolah?

"Gila sampe ganja, kok nggak di DO dari kemarin-kemarin sih?! Gue tahu, dia pernah ketahuan ngerokok sama mukul orang, tapi ganja? Gue nggak pernah denger perasaan."

"Gue juga tahunya dari pacar gue, yang tahu cuma sedikit tentang dia. Tapi yang ganja masih bisa ketolong kok."

"Ih terus gimana?"

"Ya gitu, orangnya juga jarang masuk kelas."

"Siapa deh namanya, Ar... Arief siapa?"

"Arief Nagarjuna Grissham."

Jantung Elfina berdentum keras, saat nama 'Arief' terucap dari dua kakak kelas perempuan tersebut. Tanpa disadari, pandangan Elfina berkabut.

"Emang ada Grissham-nya? Grissham kan nama keluarga pengusaha terkenal."

"Gue juga baru tahu nama panjang aslinya, katanya Arief emang dari keluarga orang kaya, makanya nggak bisa sembarangan di DO."

Kedua telapak tangan Elfina berkeringat dingin, secara sulit Elfina membasahi tenggorokannya yang mendadak kering. Apakah arti dari ungkapan Arief tentang 'jangan pernah penasaran akan sosoknya' adalah hal ini?

Haha, memangnya ini cerita novel yang sering Elfina baca di perpustakaan?

Tidak mungkin kan?

Tanpa direncanakan, kedua mata Elfina memanas, gadis itu segera berkedip berkali-kali menahan sekuat tenaga, agar air matanya tidak berakhir tumpah. Lalu, jika memang itulah kenyataannya, harus seperti apa Elfinata bersikap?

Sesak menggrogoti sistem kerja jantung Elfina, memberi perasaan berdengung memilukan. Pantas saja, Elfina tidak menemukan sesosok Arief di kelas 11. Selama ini, Elfina-lah yang mengambil kesimpulan sendiri bahwa Arief 'seumuran' dengannya, padahal, Elfina tidak pernah bertanya, pula Arief yang tidak pernah memberitahu jati diri secara detailnya.

Posisi Elfina yang semula berjongkok berniat membenarkan tali sepatu, kini berganti menjadi memeluk kedua kaki tanpa mempedulikan sekitar, membenamkan wajah di antara lipatan kedua lutut. Ia memejamkan mata, meninggalkan jejak-jejak tetesan bening. Elfina berharap Arief yang mereka gosipkan bukan Arief yang Elfinata kenal, sebab, jika memang Arief adalah orang yang dimaksud, Elfina tidak yakin bisa mempertahankan hubungan mereka dan menerima masa lalu 'kelam' seorang Arief Nagarjuna.

Inilah hal yang paling Elfina takutkan.

Inilah hal yang paling tidak mau Elfina ketahui.

....Elfinata sungguh tidak mungkin sanggup menerima... sisi tergelap Arief Nagarjuna yang satu ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang