•
•Jennie, masih menatap wajah Daisy selaras dengan isi kepalanya yang terus berusaha menelan semua yang sedang ia alami, mencerna sesuatu yang tidak masuk akal dan sulit di pahami bahkan oleh dirinya sendiri.
Dengan begitu saja benaknya membuat sebuah kesimpulan konyol, tidakkah tuhan membuat semua ini untuknya melalui sebuah mimpi panjang hingga sulit untuk Jennie lepaskan, ini bukan hanya sebuah kebetulan sebab ia mempercayai segala hal yang terjadi memang sudah seharusnya, mimpi itu.. pria itu.. dan semua ini seakan saling bertaut.
Jennie berpikir gila dengan menganggap mungkinkah Tuhan sudah membuat bayinya kembali hidup hari ini meski melalui wanita lain?
Lalu apa yang Tuhan rencanakan lagi dengan mempertemukan Jennie dengan Jongin?
Ini semua akan semakin sulit untuk Jennie abaikan, terlebih ia mendapati perasaan yang sama ketika pertama kali Jennie melihat pria itu meski tatapannya jelas berbeda, Jennie seolah menemukan sesuatu yang selama ini hilang dari dirinya, kekosongan itu seakan kembali hanya dengan melihat pria yang ia tau bernama Jongin hadir tepat di depan matanya, secara nyata.
"Mom.."
Daisy memanggil sebab merasa Jennie terlalu lama diam, dan gadis itu hanya tersenyum seperti tau jika Daisy akan kembali bicara.
"Kau.. benar-benar Mommy-ku kan?"
Tidak ada yang berubah dari wajah Jennie Selain senyumannya yang kembali nampak tapi kali ini terlihat lebih penuh arti, hatinya terenyuh atas pertanyaan Daisy seolah anak itu tau apa yang sedang Jennie pikirkan.
"...Hmm." Jennie menjawab pelan dengan matanya yang entah kenapa mulai memerah.
"Aku tau Daddy pasti bohong dengan mengatakan Mommy sudah meninggal, kalian hanya sedang bertengkar iya kan?"
Jennie tidak menjawab untuk pertanyaan tersebut, ia takut melakukan kesalahan meski ia sangat ingin mengiyakan ucapan Daisy, bagaimanapun sosok pria yang sekarang ia tau menjadi ayah Daisy seperti tidak begitu peduli pada Jennie bahkan terkesan tidak suka, untuk hal ini Jennie tentu harus lebih menggunakan logikanya jika memang benar semua ini hanya sebatas mimpi, ia takut terlalu masuk kedalam sesuatu yang belum pasti dan akhirnya kecewa.
Amber masuk dengan menatap orang-orang disana dengan cengiran sungkannya.
"Jennie-ssi, sepertinya kami harus segera pergi." Ujar Amber.
"Sekarang?" Tanya Jennie dan Amber mengangguk.
"Aku mewakili Kai.. em maksudku ayahnya Daisy mengucapkan terimakasih atas semua yang sudah kau lakukan, aku tau itu sangat mengganggumu." Amber membungkuk sebagai permintaan maaf bukan hanya pada Jennie tapi juga semua yang ada disana.
Kai...
Nama pria itu Kai.
Jennie membatin, nama yang jelas berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY
Fanfiction"Daddy!" Kai menutup matanya, ia masih bersikap tenang, Tubuh Kai mundur bersama kursinya memberi celah untuk Daisy yang dengan acuh duduk di atas pangkuan Kai, anak itu membuat Kai diam saat Daisy meletakan satu persatu foto beberapa wanita di atas...