9 tahun

1.2K 59 15
                                        

Hari² sudah mereka lewati, sembilan tahun sudah berlalu

Sekarang mereka berada di taman, sesekali mengajak bareum dan jihan bermain agar tidak bosan

"Daddy"

Teriak sosok perempuan kecil berumur 3 tahun dari arah sana

Park jihan kini sudah menginjak umur 3 tahun, dia berlari kearah daddy nya dan memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park jihan kini sudah menginjak umur 3 tahun, dia berlari kearah daddy nya dan memeluknya

Bareum, dia tumbuh menjadi anak berumur 9 tahun, kakinya memang panjang seperti daddy nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bareum, dia tumbuh menjadi anak berumur 9 tahun, kakinya memang panjang seperti daddy nya

Chenle mendekati anaknya selagi jisung bermain dengan jihan, dia memandang lekat wajah anaknya itu

"Bareum-ah"

Bareum hanya menoleh, dia tau jika mommy nya itu duduk disamping dirinya

"Nanti kita mampir ke cafe terus makan siang disana, bareum mau??"

Bareum hanya mengangguk tanda bahwa ia menjawab 'iya'

Chenle sedih dengan bareum, sejak dia tumbuh dewasa dia tambah irit bicara, chenle berjalan kearah jisung, dia membawa jihan untuk bermain pada bareum

"Bareum jaga adiknya ya, mommy sama daddy mau bicara sebentar"

Lagi² dia hanya mengangguk, seolah tak punya mulut, padahal kan dia dulunya cerewet sekali

"Sung?!"

"Hm"

Dia menatap lekat jisung

"Aku curiga pada bareum"

"Anak hanya diam saja kau curigai?, apa yang kau fikirkan eoh?"

Chenle menggeleng

"Bukan, bukan itu, dia tumbuh dewasa jadi irit bicara"

"Benarkah!"

Chenle menunduk dan bergumam

"Kita terlalu memperhatikan jihan, sekarang lihatlah bareum, anak itu menjadi pendiam, apa dia menyimpan rahasia dari kita"

"Maksudmu??"

"Dia mungkin sedih karna tau kia pilih kasih"

Ucap chenle sambil menatap ke arah jihan dan bareum bermain, disana chenle melihat hanya jihan yang mengoceh dan tersenyum, dan... Bareum bocah itu hanya memasang wajah datar nya

"Kita tak pilih kasih le, kita hanya kurang mengawasi dia"

"Tapi kita kelihatan kalau pilih kasih, lihat anak mu disana, bukankah hanya jihan yg bahagia?"

Jisung melihat kearah yg chenle tunjuk, dan benar, disana hanya jihan yang tersenyum dan, mengoceh tidak jelas

Dan bareum hanya menunjukkan wajah datar

"Hufft!, aku akan coba mendekati bareum, sekarang ikut aku bawa jihan dan aku akan bicara empat mata dengan bareum"

Jisung menggandeng chenle ke arah jihan dan bareum bermain, dia mendekati jihan dan mengajaknya menjauh pada dua orang itu

"Bareum-ah, ayo ikut daddy"

Jisung menggandeng bareum menuju taman yang banyak bunga dan banyak kupu² tentunya capung juga

"Kau lihat, bukankah mereka semua indah??"

Mengangguk lagi

Jisung memangku bareum untuk melihat kearahnya, dan bareum anak itu sama sekali tidak memberontak

"Jujur pada daddy, tak apa disini hanya ada daddy dan bareum"

Jisung mulai membicarakan hal untuk menuntun bareum berbicara
Tak lama dia melihat mata anaknya itu berkaca²

"Tak apa, menangislah sesuka bareum, sekencang yang bareum suka"

Dan benar, bareum mulai terisak pelan, dia memeluk anak laki-laki kesayangan nya itu

"Kenapa hm??"

"Daddy hks, mommy hks, hanya sayang pada jihan ya?, jika seperti itu dulu bareum tidak senang jika daddy dan hks mommy ngasih adek!"

"Akhirnya dia mau berbicara"
Batin jisung

"Bahkan kemarin bareum sekolah gk dikasih uang saku sama bekal buat sekolah hks, sesayang itu ya sama jihan"

"Daddy lupa bareu--

"Iya daddy sama mommy lupa karna lebih perhatian ke jihan"

Chenle yang melihat dari jauh itu mulai berkaca², bareum benar dia terlalu memperhatikan jihan sampai lupa akan anak pertama nya

"Huwaaa, mommy sama daddy pilih kasih huwaaa"

Bareum mulai histeris, dia tak peduli siapa saja yg menganggapnya anak manja kah apa itu bodo amat, karna sekarang yang dia tau hanya curhat pada daddy nya dan menangis

Jisung memeluk anaknya itu lalu meminta maaf
Tak lama terdengar suara dengkuran kecil, dia melihat pada bareum dan ya.. Tidur rupanya

"Astaga, mungkin dia capek"

Jisung mulai berdiri dan menghampiri jihan dan chenle dalam keadaan masih menggendong bareum

"Oh, dia tidur juga rupanya"
Ucap jisung sambil menunjuk jihan

"Ya begitu, aku merasa bersalah pada bareum"

"Aku juga le, kau pasti mendengar kan yang dia bilang kalau kami hanya sayang jihan?"

"Aku mendengar sung, aku mendengar semuanya"

Jisung mengajak chenle pulang, dia menuju mobil dan terlebih dahulu menaruh bareum dan jihan pada jok belakang

Jisung mengecup dahi chenle yang sedari tadi menangis, dan tak berhenti mengucapkan kata 'maaf', sambil terus menunduk

"Jangan membebani dirimu sendiri, kita pulang dan istirahat bukankah besok sudah hari weekend?"

"Iya!, tapi nnti kita ke cafe ya, aku sudah berjanji pada bareum untuk ke cafe pulang nanti, tapi sayangnya dia tertidur"

Jisung terkekeh kecil melihat tingkah suaminya ini, dia mencium bibir chenle sekilas dan mulai melajukan mobilnya menuju mansionnya

________

Tbc

Huhu up juga, padahal baru kemarin kan ya

Oh ya ini sasa cepetin ya, soalnya biar irit capt

Dahyun gk sasa tambahin gara², hahahaha lupa 😭, baru ingat pas di capt bawah

Ini sasa usahain biar nyambung, soalnya makin hari makin gk nyambung🙂

Typo??, biasalah

Okey see you next time

Cat Daddy Jisung || chenji/jichen 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang