Sepulang sekolah
"Elma pulang..."
"Mama, ayah?""Udah pulang ternyata? Gimana hari pertama sekolahnya?" ucap riana sambil menyambut tangan putrinya.
"Baik kok mah, berjalan dengan lancar, teman - temannya juga baik." bohong Elma sambil tersenyum. Ia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya kepada orang tuanya, karena tidak mau membuat mereka khawatir. Ia harus bertahan berada di sekolah tersebut, lagi pula hanya bersekolah tiga tahun tidaklah lama bukan? Jika ia menyerah ataupun pindah sekolah pastinya akan memerlukan biaya yang banyak, ia tidak mau merepotkan orang tuanya. Lagipula kita tidak tahu kedepannya seperti apa, siapa tahu kehidupan sekolahnya akan berubah.
****
Dimalam hari, Elma merenung di meja belajarnya. Masih memikirkan kejadian tadi siang yang terus terlintas didalam kepalanya.
Dirinya memanglah orang tidak mampu. Bersekolah di sekolah mewah dan cukup terpandang dikalangan anak sekolah ialah suatu keberuntungan baginya, atau bisa dibilang keajaiban. Ia bertekad dan akan bersungguh - sungguh untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan atau kepercayaan yang sudah diberikan kepada nya.
Orang tuanya bangga karena ia termasuk anak yang pandai dalam bidang akademik dan begitupun ia membantu meringankan beban orang tuanya untuk biaya sekolahnya. Maka dari itu ia tidak boleh menyerah begitu saja.
Kalau bisa dibilang ia cukup syok atas kejadian itu. Karena ini kali pertamanya ia dibully dan dipermalukan didepan banyak orang.
Mungkin karena tempat sekolahnya dulu adalah sekolah negri yang siapapun bisa bersekolah disana tanpa memandang kasta.
Hmmmm...
Yasudahlah buat apa ia memikirkannya berlarut-larut, lebih baik tidur.Elma segera bangkit dari meja belajar dan berjalan ke kasurnya, mematikan lampu lalu tidur.
****
Semua pandangan mata tertuju ke arahnya. Sambil menunduk Elma berjalan di koridor menuju ke kelasnya. Sekilas ia melihat beberapa murid lain berbisik-bisik memandang ke arahnya sambil memegang ponsel mereka.
Ya, berita dirinya telah dibully ternyata sudah tersebar ke seluruh penjuru sekolah lewat video yang sempat terekam. Membuat dirinya semakin dikenal oleh para murid disekolahnya, dan dibenci oleh mereka karena sudah berurusan dengan geng yang paling ditakuti murid disekolah ini.
Bughhh!
"Aww" pekiknya tidak sengaja ia terselandung dan jatuh. Ia bangun dan meringis kesakitan, kakinya sedikit lecet dan memerah.
Orang - orang yang melihatnya terjatuhpun menertawakannya tanpa mau menolong segera meninggalkannya. Jahat sekali..Dengan cepat ia merapihkan seragamnya dari kotoran kemudian segera pergi ke kelasnya.
****
Setelah mengambil makanan Elma menempati tempat duduk yang kosong. Ahh.. Untung saja ada tempat duduk yang kosong selain tempat duduk kemarin.
Dari kejadian kemarin ia belajar untuk lebih berhati - hati lagi, ia tak mau kejadian itu terulang kembali.
Dari meja kemarin yang ia duduki, terlihat sudah ada empat komplotan laki - laki yang membully nya kemarin. Mereka tampak sedang membahas sesuatu, sesekali tertawa lepas seolah-olah kejadian kemarin tidak pernah terjadi.
Namun salah satu dari mereka tampak biasa saja menanggapi pembicaraan tersebut dan lebih banyak diam.
Dia Aksa, entah mengapa daripada yang lain di geng nya dialah yang paling pendiam. Laki-laki itu lebih cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya daripada bertindak. Jika ketiga temannya membully sesorang dan merundungnya, ia lebih memilih menyaksikannya tanpa berniat membantu ataupun menolong korban yang terbully karena ketiga temannya.
Entah apa yang sebenarnya ia pikirkan. Ia tidak berniat sama sekali untuk ikut merundung korban bullyan sean dan yang lainnya.
Kembali lagi ke Elma
Setelah menyelesaikan kegiatan makan nya. Ia segera bergegas pergi dari sana, karena tak mau berlama - lama.
****
Langkah nya membawanya kearah perpustakaan.
Yahhh.. Tempat seperti inilah yang membuat suasana hatinya tenang dan damai. Berada diantara rak-rak buku yang berjejer dengan barisan buku yang rapih. Perpustakaan memanglah tempat favorite nya sejak ia masih di SMP, dan sampai sekarang tak pernah berubah.
Elma mengambil salah satu buku yang kemudian ia bawa untuk membacanya di meja yang sudah disediakan.
Krieettt...
Suara derit pintu yang terbuka itu sukses membuat fokus Elma buyar dan beralih menatap seseorang yang kini memasuki ruangan tersebut.Bukankah itu salah seorang dari geng yang membully nya kemarin?
Dengan menunduk Elma memfokuskan kembali kegiatan membacanya. Berharap dalam hati ia tidak diganggu oleh orang itu.
Namun dugaan Elma salah, laki-laki tersebut malah melewatinya dan duduk di salah satu kursi yang agak jauh darinya.
Elma memandangnya. Ia cukup bersyukur sebab aksa tidak mengganggunya, tapi mengapa?
Pandangan mereka pun bertemu, Elma yang ketahuan melihatnya pun gelagapan. Namun tidak dipermasalahkan oleh aksa yang kembali membaca buku nya.
Jantung Elma menjadi tidak karuan, badannya pun berkeringat dingin. Walaupun ruangan disini ber-AC nyatanya masih membuat dirinya berkeringat karena ketakutan.
Dengan cepat ia segera pergi dari tempat tersebut.
TBC
Hello guys
Ini cerita pertama ku disini.. Mohon dukungannya🙏
Dan boleh bantu di votment yah..Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGH CIRCLE
Teen FictionElma tidak menyangka kehidupan sekolah yang ia bayangkan ternyata tidak sesuai dengan ekspetasi nya. Berurusan dengan empat pangeran tampan yang sangat di gandrungi para gadis di sekolahnya, ternyata tidaklah mudah. Sean, ketua dari keempat laki - l...