HIGH CIRCLE 04

12 5 1
                                    

Kejadian siang tadi masih terngiang-ngiang dikepala nya. Bagaimana tidak? Dengan posisi dan kegiatan yang dilakukan mereka berdua bisa-bisanya Aksa setenang sekarang ini seperti yang ia lihat di pekarangan parkir kendaraan murid. Tapi entah bagaimana keadaan anak perempuan itu juga yang ia pergoki, Elma tidak terlalu memikirkannya.

Yang jelas sekarang ialah yang terancam. Diancam oleh Aksa, dan pasti bisa ditebak kehidupan nya disekolah ini nanti akan penuh dengan ketidaknyamanan.

Huftt ..
Menghela nafas panjang Elma berusaha melewati Sean and the geng dikerumunan anak-anak lain yang sedang berusaha keluar gerbang sekolah.

****

"Hahahahaha kocak gila" seru Digta.
"Lagian suruh siapa lu naro permen karet di bangku si siti? Udh tau anaknya cengeng" lanjut digta.
"Yakan gue gatau kalo tu permen mental ke bangku dia, lagian juga ngapain dia duduk di bangku deket kotak sampah? Pe'ak" jawab Rega
"Pada heboh kan tu seisi kelas ngetawain dia" ucap Digta lagi.

"Defeat"
"Anjing! Berisik lu pada. Kalah push rank kan gue. Tanggung jawab gak lu berdua? Top-up in akun ML gue pulang sekolah ini" ucap Sean yang daritadi sibuk bermain game di ponselnya.
"Yeee mana bisa, lu yang main kok nyalahin kita"
"Iya mana adil"

Aksa yang sedari tadi hanya menyimak obrolan dan perdebatan ketiga temannya hanya bisa tersenyum kecil menanggapi.
Ketika ia membuang pandangannya ke arah pintu gerbang, ia melihat seseorang yang gerak-geriknya tampak menonjol.
Karena berpenampilan berbeda dari yang lain. Melihat itu senyuman Aksa berubah menjadi seringaian.

****

Kini Sean, Aksa, Rega, dan Digta berada di cafee ternama di Jakarta Selatan. Mereka tampak membicarakan sesuatu.
"Ngomong-ngomong, dekel kita tahun ini boleh juga ya. Cakep-cakep seger mata gue liat nya." Ucap Rega sambil ngudut.
Dengan sinis Digta menampol kepala Rega "elu mah asal ada yang cakep dikit langsung tu mata jelalatan. Gue rasa kalopun ada ninik-ninik yang masih cakep pun lu embat juga Reg."
"Idihh mit-amit dahh kalo ninik-ninik mah. Gue ikhlas buat lu aja ya Dig." Timpal Rega
"Gakk sudii!" Balas Digta
"Nama nya cowok, liat yang cakep apalagi masih muda. Wajar dong naksir, normal berarti. Kecuali gue ngedemenin yang laki-lakinya. Itu baru gk normal." cerca Rega tak terima.
"Hahahhahahaaa. Alah canda elah, lu mah baperan sekarang. PMS tah ngab?" Digta
"Gue tumbuk pala lu ya"
"Kalo lu Sean? Ada target lagi gak tahun ini?" Tegur Rega, melihat sedari tadi Sean hanya diam memainkan ponsel nya sambil scroll Instagram.
"Bosen"
Seketika Rega dan Digta yang daritadi cengengesan terdiam mendapati jawaban dari Sean, sambil menatapnya penuh tanya. Karena biasanya tiap ada murid tahun ajaran baru, Sean selalu memilih target untuk ia permainkan. Menembak, jadian, selang beberapa bulan ia tinggalkan tanpa alasan. Tak ada alasan yang pasti mengapa Sean melakukan hal itu. Yang pasti teman-temannya menganggapnya sebagai suatu hal yang seru.

"Bagus lah kalo gitu, berarti lu udah nyadarin apa kesalahan lu waktu dulu." Ucap Aksa tiba-tiba yang sedari tadi hanya diam sambil menatapnya dingin tanpa ekspresi.
Sean yang mendengarnya seketika tersulut emosi.
"Apa maksud lu Bgst!? Jangan bawa-bawa dia lagi" Berdiri dari duduk nya ia mencengkram kerah baju yang dipakai Aksa, Aksa yang masih dalam posisi nya balas menatap Sean tanpa takut.
"Inget ya sa! Jaga ucapan lu. Lu harusnya cukup tau diri, karena keluarga lu, masih punya banyak utang balas budi sama keluarga gue!"

"Oii oii udah-udah santai gak perlu berantem yan." Rega dengan sigap menahan Sean agar tidak terjadi perkelahian diantara mereka "Iya nih. Perasaan tadi biasa aja, udah lupain sini ngopi lagi" ucap Digta yang juga ikut melerai.
"Udah gak mood gue disini. Gue cabut, bye!" Ucap Sean yang sudah tidak nyaman berada disana.
Tak lama setelahnya Aksa pun ikut pergi. "Gue pergi" mengambil kunci motor nya lalu pergi dari sana.
Dan kini hanya tersisa mereka berdua yang saling menatap heran.

Bersambung ...

HIGH CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang