39. Pulang sama Afkar

4K 391 44
                                    

Setelah hampir dua minggu terkurung di rumah sakit, kini Jean sudah menjalin aktivitasnya seperti sediakala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hampir dua minggu terkurung di rumah sakit, kini Jean sudah menjalin aktivitasnya seperti sediakala. Dia juga sudah bersekolah, meskipun saat pertama masuk dia langsung di suguhi dengan ujian akhir semester, sialan memang. Untung saat sakit Jean rajin meminta catatan pada teman-temannya. Ya ... meskipun tidak dia catat tapi dia punya gambaranlah buat ujian.

Ujian pertama di isi dengan matapelajaran PPKN, cetek untuk Jean mah. Soalnya nilai PPKN dia memang selalu bagus.

Bel berbunyi, menandakan istirahat. Semua murid langsung keluar untuk mencari kebebasan. Jean dan teman-temannya mendarat di kantin. Geng Lala juga ikut berkumpul.

"Lo nomor 23 apa, La?" tanya Ghea.

"Nggak tau gue, ngasal," balas Lala sambil melahap bakso tahunya.

"Kalau gue B," sahut Ningning.

"Kenapa?" tanya Jean, soalnya Jean jawab bukan B.

"Karena B artinya benar," ujar Ningning dengan cengiran khasnya.

Semua orang menggulirkan matanya.

"B sama dengan bego!" cetus Anggi.

"Ngaca!" balas Ningning sewot.

"Nah, kalau murid pinter apa jawabnnya?" tanya Salsa pada Jean.

"Gue?"

Semua mengangguk, penasaran dengan jawaban Jean.

"A," jawabnya.

"Kenapa A?"

"Karena Agree," jawabnya.

"Sama," sahut Zero.

"Lo juga A, Ro?" tanya Jean.

"Sama begonya kek si Ningning."

"Ish!" Jean melipat tangannya.

"Dah, ah, gue mau ke geng gue." Zero beranjak.

"Ikut ...." Jean mengekori kemana Zero pergi.

Semua ciwi terkekeh dengan tingkah Jean yang selalu mengikuti kemana Zero pergi. Udah kek anak ayam.

"Kalau gue jadi si Jean pasti syok, sih," ujar Ghea.

"Kenapa emang?" tanya Salsa.

"Dia masuk langsung di suguhi ujian."

"Tapi, gitu-gitu si Jean lumayan pinter lho. Ya ... minusnya males aja sama mageran," ujar Lala memuji anaknya.

"Jendral juga pinter, cuman ketutup sama cueknya," ucap Ningning.

"Jevan pinter juga nggak?" tanya Anggi.

"Pinter dia, pinter ngelabui betina-betina. Heran gue, kok, cewe-cewe suka modelan kek Jevan?" heran Lala.

"Dia punya daya terik tersendiri," tukas Ghea.

DEVARA TRIPLETS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang