Didalam rumah kecil itu ada dua orang yang saling menatap tajam. Dua orang saudara yang selalu terlihat tidak akur.
Tuk.
"Aw… kak? Kenapa kepala aku malah dipukul sih?" Tanya si gadis yang baru saja terkena pukul kakaknya.
"Kaka mukulnya juga pelan ya" Bela pria itu.
"Tapi tetep aja sakit tau" Keluh gadis itu.
"Ya udah deh, Kaka minta maaf. Habisnya kamu itu bikin kesel sih" Ujarnya dengan tangan yang mengusap kepala sang adik.
"Aku nggak ada ya bikin Kaka kesel"
Pria itu menghela nafasnya perlahan.
"Kamu itu, kenapa kalo dibilangin suka nggak denger sih Zura?" Tanya Pria itu.
Gadis yang dipanggil Zura itu mengadahkan kepalanya untuk melihat kakaknya.
"Aku kan udah bilang, aku mau mandiri. Bang Sufi sama Kak Natha aja bolehin aku kok"
"Ini kenapa kak Shiro nggak ngebolehin?" Sambungnya.
Pria yang bernama Shiro itu duduk disebelah adiknya.
"Kaka bukannya nggak ngebolehin kamu, Kaka khawatir aja kalo kamu tinggal sendiri" Ucap Shiro
"Zura udah besar ka. Aku juga bisa beladiri, jadi Kaka tenang aja"
"Tempat yang kamu tinggalin ini, nggak punya keamanan, Zura" Keluh Shiro.
Zura bersandar pada bahu kakaknya itu. Dia menghembuskan nafasnya lelah.
"Ini sementara aja kok. Zura juga lagi cari rumah yang punya keamanan yang bagus. Cuma tabungan Zura sedikit terkuras karena belanja bahan makanan"
"Hm, Kaka mengerti. Tapi, kalo kamu mau Kaka bisa bantu kamu"
Zura menggeleng, "aku nggak mau ya, sampe ngerepotin Kaka lagi" Tolak Zura.
Shiro tertawa pelan, "Kamu itu nggak pernah sekalipun ngerepotin Kaka. Kaka benar-benar ingin kamu aman, itu aja kok"
"Tapi kan sama aja, kak. Kaka bakal pake uang Kaka buat aku"
Shiro menggelengkan kepalanya, "itu sama sekali nggak masalah, Zura"
"Atau kamu mau nempatin apartemen Kaka?" Tawar Shiro pada Zura.
Zura menaikkan alisnya, "sejak kapan Kaka punya apartemen?" Tanyanya.
"Setelah lulus SMA, Kaka beli apartemen itu pakai uang tabungan"
"Beneran ka?" Tanya Zura lagi.
Shiro mengangguk, "iya, beneran. Masa Kaka bohong?"
Zura mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
"Mahal nggak sih ka?"
Tuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello
Random[Romance - Fiksi - Family] Apa yang kamu pikirkan tentang kata "Hello"? Sapaan? Awal pembicaraan? Atau hal lain? Disini, Hello adalah pertemuan tak terduga yang akan menjadi awal pemicu rasa. Gadis yang terkenal kutubuku dan misterius. Membuat banya...