Zura dalam perjalanan bersama kedua kakak kembarnya yaitu Sufi dan Shiro. Kakak-kakaknya belum bertanya apapun dengan Zura, karena Zura hanya meminta untuk tinggal sementara dengan mereka. Kini Sufi mengendarai mobilnya menuju apartemen yang dia tinggali. Saat sampai di basement barulah mereka berbicara pada Zura.
“Kamu ada masalah, Zu?” tanya Sufi. Zura menjawabnya dengan gelengan kepala, entah kenapa perempuan itu malas berbicara.
“Sementara kamu tinggal sama bang Sufi dulu, nggak apa-apa kan, Zu?” Tanya Shiro yang memastikan pada Zura. Pertanyaan Shiro membuat Zura kini menatap kedua kakaknya satu-persatu lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Kedua kakaknya lebih dulu keluar dari mobil dan berbicara sebentar. “Zura kayaknya ada masalah bang, kali ini dia sama lo dulu” putus Shiro dan Sufi mengangguk menyetujui.
“Jangan lupa kabarin papa dan mama, Ro” peringat Sufi.
“Iya, bang” Setelahnya Shiro membukakan pintu untuk Zura agar keluar dari mobil untuk mengikuti mereka berdua.
Mereka bertiga menaiki lift untuk mencapai unit apartemen yang ditempati oleh Sufi. Saat pintu lift terbuka, mereka melangkah keluar dan Sufi yang melangkah paling depan. Sampai di depan pintu unitnya, Sufi segera menekan sandi untuk membukanya.
“Kamu masuk aja dulu Ra, bang Sufi sama bang Shiro mau ambil barang kamu yang ada di mobil dulu.” Ucap Sufi.
Zura mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Membiarkan kedua kakaknya kembali ke mobil untuk membawakan barang-barangnya. Kakinya berhenti melangkah setelah sampai di kamar yang kakaknya tempati.
Zura merebahkan tubuhnya di atas ranjang kakaknya. Memejamkan matanya, berusaha menghempaskan pikiran-pikiran buruk dalam otaknya. Menghela nafasnya kasar, lalu mengubah posisinya menjadi terduduk.
“Kenapa pria sialan itu menampakkan dirinya kembali dihadapanku?” lirihnya.
Sungguh Zura benci dengan wajah itu.
Zura menghela nafasnya kembali, lalu beranjak memasuki kamar mandi. Sebelumnya dia mengambil satu kaos kakaknya untuk dia pakai. Selesai mengganti pakaiannya, dia melangkah menuju balkon yang menunjukkan suasana malam kota yang padat.
Entah berapa lama dia berdiam diri disana. Hingga kehadiran kakaknya membuatnya tersadar kembali. Kakak keduanya-Sufi tersenyum ke arahnya, menyuruhnya duduk di kursi yang berada disana.
“Bang Shiro mana?”
“Pulang ke rumah, kebetulan juga ada yang harus dibicarakan juga sama papa.” Jawab Sufi.
“Kamu lagi ada masalah?” Tanya Sufi pada Zura yang masih terdiam.
Zura menggeleng pelan. Dia enggan bercerita dengan kakaknya. “Apa kak Natha menelepon bang Sufi?”
Sufi menggeleng, “Tidak, apa kamu ada masalah sama kak Natha?”
“Tidak ada kok, bang.”
“Kamu tidak mau cerita sama abang, Zu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello
Random[Romance - Fiksi - Family] Apa yang kamu pikirkan tentang kata "Hello"? Sapaan? Awal pembicaraan? Atau hal lain? Disini, Hello adalah pertemuan tak terduga yang akan menjadi awal pemicu rasa. Gadis yang terkenal kutubuku dan misterius. Membuat banya...