3

394 84 11
                                    

RESTRICTED

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading.....

Hari-hari berlalu dengan kecepatan yang seringkali membuat Freen merasa terjaga dalam sebuah realitas baru. Hubungan antara Becky dan Freen semakin mendalam dan intim, seolah-olah kedua gadis ini saling mengisi kekosongan yang telah lama ada dalam hidup mereka masing-masing.

Setiap kali mereka bersama, suasana di sekitar mereka tampak berubah menjadi lebih cerah dan penuh energi. Becky merasakan kedamaian dan ketenangan yang sebelumnya sulit dijangkau dalam hidupnya yang penuh dengan sikap keras dan ketidakpedulian. Ada sebuah perasaan aneh namun menyenangkan yang mulai tumbuh di dalam hatinya—sesuatu yang lembut dan tulus, yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Freen, dengan sifat manja dan kekanak-kanakannya, memiliki kemampuan unik untuk membuat Becky merasa perlu untuk melindunginya, seolah-olah ia adalah sesuatu yang sangat berharga dan harus selalu dijaga. Becky merasa terpanggil untuk memberikan segala sesuatu yang bisa membuat Freen tersenyum, dari sekadar kata-kata penyemangat hingga tindakan nyata yang penuh perhatian.

Namun, di sisi lain, hubungan Freen dengan Kai semakin memburuk. Kai mulai merasakan ketidaknyamanan yang mendalam karena Freen tampak semakin menjauh darinya. Setiap kali Kai mengajak Freen untuk bertemu, gadis itu selalu memiliki alasan untuk menolak—baik karena alasan yang benar-benar sah atau sekadar alasan untuk menghindari pertemuan.

Freen tidak lagi menunjukkan ketertarikan yang sama untuk menghabiskan waktu bersama Kai seperti dulu. Sebaliknya, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama Becky, membuat Kai merasa semakin curiga dan terabaikan. Ketegangan ini semakin memuncak ketika Kai mulai menyadari adanya sesuatu yang tidak beres antara Freen dan mantannya, Becky.
  
Suatu sore yang cerah, suasana di kafe lokal yang cozy menjadi tempat pertemuan tak terduga. Di kafe yang dipenuhi dengan aroma kopi segar dan suasana santai, Freen duduk dengan santai di meja yang nyaman, dikelilingi oleh cahaya matahari yang lembut yang masuk melalui jendela besar. Freen tertawa lepas, dengan matanya yang berbinar dan senyumnya yang tulus, sementara Becky duduk di seberangnya dengan tatapan lembut dan penuh perhatian. Kedua gadis ini tampak tenggelam dalam obrolan mereka, seolah-olah dunia di luar kafe tidak ada artinya.

Namun, suasana tenang ini tiba-tiba terganggu ketika Kai muncul di ambang pintu kafe. Dengan tatapan tajam dan langkah yang penuh amarah, Kai segera mendekati meja mereka. Suara sepatu Kai yang menghentak di lantai kayu kafe menambah ketegangan yang mengisi ruangan. Kai, dengan ekspresi marah yang tak bisa disembunyikan, langsung menatap Freen dan Becky.

“Apa yang kamu lakukan di sini, Freen?” tanya Kai dengan nada tajam yang penuh dengan kemarahan dan ketidakpuasan. Suara Kai nyaring dan memecah keheningan, menarik perhatian beberapa pengunjung lainnya di kafe. Freen, yang terkejut dengan kehadiran tiba-tiba dan sikap agresif Kai, berusaha tetap tenang, meskipun jelas terlihat bahwa dia merasa cemas.

“Aku hanya nongkrong sama Becky. Nggak ada yang salah, kan?” jawab Freen dengan nada yang berusaha ramah dan santai, meskipun senyum tipis di bibirnya tidak bisa sepenuhnya menutupi kekhawatiran yang ia rasakan. Freen merasa tidak nyaman dengan konfrontasi ini, dan kehadiran Kai yang tiba-tiba membuat suasana yang tadinya nyaman menjadi tegang.

Kai, yang tidak mampu menahan amarahnya, dengan kasar menarik tangan Freen, memaksanya untuk berdiri dari kursinya. Tindakan Kai sangat agresif, dan ia menarik tangan Freen dengan kekuatan yang membuat kulit di pergelangan tangannya memerah. Freen, yang ketakutan, berusaha melepaskan genggaman Kai dengan cemas, tetapi Kai tampaknya tidak peduli dengan perjuangannya. Becky, yang melihat kejadian itu, segera berdiri dengan hati berdebar dan langkah tegas. Ia menghadang Kai dengan sikap yang penuh keberanian.

“Kai, lepasin dia. Kamu nggak punya hak buat maksa dia kayak gitu,” kata Becky dengan suara yang tenang namun penuh tekad. Meskipun Becky biasanya dikenal dengan sikapnya yang dingin, kali ini ada keteguhan dan keberanian dalam suaranya yang menunjukkan betapa pentingnya Freen baginya.
  
Ketegangan di antara mereka semakin memuncak hingga pemilik kafe, yang sebelumnya hanya mengamati dari jauh, akhirnya memutuskan untuk campur tangan. Dengan nada yang tegas namun sopan, pemilik kafe meminta Kai untuk meninggalkan tempat tersebut karena tingkah lakunya yang membuat keributan dan mengganggu ketenangan pelanggan lainnya. Kai, yang tidak bisa menahan amarahnya, akhirnya meninggalkan kafe dengan langkah yang penuh kekesalan dan kemarahan yang tampaknya tidak akan mereda.
  
Setelah Kai pergi, Freen tidak bisa menahan air matanya yang mulai mengalir deras. Ia merasa bingung, terluka, dan tertekan oleh kejadian yang baru saja terjadi. Becky, dengan sikap yang lembut dan penuh kasih, segera merangkul Freen dalam pelukannya.

Dengan lembut, Becky mengusap rambut Freen dan berbisik di telinganya, “Kamu aman sama aku.” Pelukan Becky memberikan rasa nyaman dan perlindungan yang sangat dibutuhkan Freen pada saat itu, seolah-olah dunia di luar kafe tidak lagi relevan. Freen merasa bingung dan putus asa, tetapi di tengah air matanya, ada rasa syukur karena Becky ada di sana untuk menenangkan dan memberinya rasa aman di tengah kekacauan emosional yang baru saja ia alami.
  
Setelah kejadian di kafe, waktu seakan melambat bagi Becky dan Freen. Freen yang masih dalam keadaan gemetar, merasakan rasa damai yang aneh namun menenangkan saat berada di dekat Becky. Suasana di luar kafe tampak berubah; langit yang tadinya cerah kini diselimuti oleh awan mendung, seolah mencerminkan perasaan dalam hati Freen. Becky, yang biasanya keras dan independen, kini terlihat lebih lembut dan penuh perhatian, berusaha keras untuk memberikan rasa nyaman kepada Freen di tengah situasi yang penuh ketegangan. Dalam pelukan Becky, Freen merasa sebuah kehangatan dan rasa perlindungan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, seolah-olah Becky adalah tempat perlindungan yang aman dari segala kekacauan.

•ᴗ•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•ᴗ•

RESTRICTED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang