What if? Gimana kalau yang tajir melintir itu justru Eunha dan bukan Yoongi?
Eunha berlari kecil, berusaha agar langkah kakinya tidak mengganggu pasien pasien yang sedang dirawat dirumah sakit ini. Sebenar nya ia ingin lari lebih cepat, tapi ia tahu langkah kakinya bisa menggema dilorong rumah sakit dan ia tahu Yoongi tak akan suka.
Eunha membuka pintu salah satu ruangan Dokter tanpa mengetuk, "Yoongi!" Sapa Eunha langsung dengan sangat ceria. Membuat si empunya nama menoleh ke arah gadis itu.
"Sibuk ya?" Tanya Eunha sambil menghampiri Yoongi yang sedang mengurus berkas di mejanya. Jas lab dokternya tidak dilepas, dan Eunha suka itu. Eunha selalu suka ketika Yoongi memakai jas lab dokternya itu. Menurut Eunha ketampanan Yoongi jadi 50% lebih meningkat.
"Lumayan. Duduk dulu, tunggu sebentar disitu" perintah Yoongi yang langsung dituruti Eunha. Gadis itu tak berniat mengganggu pekerjaan Yoongi, bisa bisa satu nyawa melayang.
Sekitar 10 menit Eunha sibuk mengotak atik ponselnya dan Yoongi dengan berkas nya, akhirnya laki laki itu menutup berkas terakhirnya. Matanya yang sejak tadi menatap berkas kini beralih menatap Eunha yang duduk di sofa. Gadis itu masih menggunakan gaun nya, pasti baru menghadiri acara pertemuan bisnis. Eunha memang digadang gadang akan menjadi penerus perusahaan Papanya, mengingat bahwa gadis itu merupakan anak tunggal dikeluarganya. Meski begitu, sejak dulu telinga Yoongi selalu mendengarkan rengekan serta keluh kesah kekasihnya itu yang keberatan untuk meneruskan perusahaan itu.
Yoongi paham, pasti bebannya sangat berat. Apalagi perusahaan Papa Eunha bukan sembarangan perusahaan kecil, tapi jadi salah satu perusahaan penerbangan tersohor di negara ini.
Yoongi berjalan menghampiri Eunha, langsung berjongkok di depan gadis itu. Tanpa Eunha sempat bertanya apapun, Yoongi sudah lebih dulu melepas heels gadis itu lalu memijat pelan kaki Eunha.
"Kenapa Yoongi bisa tahu kalau kakiku agak sakit?" Tanya Eunha sambil memerhatikan kegiatan Yoongi.
"Kau terlihat tak nyaman saat berjalan" jawab Yoongi membuat senyum Eunha merekah. Kekasihnya sejak SMA ini memang diam diam memerhatikan hal kecil didirinya.
"Bagaimana pertemuan nya? Lancar?" Tanya Yoongi sambil beralih pada kaki Eunha yang satu lagi.
Eunha menghela nafas, "Yah begitulah. Seperti biasa" jawab Eunha malas.
"Kenapa? Di singgung lagi?" Tanya Yoongi.
"Kapan sih Papa tidak menyinggung masalah ambil alih perusahaan? Selalu begitu kan? Tapi tadi rekan rekan kerja Papa yang lain jadi ikut ikutan menanyakan kapan aku ambil alih perusahaan. Memang nya mereka belum puas ya dengar penolakan ku?" Sungut Eunha sebal.
"Ya memang nya mau siapa lagi? Anak nya cuma 1" timpal Yoongi membuat Eunha makin cemberut.
"Ya kan bisa diberikan pada adik Ayah. Jangan Aku" ucap Eunha.
"Karena kau yang paling dipercaya, Eunha" jawab Yoongi pelan. Tangan nya belum berhenti memijat kaki Eunha.
"Kalau kita menikah, mungkin Yoongi yang akan pegang perusahaan" celetuk Eunha. Tangan Yoongi berhenti, tak lagi memijat kaki Eunha. Lagi, Eunha kembali membahas pernikahan.
"Profesi ku itu Dokter, bukan pebisnis" ucap Yoongi sambil berdiri dan duduk disebelah Eunha.
"Tapi Yoongi kompeten. Yoongi pintar, meskipun anak IPA, tapi dulu Yoongi bisa menang olimpiade ekonomi tingkat nasional saat SMA, mengalahkan anak IPS" ucap Eunha.
Kali ini Yoongi yang menghela nafas, "Menjalankan bisnis itu tidak seremeh memenangkan olimpiade ekonomi Eunha" jawab Yoongi.
"Lagi pula aku tak ada niatan untuk jadi pebisnis" lanjut Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What if? (My homemate Universe)
FanficGimana sih kalau Eunha dan Yoongi enggak pisah waktu itu? Gimana sih kalau ternyata mereka enggak langsung nikah? Gimana sih kalau profesi Yoongi bukan CEO? Dan banyak lagi perandaian lain nya yang mungkin akan direalisasikan disini.