"Joanna, kenalin gw Shanin." Ucap cewek yang berparas imut.
"Hai Shanin, gw Joanna. "Ucap gw.
" Mau ikut ke kantin gak na?kita berdua mau ke kantin."Ajak Aleyya.
"Boleh, ayok." Ucap gw sambil berdiri.
Kita bertiga pun berjalan menuju kantin, seperti tadi pagi mereka memandang gw masih sama. Sampai di kantin, gw menemukan orang yang selama ini gw hindari, dia menatap gw sinis dan gw cuma menghindari tatapan itu.
"Lo mau makan ada Na? Gw yang biasa mesen, jadi lo duduk aja disini sama Aleyya." Ucap Shanin.
"Gw samain aja deh, gw masih gak tau makanan disini apa aja." Ucap gw.
"Okay, tunggu ya."Ucap Shanin sambil pergi.
Cewek itu terus mandang gw, dan sampai akhirnya dia nyamperin gw.
" Udah lama ya gw gak ketemu lo Joanna, apa lo di Korea bahagia melihat keluarga gw disini hancur hm?"Bisik Cewek itu.
Gw gak ngerespon, gw cuma berusaha ngatur emosi gw. Gak lama cewek itu pergi dan Aleyya nanya.
"Lo kenal sama Deasy? Kok kayaknya dia bisikkin sesuatu ke lo?" Tanya Aleyya, Yups cewek itu Deasy orang yang gw hindari karena Deasy adalah alasan kenapa gw pindah ke Korea.
"Dia gak bisikkin apa apa, dia juga minta maaf karena nginjek kaki gw doang." Ucap gw menjawab pertanyaan Aleyya.
"Deasy minta maaf? Impossible Joanna." Ucap Shanin yang baru datang sambil membawa nampan makanan dan minuman lalu disajikan di atas meja.
"Iya bener tuh kata Shanin, Deasy gak akan pernah minta maaf apalagi masalah sepele gitu." Ucap Aleyya sambil meminum jus jeruk yang dia pesan.
Baru aja gw mau jawab, 3 cowok yang tadi di tegur Bu Soraya nyamperin meja kita.
"Hai Shasha." Ucap Kak Keano ssambil duduk disebelah Shanin.
"Hai kak ano." Ucap Shanin sambil menaruh kepalanya di bahu Kak Keano.
"Lo gak usah heran, mereka itu adik kakak zone. Aleyya sama Alvaro itu pacaran. Jadi lo gak udah heran lagi." Ucap Kak Ardhan sambil duduk di sebelah gw.
Gw sedikit terkejut mendengar penjelasan dari Kak Ardhan, baru saja gw mau makan tiba tiba ada seorang cowok yang nyamperin gw.
"Maaf, yang namanya Kak Joanna mana ya?" Tanya cowok itu.
"Saya Joanna, ada apa ya?" Ucap gw sambil mengambil kentang goreng milik gw.
"Saya diperintahkan oleh Pak Galih untuk memanggil kakak ke ruang kepala sekolah."Ucap Adek kelas itu.
Mendengar itu gw langsung berjalan menuju ruang kepala sekolah, saat gw buka pintu dan gw langsung nahan nafas, karena sosok yang selama ini gw benci berdiri tegap di hadapan gw.
" Zya, papa kangen kamu nak."Yups, sosok itu adalah papa, gw sangat membenci papa gw. Tapi sekarang sosok papa itu datang dan memeluk gw, gw cuma bisa berdiri kaku menahan tangis. Gw gak mau nunjukkin gw lemah di depan papa, toh selama ini gw hidup tanpa orang tua.
"Sorry, saya bukan anak anda. Bukankah anda telah membuang saya sejak saya berumur 5 tahun ya?" Ucap gw sambil melepas paksa pelukan.
"Joanna, kamu tidak boleh berkata seperti itu. Dia ayah kamu joanna." Ucap Pak Galih sambil menepuk bahu gw.
"Tapi maaf Pak, beliau yang sudah membuang saya dan lebih memilih keluarga barunya dibandingkan saya. Jadi saya tidak memiliki orang tua sekarang. Maaf, saya panit pergi dulu." Ucap gw tapi tangan gw di tahan oleh papa.
"Zya, kamu yang memisahkan diri. Papa tidak pernah membuang kamu zya." Ucap papa sambil menahan tangan gw.
"Memisahkan diri? Silahkan anda fikirkan apa yang terjadi saat itu." Ucap gw sambil keluar dari ruang kepala sekolah.
Gw memutuskan untuk ke rooftop dan menenangkan diri gw disana, ada sebuah ayunan di rooftop dan gw menaikki ayunan tersebut. Gw nangis dan gw teriak sekenceng kenceng mungkin. Tapi disaat gw lagi nangis dan teriak, ada yang meluk gw dari belakang.
"Teriak sepuas lo, nangis sepuas lo. Gw disini nemenin lo." Ucap Kak Ardhan, Yups orang itu adalah Kak Ardhan.
"Lo ngapain disini kak?" Tanya gw kaget sambil menghapus air mata gw.
"Gw emang biasa disini, gw kalau bolos biasanya kesini. Tapi gw kaget ngelihat lo naik kesini sambil terburu buru, yaudah gw ikutin lo. Maafin kalau gw lancang ngikutin lo kesini, gw cuma khawatir lo ngelakuin hal yang gak seharusnya lo lakuin."Ucap Kak Ardhan sambil mendorong pelan ayunan.
" Thanks ya kak."Ucap gw sambil merasakan hembusan angin yang sangat sejuk di rooftop.
"Sama sama, lo anxiety disorder?" Pertanyaan dari Kak Ardhan buat gw kaget.
"Hah?" Gw bener bener gugup gak tau harus jawab apa.
"Ngelihat lo kayak gitu, gw rasa lo punya Anxiety Disorder. Kakak gw kebetulan Psikologi jadi gw tau kalau lo punya Anxiety Disorder." Ucap Kak Ardhan sambil berhenti mendorong ayunan.
"Iya kak, gw menderita Anxiety Disorder. Tolong ya jangan bilang kesiapa siapa ya."Ucap gw sambil memohon.
Pengumuman, kepada seluruh siswa dan siswi RENJUNA HIGH SCHOOL diberitahukan bahwa hari ini kalian diperbolehkan untuk pulang dikarenakan guru guru akan menghadari rapat dengan para komite sekolah semoga kalian sampai di rumah dengan selamat, hati hati di jalan!
"Pulang sana, mau gw anterin?" Tanya Kak Ardhan.
"Gak usah Kak, gw di jemput ya. Sekali lagi, thanks udah mau nemenin gw." Ucap gw sambil turun dari ayunan.
"Yaudah gw duluan ya." Ucap Kak Ardhan sambil pergi meninggalkan Rooftop.
Gw pun menyusul Kak Ardhan meninggalkan Rooftop, gw balik kelas dan semuanya sudah pulang. Kemungkinan Shanin udah pulang sama Kak Keano, begitu pula Aleyya sama Kak Alvaro yang kata Kak Ardhan mereka pacaran. Gw udah ngehubungi Kelvin, dan dia udah sampai di depan. Buru buru aja gw pergi meninggalkan ruangan kelas dan menuju gerbang depan, gw bener bener panik karena gw takut papa atau Deasy nongol lagi.
Setelah sampai di gerbang, ketakutan gw bener bener terjadi. Papa ada di parkiran dan menatap gw seakan akan bahwa dia itu menunggu gw.
"Zya, papa udah nunggu lama loh." Ucap papa tapi gw gak dengerin, gw berjalan menuju mobil gw.
"Maaf Pak, tapi Zya pulang sama saya. Sekarang saya yang jadi tanggung jawab Zya, silahkan anda pergi sebelum saya teriak." Peringat Kelvin yang melihat papa mengejar gw.
"Anda hanya bodyguard anak saya, anda tidak punya hak untuk melarang saya bertemu anak saya Tn. Bramawijaya."Ucap papa sambil menatap Kelvin tajam.
" Sayangnya, Tn. julian yang menyuruh saya untuk melarang Tn. Erlangga untuk jauh jauh dari Zya, Ayok zya kita pulang."Ucap Kelvin sambil menarik tangan gw untuk masuk ke mobil.
Gw masuk kedalam mobil dan Kelvin menjalankan mobil dengan kecepatan yang stabil. Gw mulai menenangkan diri, Kelvin tidak berani mengajak gw berbicara karena dia tau jika keadaan gw kayak gini gak boleh diajak berbicara.
Seperti gw bilang, bahwa orang yang kita benci akan selalu datang. Orang orang bisa bilang kalau sosok papa itu pahlawan, sosok papa itu hero, tapi buat gw sosok papa itu menyeramkan. Bukan sosok yang dibilang orang itu sebagai sosok pahlawan.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
About Ardanna
Teen FictionTentang Ardanna, ada kehangatan ada kehancuran. Note : banyak quotes di dalam cerita