BAB 5 RENCANA FIRE

8 0 0
                                    

Regi dan kawan-kawan berada di ruangan tempat dimana Yuan di rawat pasca operasi. Meskipun sudah siuman tetapi Yuan masih terbujur dengan tangan dipasangkan infus dan hidung menggunakan Nasal kanul (selang oksigen) untuk menjaga terjadinya hipoksia.

Regi mencoba mengajak berbicara kepada Yuan.

"Yuan... Kata Fire mau makan bubur ayam pake krupuk opak lagi gak?"

Yuan tersenyum

"Bego banget anjir... Orang nafas aja kesusahan malah diajak makan bubur pake opak" kata Distir dengan nada bercanda.

"Tau tuh si Regi... Wan besok Ledies Night, gas gak?" Ucap Fire.

"Lo lebih gila anjing malah diajak ke Diskotik hahaha.

Yuan.... coba gue pinjem selang yang nempel di hidung lo!" Ucap Nugi sambil memegang Nasal kanul (selang oksigen) yang di pasang di hidung Yuan.

"Eh.. eh... Anak orang mati nanti anjirrr" Ucap Regi sambil menepak tangan Nugi.

Yuan tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya.

"Terimakasih jon untuk semuanya, maaf udah ngerepotin kalian semua" ucap Yuan dengan nada lemas.

"Belum saatnya lo bilang makasih, gue kasih pelajaran orang yang bikin lo kayak gini. Tunggu aja!" Jawab Distir.

"Lo udah tau Tir siapa pelakunya?" Ucap Yuan.

"Ya.. gue tau berkat pin yang terakhir lo pegang dan malam ini gue mau nyamperin orang itu." Ucap Distir.

"Serius lo? Gue ikut!" Ucap Nugi

"Ayo kita gaskan" kata Regi

"Meluncur..." Kata Fire

"Gak! Gue pergi sendiri aja! Kalian tunggu di sini jagain Yuan. Ini bukan cuma masalah Yuan tapi ada hubunganya dengan masa lalu gue." Ucap Distir menyangkal sahabatnya.

"Tapi Tir....." Ucap Regi.

Distir memotong kalimat Regi
"Slow Reg gue kenal mereka, jadi gue bisa jaga diri gue baik-baik ko" Ucap Distir mencoba meyakinkan Regi dan kawan-kawanya.

"Gue percaya lo Tir, asal lo tau gue benci mereka!" Kata Yuan dengan kesusahan berbicara.

"Kalo ada apa-apa lo langsung telfon gue ya Tir" kata Regi.

Distir dan teman-teman terdiam.

Fire bangun dari tempat duduknya ia melihat-lihat ruang inap tempat Yuan di rawat. Ia memperhatikan telfon yang ada di ruangan tersebut melirik seperti memiliki suatu rencana.

"Eh.. ada Call nurse, nelfon ah biar kesini, siapa tau jodoh gue perawat hahaha" kata fire sambil memegang telfon di ruangan tersebut.

"Lo butuh apa wan? Tangan lo yg di infus sakit ya? Nasal kanul gak berfungsi? Atau lo berak di tempat? Atau apa cepet gue mau nelfon perawat?" Sambung Fire.

"Eh idea bagus tuh si bangsat Fire, lo ada kendala apa Wan? Ayo kita manfaatkan Call Nurse, perawat disini cantik-cantik loh. Kata Nugi.

"Gak ada kendala apa-apa anjing" Kata Yuan menolak rencana temanya.

Distir berdiri dari tempat duduknya, ia menghampiri stand infusan "gue puter aja ini stelan infusetnya biar ada kendala" ucapnya sambil memegang stelan infus set.

"Jangan gitu juga tolol.. anak orang mati nanti" kata Regi sambil menepak tangan Distir.

"Hahahahaha barbar banget lo tir" kata Fire.

"Njirr mending gue mati aja kemaren..." ucap Yuan sembari tersenyum.

"Yaudah kita bilang aja Yuan poop di celana" kata Nugi.

"Lah emang Nurse tugasnya nyebokin pasien poop?" Kata Regi menyangkal pernyataan Nugi.

"Hahahah lebih bego dari Distir lo Nug" kata Fire.

"Gini aja Fire, lo telfon Nurse terus bilang pasien sesak nafas" ucap Regi, lalu ia menolehkan mukanya ke arah Yuan dan berkata "nahhh nanti kalo perawatnya masuk lo harus pura-pura sesak ya wan".

"Cakep, emang kalo masalah strategi lo jagonya Reg" ucap Distir.

"Bener yok mulai yok, inget ya wan pura-pura sekarat pokoknya" Kata Nugi.

Fire mengangkat gagang telfon dan memposisikan di telinganya.

Tuuttt...tuuttt.... Suara telfon menunggu panggilan.

"Halo.. ada yang bisa saya bantu?" Ucap seseorang dalam panggilan.

"Ini pa-pa-pa-sien sesak Nurse"

"Sekarat.. sekarat... " Kata Distir dengan suara pelan memberi tahu Fire.

Nugi dan Regi menahan tawa sedangkan Yuan memasang Wajah pasrah dengan sesekali tersenyum.

"Ruang mawar, kamar 2 Nurse" Sambung Fire kepada penelfon.

Fire menutup telfonya dan memposisikan telfon ketempat semestinya.

"Berhasil guys.... Dia OTW kesini" wajahnya girang.

"Heh njing.. denger yaa pura-pura sekarat" Ucap Distir meyakinkan Yuan.

Tok.. tok.. tok...

"Permisi..." Suara seseorang dibalik pintu ruangan.

Mendengar suara tersebut Yuan langsung beracting sesuai rencana.

"Nahh dateng jodoh gue" ucap Fire "silahkan masuk" sambungnya dengan suara sedikit keras.

Perawat membuka pintu lalu masuk membawa alat seperti Nebulizer. Melihat perawat yang masuk tersebut semua orang yang ada di ruangan itu menahan tawa karena rupanya perawat yang datang adalah wanita paruh baya berbadan besar yang berusia sekitar setengah abad.

Wajah Regi memerah sepertinya tak kuat menahan tawa, ia berdiri dari tempat duduknya dan bergegas keluar ruangan. Di ikuti juga oleh Distir.

"Hahahahahaha" mereka berdua tertawa terbahak-bahak diluar ruangan.

"Ibu-ibu anjirrrrrr" ucap Regi sambil tertawa.

"Mamposss tuh jodoh si Fire emak-emak" sambung Distir sambil tertawa.

Setelah perawat itu keluar dari ruangan, mereka berdua masuk kembali ke ruangan tempat Yuan di rawat. Mereka sudah disambut dengan suara tertawa teman-teman yang lain. Ruangan saat itu gaduh dengan suara ketawa dan ejekan kepada Fire.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANEKSASI PENTAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang