BAB 2 WINAR WALUYA

24 0 0
                                    

Tepat di suatu parkiran rumah sakit, empat orang remaja dengan wajah suram sedang berjalan tergesah- gesah ke arah lobby gedung rumah sakit. Mereka menghampiri Security yang sedang bertugas di lobby.

"Malam Dan, izin bertanya. Korban gangster yang terjadi mlm ini ada di ruang mana ya ?" Ujar Regi kepada security yg bertugas.

"Ohhh ... sepertinya yang tadi diantar oleh ambulance yah, dia di bawa ke ruang IGD kang, sebelah sanah!" Jawab security sambil menunjukan arah.

"Baik Dan, terimaksih! Ucap mereka berempat sambil bergegas menuju ke arah yg di tunjuk security tersebut.

Pada saat itu kedaan Yuan sangat mengenaskan. Terdapat luka di kepala bagian kanan yang cukup parah. Hingga muka bagian kanan dipenuhi darah yang bercucuran dari luka tersebut.

Hampir sekitar 30% bajunya di penuhi darah. Rupanya karena luka di bagian kepala yg membuat muka dan bajunya berlumuran darah. Luka tersebut seperti luka benturan yg sangat keras.

Melihat hal tersebut Regi, Distir, Nugi, dan Fire sangat terpukul.

Tiba-tiba seorang perawat menghampiri mereka,

"Mohon maaf, apa anda saudara pasien?" Ucap perawat kepada mereka berempat.

"Betul Nurse" ucap Regi

"Baik, akan saya jelaskan tentang keadaan pasien. Pasien saat ini sedang koma. Sepertinya pasien ini terkena benturan yang cukup kuat, sehingga tulang kepalanya sedikit retak. Kami sudah melakukan hecting akan tetapi itu saja tidak cukup. Karena darahnya masih bercucuran. Dokter memerintah untuk melakukan operasi Kraniotomi malam ini. Tapi ada beberapa surat persetujuan keluarga pasien yang harus di tanda tangani." Bagaimana?" Ujar seorang perawat.

"Jika itu jalan terbaik, maka lakukan dengan baik Nurse!" Ucap Distir.

Setelah surat persetujuan di tandatangani, Yuan langsung dibawa keruang operasi. Mereka berempat menunggu di depan ruang operasi.

Tidak banyak yang dapat mereka lakukan hanya duduk di bangku tunggu sembari menundukan kepala. Tak ada satupun diantara mereka yg mengucapkan sepatah katapun. Suara detak jam dinding terdengar dengan jelas karena suasana yang begitu hening.

Di tengah keheningan terdengar suara langkah kaki dari lorong rumah sakit. Semakin keras suara langkah tersebut, rupanya seorang laki laki paruh baya yang menggenakan seragam berlogo rumah sakit. Ia menghampiri keempat remaja yang sedang menunggu Di depan ruang operasi.

"Permisi, maaf mengganggu waktunya. Perkenalkan saya supir ambulance yang membawa korban ke rumah sakit ini. Saya menemukan barang ini di lengan korban. Sepertinya ini sangat penting jadi saya berikan kepada anda sebagai keluarga korban." Ucap laki laki paruhbaya sembari menunjukan suatu barang.

Lalu Distir menghampiri laki-laki tersebut. Ia mengambil barang yang di tunjukanya. Sambil berkata "Terimakasih Pak"

Melihat barang tersebut, Distir terdiam sembari menggertakkan giginya. Mukanya memerah dan alisnya menurun. Tanganya mengepal barang tersebut dengan kuat. Sepertinya Distir menyadari suatu hal pada barang itu.

"Bangsattttt....!!!" Ujar Distir sambil melemparkan barang tersebut.

Praakkkkk... ( Suara benturan besi ke lantai)

"Lo udah gila nyet? Ucap Fire

Distir terdiam dengan memasang wajah marah.

Fire mengambil barang yang di lempar Distir. Rupanya barang tersebut adalah Name Tag (Pin). Lalu Fire membaca Name Tag tersebut dengan lantang "Ho-ra-Ves-per-tina-Club" "Bukan kah ini nama bengkel motor yang familiar itu?" Ucap Fire.

"Apa?! Maksud lo HORVES PEOPLES ?? Gua dengar-dengar si mereka lagi cari anggota buat membentuk komunitas motor gitu. Apa ini ada hubunganya sama kejadian Yuan?
Ucap Nugi

"Hora Vespertina itu memang benar bengkel motor. Mungkin karena banyak di tongkrongi oleh anak muda, jadi mereka membuat komunitas. Sekarang jadi HORVES PEOPLES CLUB yaitu komunitas motor, aktivitasnya paling jual beli sparepart motor, ride, dan nongkrong. Gua tau itu dari Instastory teman SMA gue. Mungkin lo bener Nug mereka lagi cari anggota karena untuk membentuk suatu komunitas yg besar mereka membutuh anggota yang banyak."

"Dis...  Apa lo mengira bahwa yang membuat Yuan seperti ini adalah bocah Horves? Ucap Regi.

"Gue yakin ini perbuatan mereka! Coba deh lo baca di balik Pin itu Fir" Ucap Distir dengan wajah kesal.

"WI-NAR-WA-LU-YA, Lo kenal orang ini?" Ucap Fire.

"Ya gue kenal. Dulu dia adek Kelas gue di sekolah. Dan seminggu yang lalu dia menawarkan gue menjadi ketua di komunitasnya" Ucap fire.

Tepat 5 tahun lalu merupakan waktu dimana Regi, Distir, Yuan, Nugi, dan Fire duduk di bangku sekolah kelas 12. Walaupun mereka teman semasa kecil akan tetapi tidak ada satu pun diantara mereka yang satu sekolahan saat itu.

Regi sekolah di SMAN favorit di daerahnya jurusan MIPA. Fire sekolah di SMKN favorit kala itu Jurusan IT. Nugi sekolah Privat jurusan Komunikasi. Yuan sekolah paket, karena sejak lulus SMP ia selalu mengikuti bisnis ayahnya. Hingga sekarang Yuan meneruskan bisnis ayahnya. Sedangkan Distir sekolah di STM (Sekolah Teknik Mesin).

Tidak seperti ke empat sahabatnya, kala itu Distir merupakan panglima di sekolahanya. Siapa yang tidak kenal dengan Distir si panglima tempur yang megang semua basis (Barisan Siswa) di sekolahnya.

Pada saat itu nyawanya sangat berharga bagi sekolah lain. Sepanjang sejarah, Distir belum pernah kalah dalam duel antar pentolan Sekolah Teknik Mesin lainya.

Hal tersebut membuat kebanggaan bagi orang yang mengenalnya. Maka tak heran jika ada siswa lain yang ingin mengenal atau di kenal oleh Distir.

Seperti Winar Waluya.

Tepat 5 tahun yang lalu Winar Waluya merupakan adik kelas Distir semasa sekolah. Winar adalah siswa yang meng-idolakan Distir. Semasa sekolah dulu ia selalu melakukan Hal gila agar di kenal oleh kakak kelasnya yaitu Distir.

Suatu ketika ia menyerang tongkrongan STM lain seorang diri saja. Berita tersebut ramai di bincangkan oleh sekolahanya bahkan sampai ke telinga Distir. Rupanya Winar berhasil membuat Distir menoleh kepadanya berkat hal bodoh yang di buatnya.

ANEKSASI PENTAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang