17

68 6 15
                                    

Seperti hari sebelumnya, Travis dan Raya berangkat sekolah berboncengan karena hari ini masih hari ke-10 mereka menjalankan Dare dari Arsen.

Mereka berdua telah sampai di parkiran sekolah. Seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian ketika mulai memasuki koridor kelas 10.

"Liat deh, Kak Travis sama Kak Raya cocok banget ya."

"Bener cuy cocok banget. Mana sifatnya sama-sama dingin."

"Gue tim Kak Travis sama Kak Raya sih daripada sama Kak Laras."

"Ohh si kakel mantan ketos itu? Yang suka caper sama cowok? Ehh upss ada orangnya tuh."

Ucapan adik kelasnya yang terakhir membuat si mantan ketos itu berbalik arah menuju ketiga adik kelasnya yang tadi membicarakan dirinya.

"Ngomong apa barusan? Masih kelas sepuluh berlagak banget."

"Kalo iri sama gue bilang, dasar anak kurang didikan orang tua."

Kalimat yang Laras lontarkan membuat salah satu adik kelasnya itu dengan berani mendorong bahu Laras sampai terhuyung ke belakang.

"Siapa lo yang berani ngehina orang tua kita? Si paling tau tapi kesannya sok tau." ucap salah satu adik kelasnya yang bernama Mila.

"Gue ketos disini kalo kalian lupa." ucap Laras dengan sengaja menekan kata ketos.

"Udah mantan ketos kalik." ucap Lily, salah satu sahabat Mila.

Karena kesal, Laras menarik kerah baju Mila sampai adik kelasnya itu berjinjit.

"Lo jangan berani-berani sama gue. Bisa aja gue hancurin hidup lo yang kasta keluarga lo lebih rendah dari keluarga gue."

"Manusia rendahan kayak lo sangat gampang gue hancurin." lanjut Laras penuh ancaman.

Kedua sahabat Mila panik melihat Mila tengah berhadapan dengan si mantan ketos itu.

Dari kejauhan Raya melihat seperti ada pembullyan. Dengan sigap, gadis itu berjalan cepat ke arah mereka.

Travis yang melihat Raya berjalan lebih mendahului pun sedikit terkejut. Pemuda itu pun ikut mengikuti kemana arah yang akan Raya tuju.

Sesampainya di sana, Raya langsung memegang kuat lengan Laras agar melepaskan tangannya dari kerah baju adik kelasnya.

"Lepas." ucap Raya penuh penekanan.

Karena tidak ada respon dari Laras, dengan terpaksa Raya mengunci pergerakan Laras. Posisi Laras membelakangi Raya dengan kedua tangan Laras dibelakang sudah diambil alih oleh Raya.

"Akhh lepas gak?! Lo berhadapan sama orang yang salah." ucap Laras meninggi.

"Emang lo siapa di sekolah ini? Mantan ketos? Cih haus jabatan banget lo." ucap Raya.

Sedangkan Travis disana hanya melihat adegan itu dengan santai tidak berniat membantu. Bukan karena tidak punya rasa kemanusiaan, toh Raya sendiri juga mampu membasmi hama itu.

"Minta maaf sama adek kelas itu." ucap Raya.

"GAK SUDI!" teriak Laras.

Mau tidak mau ia harus membuat manusia tidak tau diri ini jera. Dengan terpaksa, Raya mendorong kaki Laras dari belakang agar jatuh dengan posisi berlutut.

"Akhhh bangsat sakit! Lepasin gak!!"

Erangan Laras membuat ketiga adik kelasnya itu menatap ngeri membayangkan seberapa sakitnya itu.

"Gue udah kasih kesempatan secara halus tapi kayaknya lo minta dikasarin dulu baru mau minta maaf ke mereka." ucap Raya.

Waktu semakin berjalan. Suasana di koridor sudah lumayan ramai murid berlalu-lalang lewat. Tapi Raya tidak memperdulikan itu.

TRAVISRAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang