Shirou berpacu dengan waktu saat dia memperkuat kakinya berulang kali sampai kakinya hampir mencapai titik puncaknya. Menghindar melewati pohon demi pohon saat sosoknya menjadi kabur bagi mata telanjang manusia normal, Shirou memompa kakinya penuh dengan mana saat ototnya membengkak sangat besar karena ketegangan magis. Akhirnya, di kejauhan, Caster dengan acuh tak acuh mengoceh kata-kata horor saat dia memojokkan dan menggoda seorang anak yang akan dibantai oleh tangannya. Kemarahan Shirou naik ke ketinggian baru saat Shirou memperkuat kakinya lebih jauh. Saat menghadapi musuh yang tidak dikenal, Shirou belajar melalui pengalaman bahwa seseorang tidak boleh meremehkan mereka. Dan karena prinsip inilah Shirou membutuhkan sesuatu yang akan memberinya pembunuhan instan yang dia butuhkan untuk segera menghentikan semua kegilaan ini.
Semua jenis Noble Phantasm membanjiri pikiran Shirou karena hanya satu dari mereka yang menonjol sebagai yang paling tepat untuk skenario ini. Senjata yang dirancang untuk menargetkan satu orang dan kenyataan dibelokkan di mana kematian tidak bisa dihindari. Menyalurkan mana melalui tubuhnya, Shirou melacak tombak merah terkenal Cu Chulainn saat Noble Phantasm terwujud ke dunia. Bergegas dengan semua yang dia miliki, Shirou menarik kembali tombak merah dari belakangnya saat mana berkumpul di ujung tombak, kehadiran haus darah yang luar biasa bisa dirasakan di mana-mana di dasar hutan.
Dengan penglihatan yang diperkuat, Shirou melihat Caster berputar-putar karena terkejut dengan konsentrasi mana yang tiba-tiba saat Caster dengan cepat bereaksi dengan memanggil apa yang paling tepat digambarkan sebagai bintang laut besar di sisinya untuk melindunginya dari bahaya yang akan datang. Namun, Shirou tahu perjuangan Caster akan sia-sia dengan kekuatan senjata yang dia pegang. Memanggil nama Noble Phantasm yang membengkokkan realitas sebab dan akibat untuk memberikan luka terkutuk yang tidak dapat diubah di jantung, lengan Shirou melotot sangat besar karena ketegangan saat matanya terbuka lebar dalam konsentrasi.
Shirou menekan dirinya ke dekat tanah saat dia melompat sepuluh meter ke udara dan di atas semua pepohonan di hutan Einzbern, mengunci targetnya dengan pandangannya.
"GAE—" Shirou meneriakkan nama Noble Phantasm saat dia bersiap untuk melempar tombak milik Hound of Chulainn.
"BOLG!" Tangan Shirou melengkung ke depan saat senjata ditembakkan dengan kecepatan kilat di udara.
Ledakan sonik bergema di seluruh hutan saat gelombang kejut segera menyusul, tombak merah Lancer dalam Perang Kelima melenyapkan dan mencabut semua yang ada di jalur perangnya. Realitas berubah pada saat itu juga. Alih-alih tombak ditusuk sehingga jantung ditusuk, itu menjadi hati ditusuk sehingga tombak harus ditusuk. Urutan terbalik sebab dan akibat yang tidak mungkin menjadi kenyataan ketika antek-antek Caster semuanya terlempar ke samping oleh kekuatan Gae Bolg yang membakar, kekuatan yang setara dengan perisai legendaris Aias the Great, Rho Aias.
Dengan akurasi tepat yang menghasilkan kematian yang tak terhindarkan, Gae Bolg, tombak berduri yang menusuk kematian, menyerang jantung Caster tanpa kesulitan saat darah Servant mengalir dengan mantap ke batang merah.
Caster menutup dan membuka kembali mulutnya beberapa kali saat dia menatap ke depan dengan kaget saat Shirou akhirnya mendarat di tanah hutan tanah. Shirou tidak diberi waktu untuk melihat apa yang terjadi ketika seolah-olah oleh reaksi kimia, tubuh Caster tiba-tiba meledak, menutupi pepohonan dan dedaunan di sekitarnya dalam api.
Gae Bolg segera kembali ke mana dengan kekuatan ledakan saat Shirou melindungi matanya dari cahaya ledakan yang tak terduga. Hanya butuh sepersekian detik untuk ledakan berakhir saat Shirou melepaskan lengan pelindungnya dari garis pandangnya. Caster tidak lagi terlihat di mana pun di sekitarnya dan Shirou juga tidak bisa lagi mencium bau busuk yang dipancarkan oleh Servant. Aman untuk menyimpulkan bahwa Caster secara resmi tersingkir dari Perang Grail, dengan demikian, tidak lagi hidup di zaman sekarang ini.
