The Blood

145 19 0
                                    

Happy Reading!
😊
-------

Darah terus menetes membasahi kasur putih, yang kian membuatnya berwarna merah. Aroma manis anyir darah tercium---memenuhi kamar bernuansa babyblue.

Didepannya ada sebuah foto yang memperlihatkan gadis kecil yang manis, dengan lesung dikedua pipinya. Diusapnya foto itu dengan gemetar.

"Ly....maafin daddy." Serak parau suaranya meminta maaf pada sesosok gadis kecil yang berada didalam foto.

Luka yang berada ditangannya, tidak membuatnya kesakitan, meskipun lukanya mengenai nadinya. Tak ia hiraukan darah yang terus menetes keluar---dari pergelangan tangannya itu.

Sesak yang kini ia rasakan, jauh dilubuk hatinya ia berdoa untuk dipertemukan dengan putrinya. Meskipun cara ia mati ini salah.

Bertahun-tahun ia hidup, bukan kebahagiaan yang ia berikan untuk sang tuan putri yang harusnya menjadi cinta terakhirnya. Kekerasan fisik dan mental pada putrinya ia torehkan akibat kebodohannya selama ini.

Bahkan, dengan teganya ia menghina putrinya yang masih kecil itu. Putrinya belum mengerti apa apa selain sebuah kasih sayang yang harusnya ia dapatkan. Tangan ini, tangan ini yang sudah membunuh putrinya sendiri dengan keji!

Mulut ini, mulut yang sudah berani menghina dan mengatakan hal yang menjijikan untuk putrinya! Tak ada seruan balasan yang ia terima dari putrinya. Putrinya masih begitu kecil, ia belum mengerti tentang dendam.

Berdosa lah ia, menelantarkan anugrah dari sang pencipta. Begitu hina ia mati dengan bunuh diri sebelum ajal menjemputnya.

Hidupnya sudah penuh akan dosa! Lantas, apa yang harus ia lakukan?

"Maaf..."

Berkali kali ia ucapkan kata maaf pada foto sang putri, tak ada balasan. Hanya sebuah foto yang ia ajak berbicara. Putrinya sudah pulang, kembali kepangkuan tuhan menyusul sang ibunda. Adakah kata memaafkan yang ia dengar?

Tidak! Semua sudah terlambat!

Ia benar-benar menjadi manusia bodoh yang mati dalam sebuah penyesalan.

"Daddy, ly boleh peluk daddy?"

"Dad, dada ly sesek! Ly gak bisa bernafas dad!"

"Ly cuma minta daddy peluk ly."

"Daddy...."

"Daddy...."

"Daddy...."

Suara merdu itu terngiang dikepalanya, kian menyesakan rongga dadanya. Hancur, ia hancur dalam kubangan penyesalan!

Dalam kekaburan, ia melihat siluet sang putri yang membawa boneka panda. Melambaikan tangan kearahnya dengan sebuah senyuman. Senyuman kebahagiaan yang tak pernah ia lihat.

"Ly... Maafin daddy." pandanganya mulai menggelap. Dari balik siluet sang putri, ia melihat wanita yang dicintainya. Mendekap tubuh sang putri seraya tersenyum penuh ketenangan.

"Ly sayang daddy! Ly udah maafin daddy!" Dengar? Suara lembut putrinya menyapa pendengarannya. Ia terkekeh di antara hidup dan matinya.

-------
16 November 2024
18.15

Baru prolog guys!

Hii, aku kembalii setelah 2 tahun menghilang. Wih, kang ghosting nih othor. Jahat banget :( Tapi jujur yaa, setelah aku gak nulis, aku hampaaa, sempet pindah ke bidang lain yaitu gambar tradi sama digital terus melukis jugaa, tapi yahh sama aku bosen.

Perfect Daddy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang