"Kau ada janji latihan dengan Jeongin hari ini?"
Felix menggeleng, menaruh buku yang dibacanya kembali ke rak demi mendengarkan ucapan Chan yang memantik pembicaraan. "Kukira kau mengontrol semua jadwalku."
"Aku seorang pemimpin, Felix. Bukan diktator."
Felix mengendikkan bahu, "Tidak terlalu terlihat perbedaannya."
"Jadi, kau senggang untuk sisa hari ini?"
"Kurasa begitu, kenapa?"
"Aku perlu mengajakmu ke suatu tempat."
Felix seketika itu juga terlihat lebih bersemangat. "Apa aku akhirnya akan mendapatkan misi lapangan?"
"Bisa dibilang begitu. Ini untuk pembelajaranmu."
"Apa saja yang harus kupersiapkan? Siapa teman setimku? Bagaimana kondisi perimeternya?"
Chan tertawa kecil. "Oh, bukan. Ini bukan pembelajaran yang sepertu itu. Masih terlalu beresiko untuk menerjunkanmu ke misi lapangan, bahkan meski aku sudah melihat perkembanganmu selama ini. Kita hanya akan menemui seseorang."
"Orang penting?"
"Bagaimana kau menebaknya?"
"Bahasa tubuhmu. Kau seakan mengkhawatirkan sesuatu."
Chan mengangkat alis. "Apa Jeongin mengajarimu itu juga?"
"Hyunjin. Dia bilang mempelajari ini akan berguna."
"Hyunjin itu pintar. Kalian sedekat itu?"
Yang lebih muda mengangguk tanpa ragu. "Hyunjin adalah tempat nyamanku di kelompok ini."
"Lalu bagaimana denganku?" Chan sebenarnya setengah bercanda menanyakannya. Dia juga tak begitu peduli apakah Felix memandangnya seperti dia memandang Hyunjin atau tidak. Namun tak disangka pemuda itu nampaknya menimbang kalimatnya dengan serius.
"Kau?" Kali ini Felix berpikir sejenak. "Kau suaka-ku. Kau seperti... rumah."
Chan meledak tertawa. "Rumah macam apa yang membuatmu belajar membunuh dan meracik narkoba?"
Felix tersenyum lebar, mengimitasi tawanya. "Hei, aku tidak banyak pilih-pilih. The starved will eat anything, afterall."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zemblanity +Chanlix
FanficMasuknya Felix, seorang pembunuh berantai ke penjara, mengubah pandangan Chan tentang hidup.